PART 42

44 11 0
                                    

Namun, ketika Tzuyu merasa pria itu sudah berada tepat di belakangnya, sebuah suara keras tiba-tiba memecah keheningan malam.

"Chou Tzuyu!"

Suara itu bergema dengan tegas, menarik Tzuyu keluar dari ketakutannya. Tzuyu berhenti melangkah, dadanya berdegup kencang, tapi kali ini bukan karena ketakutan. Dia mengenali suara itu. Dengan napas yang tertahan, dia menoleh ke belakang dan melihat sosok yang tidak asing sedang berlari ke arahnya.

"Jungkook?" bisiknya pelan.

Jungkook berlari dengan cepat, napasnya tersengal-sengal. Wajahnya terlihat serius, seakan-akan dia baru saja menyelesaikan maraton hanya untuk menemui Tzuyu. Perasaan lega langsung memenuhi hati Tzuyu. Semua ketegangan yang ia rasakan sebelumnya seakan menghilang begitu saja melihat Jungkook mendekat.

Pria berhoodie hitam yang tadi mengikutinya tampak terkejut oleh kemunculan tiba-tiba Jungkook. Langkahnya terhenti. Dia tampak ragu sejenak, seolah sedang memutuskan apakah harus maju atau mundur. Namun, sebelum pria itu bisa melakukan apa pun, Jungkook sudah berada tepat di depan Tzuyu. Tanpa ragu, Jungkook meraih tangan Tzuyu dan menariknya ke dalam pelukannya, melindunginya dari pria yang tampak mencurigakan itu.

"Siapa kamu?! Apa yang kamu inginkan?" Suara Jungkook terdengar tajam dan penuh amarah, sorot matanya dingin saat menatap pria misterius itu.

Pria berhoodie itu tidak menjawab. Dia hanya menatap balik Jungkook dengan ekspresi datar, seolah tidak terpengaruh. Beberapa detik berlalu dalam keheningan yang tegang, sebelum pria itu akhirnya memutuskan untuk mundur. Tanpa sepatah kata pun, dia berbalik dan berjalan pergi, menghilang ke dalam kegelapan malam.

Tzuyu masih terengah-engah, tubuhnya sedikit gemetar akibat adrenalin yang mengalir deras. Rasa takut yang tadi mencekamnya perlahan-lahan mulai mereda, digantikan dengan rasa aman. Dia masih dalam pelukan Jungkook, berusaha menenangkan diri. "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanyanya dengan suara yang masih gemetar.

Jungkook menghela napas. Setelah memastikan pria itu benar-benar pergi, dia berbalik menatap Tzuyu dengan ekspresi yang penuh kekhawatiran. "Aku gak bisa tenang membayangkan kamu pulang sendirian. Aku khawatir sesuatu akan terjadi, jadi aku memutuskan untuk membatalkan pertemuan dengan temanku dan langsung mengejar kamu," jawabnya, suaranya terdengar tulus dan penuh perhatian.

Tzuyu merasa dadanya dipenuhi berbagai emosi yang campur aduk—kelegaan, terimakasih, dan sesuatu yang hangat mulai tumbuh di dalam hatinya. Rasa syukur membanjiri dirinya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Jungkook tidak muncul tepat pada waktunya. Pelukan Jungkook terasa menenangkan, seolah dia adalah perlindungan dari semua rasa takut yang tadi menghantuinya.

Jungkook mengusap kepala Tzuyu lembut. "Mulai sekarang, aku gak akan biarin kamu pulang sendirian lagi. Aku akan selalu nganterin kamu pulang, apa pun yang terjadi."

Kata-kata Jungkook itu menggema dalam hati Tzuyu. Dia menatap wajah Jungkook yang masih penuh perhatian, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih, Jungkook. Aku... aku gak tahu harus bilang apa," ucapnya terbata-bata, matanya berkaca-kaca karena rasa syukur.

Jungkook tersenyum hangat. "Aku cuma mau kamu aman," jawabnya dengan lembut.

Tzuyu merasa lebih tenang sekarang. Rasa takut yang mencekam sebelumnya telah hilang sepenuhnya, digantikan dengan perasaan nyaman dan aman. Malam itu, Tzuyu merasakan ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang membuatnya tidak ingin melepaskan Jungkook dari sisinya.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan bersama, berjalan beriringan dalam keheningan malam yang kini terasa lebih hangat. Jungkook memastikan langkahnya tetap di samping Tzuyu, selalu menjaga jarak yang dekat.

Ketika mereka tiba di depan gerbang rumah Tzuyu, keduanya berhenti. Jungkook menatap Tzuyu sekali lagi, memastikan bahwa dia benar-benar baik-baik saja. "Aku akan pastikan kamu selalu aman, Tzuyu," katanya dengan suara yang penuh janji.

Tzuyu hanya bisa tersenyum penuh rasa syukur. "Terima kasih, Jungkook. Aku gak tahu apa yang akan terjadi tadi kalau tidak ada kamu."




 IS THIS LOVE? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang