PART 3

696 209 97
                                    

"Silakan masuk. Acara ini akan segera dimulai!" ucap Jungkook setelah ia berhasil membuka pintu ruang auditorium. Sebisa mungkin Jungkook berusaha memberi senyum termanis dan mengendalikan emosinya di hadapan semua orang.

Jungkook akan membuat perhitungan pada Chou Tzuyu begitu acara ini selesai. Ia akan melampiaskan semua amarahnya pada gadis bodoh itu nanti.

***

Sepeninggal Jungkook, Tzuyu tetap berdiri mematung di tempatnya. Bahkan setelah teras depan auditorium sepi karena semua orang sudah memenuhi ruang bagian dalam auditorium, ia masih tetap berdiam di sana sembari menundukan kepala.

Tzuyu menangis.

Sebut saja ia cengeng, dia tidak peduli. Ini memang bukan yang pertama kali, Tzuyu sudah sering mengalami hal seperti ini. Dimaki di muka umum adalah hal yang terlalu biasa untuknya, tapi tetap saja, kenyataannya ia tidak bisa bertingkah seakan semuanya baik-baik saja. Ia tetap tidak bisa membendung air matanya agar tidak tumpah dengan begitu mudah.

Tzuyu tahu bahwa ini semua terjadi karena kesalahannya sendiri. Ya, ia sadar betul akan hal itu. Ia pun pasti akan melakukan hal yang sama jika ia berada di posisi yang sama seperti Jungkook. Namun, Tzuyu tak bermaksud untuk mengacaukan segalanya.

Demi tuhan, ia sungguh tidak memilili niat sedikitpun melakukan hal itu. Ini semua di luar perkiraannya. Tzuyu memang tidak setuju saat Jimin menitipkan kunci auditorium padanya. Ia bersikeras menolak meski Jimin terus membujuknya. Namun, pada akhirnya ia memberi persetujuan.

"Oh, ayolah kau hanya perlu membawa kuncinya nanti!"

"Itu tidak begitu sulit."

"Kau pasti bisa melakukannya, Chou Tzuyu!"

"Dan siapa tahu setelah ini orang-orang akan berhenti menganggapmu sebagai biang masalah?"

Ya, itulah serangkaian kalimat yang sebelumnya diucapkan Jimin yang sukses membuat Tzuyu memutuskan untuk menyetujui permintaan Jimin. Sekarang ia benar-benar menyesali tindakannya. Seharusnya ia tetap bersikukuh menolak permintaan Jimin sampai akhir. Bodohnya ia karena berpikir bisa melakukannya!

***

"Mianhae," lirih Tzuyu begitu Jungkook keluar dari dalam ruang auditorium. Namun, Jungkook hanya melewatinya begitu saja.

"Aku benar-benar menyesal telah melakukannya!" Tzuyu menjelaskan dengan sungguh-sungguh, tapi masih juga tak mendapat jawaban.

Karena kesal akibat ucapannya tadi yang tidak dihiraukan sedikitpun, Tzuyu meneriaki Jungkook, "Hei, Jeon Jungkook, kau mendengar tidak, sih?" Jelas saja apa yang dilakukan Tzuyu membuatnya langsung menjadi pusat perhatian. Semua orang kini menatap ke arahnya.

Oh, tidak.

Tzuyu meringis menyadari hal tersebut. Namun, mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi. Ya, dia sudah terlanjur mempermalukan dirinya sendiri dihadapan para murid baru. Jadi sekalian saja, toh cepat atau lambat mereka juga pasti akan mengetahui seberapa memalukannya kakak kelas mereka yang bernama Chou Tzuyu ini.

"Ya, kau mau ke mana, Jeon Jungkook? Jeon Jungkook, dengarkan aku! Aku minta maaf!" Teriakan Tzuyu makin lantang melihat orang yang sedari tadi diteriaki tetap melangkahkan kaki menjauh seakan ia tuli, atau sebenarnya dia memang tuli. Ya, itulah yang terbersit di benak Tzuyu saat Jungkook tak kunjung merespon.

Namun, sepertinya ia salah karena Jungkook akhirnya membalikan badan menghadap Tzuyu. Ralat, hanya menolehkan kepala saja. Seharusnya itu sudah cukup untuk membuat Tzuyu lega mengingat upaya yang dilakukannya untuk membuat Jungkook menghiraukannya tadi tidak mudah. Namun bukannya lega, Tzuyu malah merasa kecemasan dan ketakutannya bertambah.

Bagaimana ia bisa tidak merasa seperti itu, jika saat ini Jungkook sedang menatapnya dengan pandangan yang sangat sulit untuk Tzuyu artikan. Wajah lelaki itu tampak begitu dingin dan datar.

Tzuyu benar-benar tidak dapat membaca apa yang sedang di pikirkan Jungkook saat ini. Bukan berarti Tzuyu punya kemampuan khusus, hanya saja setidaknya ia bisa sedikit saja menerka isi pikiran Jungkook jika pria itu tidak menampilkan raut wajah sedatar jalan raya yang baru saja di aspal.

Alih-alih mengucapkan kalimat yang sudah tersusun rapi di mulutnya, Tzuyu malah berdiri diam di tempat seperti tiang listrik. Tzuyu memasang alarm siaga satu di otaknya karena entah bagaimana tiba-tiba saja situasi di tempat ini berubah menjadi begitu mencekam. Tzuyu menatap Jungkook was-was. Ia menantikan kalimat apa yang akan di ucapkan atau hal gila apa yang mungkin dilakukan Joongkook nanti.

"Maaf?!"

Pertanyaan sinis itulah yang akhirnya keluar dari mulut Jungkook.

Ya, memangnya apa lagi yang bisa diharapkan Tzuyu. Mustahil bukan, jika Jungkook langsung memaafkannya begitu saja?

Jungkook menarik satu sudut bibirnya ke atas, membentuk sebuah senyum sinis. "Kenapa aku harus memaafkanmu?"

Tzuyu kebingungan sendiri harus menjawab apa. Suara Jungkook terdengar begitu dingin di telinganya, hingga ia merasa otaknya membeku seketika, membuatnya tak bisa berpikir dengan benar.

 IS THIS LOVE? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang