Dipermalukan

25 4 0
                                    

Di sebuah kediaman mewah nan indah, terlihat seorang gadis cantik sedang sibuk berkutat dengan alat kecantikannya di meja rias. Ia terus menambahkan bedak berwarna putih di wajah dan lehernya yang mulus sampai benar-benar menutupi warna kulit aslinya. Tak sampai di sana, gadis itu tidak lupa menggunakan pewarna berwarna merah terang di bibir mungilnya yang semerah cerry. Masih ada yang kurang, ia juga melukis gambar kecil di dahi dan ujung alisnya sebagai pelengkap dengan menggunakan tinta merah dan emas.

Setelah selesai, ia menatap cermin untuk memastikan hasil riasannya. Ia kemudian tersenyum dan melanjutkan kegiatannya. Menyanggul rambut, memasang perhiasan, anting, dan kalung.

"Selesai."

"Dengan ini, maka tidak ada lagi pria bajingan yang akan melihatku seperti dulu mereka menatapku," lanjutnya. Saat sedang menatap pantulan dirinya di cermin, tiba-tiba suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Nona Ling, apa Anda ada di dalam?" Suara pria terdengar dari arah luar.

"Ya!" Jawabnya setengah berteriak.

"Nona, Master Ling memanggil Anda ke ruangannya," ujar orang itu.

Ling Zhui sedikit terkejut mendengarnya. Tumben sekali ayahnya memanggilnya.

"Baik, aku akan segera ke sana!" Jawabnya.

Ling Zhui segera bersiap, kemudian keluar untuk menemui ayahnya. Ia keluar dari halaman rumahnya yang bersebelahan dengan gedung perguruan. Rumahnya memang tidak terlalu mewah, namun ayahnya sengaja melakukan itu agar tidak menarik perhatian pencuri.

Kekayaannya tidak berbentuk usaha atau bisnis manapun, melainkan dari jumlah luas tanah, pemasukan dari toko ayahnya yang disewa pedagang, dan iuran bulanan dari masing-masing murid yang jumlahnya ribuan. Tak heran, perguruan ayahnya adalah yang terbesar ke-empat di Kekaisaran Han. Sudah tentu yang bersekolah di tempat ini rata-rata adalah anak yang berasal dari keluarga berada. Dan dalam satu bulan saja, pemasukan yang didapat sangat cukup untuk hidup selama 2 tahun di ibu kota.

Ling Zhui memasuki halaman utama perguruan yang luas, sambutan pertama yang ia dapatkan adalah tatapan mata dari banyak murid yang sedang bersantai di jam istirahat. Ia berusaha mengabaikan semua itu dan tetap fokus berjalan.

Langkah kakinya berhenti saat dua orang pria menggunakan seragam perguruan menghadangnya dengan tatapan meremehkan. Mereka melipat kedua tangan di dada sambil terus memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Salam, nona Ling. Lama tak melihatmu," ucap pria yang lebih tinggi. Alisnya rapi, hidungnya sangat mancung dan memiliki mata sipit.

"Mau apa kalian?" Gadis berwajah putih bedak itu bertanya dengan nada tak bersahabat seraya menatap satu per satu dari mereka dengan tatapan tajam.

"Ah, bukan apa-apa. Kami hanya sedikit menyapa. Bukankah begitu, Wen?" Ia menyenggol siku temannya yang bertubuh tegap, besar dan tinggi. Raut wajahnya lebih tegas, ditambah dengan bekas luka yang memutus alisnya. Terlihat seperti bandit pasar, pikirnya.

"Ya. Karena kami mendengar sesuatu yang kurang mengenakkan pagi ini tentang kau dan sahabat kami," kata pria yang disebut Wen itu. Ling Zhui tahu siapa pria itu. Dia adalah cucu dari keluarga bangsawan tingkat menengah, Wen Jinan. Berasal dari klan bermarga Wen yang masih memiliki hubungan darah dengan salah satu selir kaisar.

Pemuda tinggi bernama Zheng Yihao itu mengangguk mengiyakan. Lalu menatap jijik ke arah Ling Zhui. Dia agak berbeda dari Wen Jinan, bukan berasal dari keluarga bangsawan. Namun, ayahnya adalah pedagang kaya raya di Kekaisaran Han, sehingga dia bisa mendapatkan teman seperti Wen Jinan yang terkenal sangat memilih-milih dalam pertemanan.

"Benar. Kau sama sekali tidak pantas bersama sahabat kami," cerca Zheng Yihao pedas, bak ayam panggang rica-rica level 100. Mulutnya memang seperti perempuan.

Gadis itu semakin heran. Mereka datang dan sembarangan menyebutnya tidak pantas bersama sahabat mereka. Sahabat yang mana? Ia bahkan tidak kenal.

"Tapi maaf, aku sama sekali tidak kenal dengan sahabat kalian dan tidak tertarik padanya," balasnya cuek.

"Kau jangan pura-pura tidak mengenalnya. Sudah jelas kau sangat tergila-gila padanya. Dasar gadis munafik!" Mereka berdua tertawa keras di hadapan gadis itu.

Ling Zhui melihat ke sekeliling, bisa dilihatnya bahwa banyak murid-murid sedang berbisik-bisik sambil melihatnya yang dihadang tepat di tengah halaman utama. Tangannya terkepal erat, ia menatap tajam ke arah dua orang itu.

"Jaga mulut kalian!" Jari telunjuknya terangkat tepat di depan wajah Wen Jinan yang lebih tinggi darinya.

Wen Jinan berjalan maju ke arah Ling Zhui dengan tatapan menantang, sedangkan Ling Zhui sendiri perlahan mundur tanpa melepaskan pandangan matanya yang juga tak kalah nyalang.

Langkah pria itu berhenti tepat di hadapan Ling Zhui. Dia menarik sudut bibirnya meremehkan.

"Apa kau yakin tidak mengenal sahabat kami? Dia adalah murid terhebat master di perguruan ini dan cucu dari jenderal perang pangkat tinggi," katanya dengan bangga. Begitulah Wen Jinan, dia akan sangat bangga dan sombong saat memiliki teman yang menyandang status sosial tinggi.

"Cucu jenderal?" Tanyanya bingung. Ia berfikir sejenak. Ia belum pernah mendengar ada seorang cucu jenderal yang bersekolah di sini. Tapi, tunggu dulu. Murid terhebat? Apa mungkin? Han Feng Juan?

"Han Feng Juan?" Tanyanya memastikan.

"Benar sekali," sahut Zheng Yihao dari belakang.

"Apa hubungannya aku dan Han Feng Juan?" Gadis itu menatap heran. Aneh sekali mereka ini, kabar kurang mengenakkan katanya? Kabar apanya! Sudah jelas ini masih pagi, tapi mereka berdua sudah bergosip.

"Lupakan. Biar ku tebak. Pasti kau akan menemui ayahmu, kan?" Ujar Zheng Yihao.

"Benar. Bagaimana kalian bisa tahu?"

"Kau tidak perlu tahu tentang itu. Tapi ingat! Kau harus menolak dan tidak boleh menerima tawaran dari Master Ling. Kau seharusnya sadar, kau sangat tidak pantas bersama dengan Han Feng Juan! Dia itu adalah calon kaisar. Bahkan untuk menjadi selirnya saja kau tidak pa...."

PLAK!!

Ucapan Zheng Yihao terhenti kala satu tamparan keras mendarat di pipinya, yang sampai membuatnya memalingkan wajah sangking kerasnya tamparan tersebut.

"Ssshh..!"

Zheng Yihao meringis sembari memegangi pipinya yang terasa nyeri. Ia menatap sekeliling sambil menahan rasa malu kala melihat semua murid memusatkan perhatian padanya sambil tertawa dan berbisik-bisik. Ia kemudian menatap tajam gadis bedak di hadapannya yang tengah menatap dirinya dengan sengit. Apa-apaan dia ini!

"Apa yang kau lakukan, bodoh!" Bentaknya keras. Gadis jelek ini sudah mempermalukannya.

"Dengar! Aku tidak tahu apapun untuk saat ini, dan aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan sedari tadi! Mengenai aku dan Han Feng Juan!" Bentak Ling Zhui tak kalah keras. Dengan kesal ia langsung pergi begitu saja melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena mereka.

"Hei kau! Ingat! Kau itu tidak pantas!" Wen Jinan berteriak keras dengan marah. Ia tidak terima temannya ditampar secara tidak terhormat seperti tadi. Benar-benar memalukan!

Saat pergi dari halaman, mereka justru mendapatkan tertawaan dan bisikan kecil dari murid lainnya. Malu, sangat malu. Awas saja kalau sampai gadis bedak itu menerima tawaran Master Ling.

Painful Darkness Until The End Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang