"Harta apa?" Pada awalnya Tzuyu tampak kebingungan. Namun, begitu tersadar, ia secara spontan langsung menunjuk ke arah bagian bawah Jungkook. "Oh, maksudnya yang itu, ya?"
Ya, Tuhan!
Seketika saja Jungkook merasa wajahnya memanas. Jungkook yakin saat ini pipinya pasti sudah semerah kepiting rebus. Namun, Bisa-bisanya gadis ini malah makin terang-terangan menatap celana Jungkook. Senyum bahkan terpatri di wajah Tzuyu. Tidak ada sedikit pun raut malu atau canggung yang diperlihatkannya.
Seriusan, deh!
Sebenarnya apa yang ada dipikiran gadis ini?!
***
"Hei, Chou Tzuyu, kau tidak seharusnya menatap seperti itu!" tegur Jungkook.
"Ya, maaf deh, tapi kamu sendiri yang duluan memancing pembicaraan ke arah sana."
Jungkook mendengkus. "Mari lewatkan ini," ujarnya. Sungguh ia merasa lelah dengan perdebatan tidak penting ini. Jadi, ia akan lanjut ke pembahasan sebelumnya. "Intinya, kamu gak seharusnya marah padaku ketika yang memulai semua kekacauan ini adalah dirimu sendiri."
Tzuyu terperangah. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya. Pria ini sungguh pandai sekali memutarbalikan fakta.
"Apanya? Jelas-jelas kamu yang duluan cari masalah."
"Memang benar bahwa kamulah yang bersalah."
"Wah, hebat sekali! Sekarang kamu malah jadi playing victim." Tzuyu membuka mulutnya, lalu mendengkus. Ia tidak menyangka kalau Jungkook akan balik menyalahkannya seperti ini.
"Kamu yang playing victim." Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kamu mendorongku hingga jatuh terjerembab di tanah penuh lumpur kotor sialan itu."
"Aku mendorongmu karena kamu duluan menjambak rambutku. Itu murni tindakan refleks yang kulakukan sebagai bentuk perlindungan diri. Aku tidak akan melakukan tindakan buruk apapun padamu jika kamu tidak lebih dulu mengusik."
"Aku juga pasti tidak akan mengusikmu jika kamu tidak bertingkah layaknya seorang pria amoral."
Jungkook mengernyit, "Bicara apa sih kamu, Chou Tzuyu?"
"Aduh, jangan pura-pura lupa deh! Aku gak bakal ketipu soalnya."
"Siapa yang pura-pura lupa? Kamu terus saja melantur tidak jelas. Memangnya kapan aku melakukan tindakan yang kamu tuduhkan itu."
Tzuyu mendelik. Sekarang ini ia merasa sangat ingin mengamuk. "Bisa-bisanya kamu masih bertanya seperti ini!" Amarahnya berkobar cepat. Dengan berapi-api ia mencecar Jungkook, "Menatap tubuh seorang gadis dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan cara seperti itu, apa hal itu bisa dibilang normal? Kamu bahkan terang-terangan mengatakan meminta aku menyerahkan tubuh sebagai ganti rugi."
Sejenak Jungkook hanya terdiam.
Ia memicingkan mata. "Kamu tidak sungguhan berpikir ke arah yang seperti itu 'kan?""Kalo iya memangnya kenapa? Sudah jelas kau mencoba melakukan sexual harassment padaku." sungut Tzuyu.
Jungkook menghela napas. Ia merasa tidak pernah melakukan hal yang Tzuyu tuduhkan tersebut.
"Ya ampun..." Ia menggelengkan kepala, kemudian tertawa geli sambil menatap Tzuyu. "Padahal aku tidak meminta ganti rugi dalam artian seperti itu.""Berhenti berdalih! Tatapanmu pada tubuhku sudah sangat cukup untuk menjelaskan segalanya."
"Aku menatapmu seperti itu karena berpikir kau punya tubuh yang sehat. Cukup sehat untuk sekadar membantuku membawa banyak barang atau melakukan lebih banyak kegiatan bersih-bersih. Ganti rugi seperti itu yang kumaksud." Setelah penjelasan panjang tersebut, Jungkook berdecak.
Awalnya Tzuyu tidak percaya. Namun, setelah dipikir lagi, alasan Jungkook bisa dibilang masuk akal juga, sih.Kini Tzuyu bungkam. Ia hanya menatap ke arah tanah.
Sementara itu, Jungkook malah tertawa. "Wah, ternyata pikiranmu kotor sekali, ya, Tzuyu," ledeknya pada Tzuyu.
Menyadari bahwa sedari tadi ia hanya salah paham, Tzuyu memalingkan wajahnya. Sumpah, dia merasa sangat malu sekarang. Terlebih jika mengingat segala kekonyolan yang telah dilakukannya. Bisa-bisanya dia memikirkan hal semacam itu.
Duh, sepertinya Tzuyu memang harus berhenti membaca Wattpad. Hobinya membaca cerita-cerita yang kebanyakan bertema badboy itu membuat tingkat halunya semakin menjadi-jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
FanfictionJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...