Tzuyu tak bisa menemukan kata-kata. Di satu sisi, pengakuan Jungkook membuatnya senang—ia merasakan kehangatan yang aneh di dalam dadanya. Di sisi lain, ia masih belum siap untuk memberikan jawaban. Perasaannya terhadap Jungkook memang sudah berubah, tapi ia belum yakin apakah yang dia rasakan ini memang benar sesuatu yang orang-orang sebut sebagai cinta.
Tatapan mereka bertemu, dan di sana, dalam keheningan itu, ada banyak hal yang tersampaikan tanpa harus diucapkan. Tzuyu tidak bisa langsung menjawab, tapi Jungkook tampaknya mengerti. Dia tidak memaksa Tzuyu untuk segera merespons, melainkan hanya menatapnya dengan penuh pengertian.
"Aku gak mengharapkan jawaban sekarang, Tzuyu," kata Jungkook dengan senyum lembut. "Aku hanya ingin kamu tahu perasaanku. Apapun yang kamu rasakan, aku akan terima. Hal terpenting buatku adalah kamu tahu bahwa aku akan selalu ada buat kamu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap berada di sisimu."
Tzuyu terdiam sejenak, tampak berpikir. Ia mengangguk pelan, menatap ke arah meja dengan raut wajah yang lebih tenang. "Hm, begitu ya." Suaranya sedikit berbisik, seolah mencoba mencerna hal yang baru saja diungkapkan Jungkook.
Tiba-tiba, Tzuyu mengangkat kepala dan melontarkan sebuah pertanyaan yang tidak pernah Jungkook duga sebelumnya.
"Menurutmu apa itu cinta?" Tzuyu menatap langsung ke mata Jungkook, membuat suasana yang semula tenang berubah menjadi lebih tegang.
Seketika, otak Jungkook seperti kehilangan fungsinya. Ia terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Bibirnya terbuka, tapi tak ada kata-kata yang keluar. Pertanyaan Tzuyu begitu sederhana, tapi entah mengapa rasanya begitu sulit untuk dijawab.
Tzuyu yang menyadari diamnya Jungkook mengangkat alisnya, dan kembali mendesak dengan pertanyaan yang sama. "Jeon Jungkook, kenapa hanya diam saja? Jadi, apa definisi cinta itu bagimu?"
Wajah Jungkook masih terpaku, sementara pikirannya berputar-putar mencoba merangkai jawaban yang tepat. Namun, kata-kata itu tidak kunjung muncul, membuat keheningan semakin panjang.
Akhirnya, Jungkook hanya bisa mengeluarkan tawa kecil yang canggung. "Tzuyu, itu… pertanyaan yang agak susah untuk dijawab, ya?" katanya dengan nada setengah bercanda untuk menutupi fakta bahwa di dalam hatinya, ia benar-benar terguncang oleh pertanyaan itu. Mengingat ini adalah kali pertama ia menyukai seseorang secara romantis, hal yang ditanyakan Tzuyu tadi jelas terasa begitu sulit untuk ia tanggapi.
Tzuyu tersenyum jahil, merasa sedikit puas karena berhasil membuat Jungkook kehilangan kata-kata. "Aku cuma penasaran. Kamu 'kan bilang suka sama aku, jadi aku ingin tahu bagaimana kamu mendefinisikan cinta."
Jungkook menarik napas panjang, lalu mencoba mengembalikan kendali atas pikirannya. Ia menatap Tzuyu dengan serius, mencoba mencari jawabannya di dalam hati.
"Cinta, ya? Hm, menurutku, itu adalah perasaan di mana kamu ingin seseorang bahagia, apapun yang terjadi. Bahkan kalau itu berarti kamu harus berkorban atau menunggu untuk waktu yang tak terhitung lamanya," kata Jungkook perlahan, kata-katanya terdengar lebih yakin kali ini. "Dan ketika aku bilang aku suka kamu, itu berarti aku siap untuk melakukan hal-hal yang membuat kamu bahagia. Itu definisiku mengenai kata cinta."
Tzuyu terdiam mendengar jawaban tersebut. Tatapan mereka kembali bertemu. Kali ini ada sesuatu yang lebih dalam tersirat di antara mereka ketika saling berbagi senyum.
Sesaat, keheningan itu terasa penuh makna. Meskipun Tzuyu tidak langsung memberi jawaban, Jungkook menyadari bahwa ia telah mendapatkan jawabannya.
Cinta tidak harus selalu tentang jawaban yang cepat dan pasti. Terkadang, cinta adalah tentang memahami, memberi ruang, dan membiarkan perasaan itu tumbuh seiring waktu.
—SELESAI—

KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
Fiksi PenggemarJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...