"Aku setuju," ucap Tzuyu. "Lain kali, aku akan mentraktirmu lagi. Ayo kita makan Tteokbokki di sini nanti."
Sebuah senyuman merekah di bibir Tzuyu yang kemudian disambut Jungkook dengan tatapan hangat. Keduanya pun lanjut bicara, kali ini obrolan mereka terasa lebih santai dari biasanya. Tidak ada perdebatan atau argumen yang sengit. Hanya ada pemahaman dan kompromi. Mereka hanya berbagi cerita sambil menikmati makanan. Sesekali sebuah candaan ringan juga terlempar di antara mereka.
Perlahan tapi pasti, suasana canggung yang biasa hadir di antara mereka mulai mencair. Hal ini membuat Tzuyu merasa nyaman. Ia bahkan melupakan fakta bahwa saat ini malam sudah semakin larut.
***
"Apa? Dompetmu hilang?" Jungkook bertanya dengan nada terkejut, sementara Tzuyu memeriksa tasnya panik.
"Iya, sepertinya begitu," jawab Tzuyu dengan wajah pucat. "Aku benar-benar tidak tahu di mana dompetku. Seingatku tadi sore itu masih ada di dalam tas."
"Apa sudah kau periksa dengan benar?"
Pertanyaan Jungkook tadi seketika mengubah raut cemas Tzuyu menjadi kesal. "Tentu saja. Mana mungkin aku bohong," hardiknya.
"Lalu bagaimana cara kita membayar Tteokbokki ini?" tanya Jungkook.
"Pakai uangmu saja dulu. Besok pasti akan ku ganti."
"Masalahnya aku tidak bawa uang sepeserpun."
Tzuyu mendelik. "Lelucon itu sama sekali tidak lucu."
"Ya, tentu saja tidak lucu, karena aku memang tidak sedang melawak. Apa menurutmu aku akan minta ditraktir jika sedari awal memang punya uang?"
Pertanyaan sinis Jungkook tersebut membuat Tzuyu bungkam. Sejenak keheningan canggung menyelimuti mereka. Pandangan Jungkook beralih ke arah penjual Tteokbokki yang sedang melayani pelanggan lain, sementara Tzuyu menggigit bibirnya, mencoba memikirkan sebuah solusi.
Setelah beberapa saat, Jungkook menghela napas panjang. "Baiklah, mari kita coba pikirkan solusinya."
"Apa?"
"Entahlah. Bagaimana kalau kita bicarakan ini dengan penjualnya?Mungkin kita bisa mencuci piring sebagai gantinya."
"Yang benar saja. Mana mungkin diperbolehkan. Lagipula Ini sudah larut malam. Menurutmu kapan kita akan selesai jika melakukan itu? Aku bisa dimarahi ibuku nanti karena terlambat pulang," sungut Tzuyu.
"Kau pikir aku tidak akan kena marah?"
"Kalau begitu harusnya kau pikirkan solusi yang lebih bagus!"
"Bagaimana denganmu? Apa kau punya solusi? Sedari tadi kau hanya terus-terusan mengomel." keluh Jungkook.
Tzuyu yang awalnya penuh amarah, mulai kehabisan kata-kata. Ia tersadar bahwa apa yang dikatakan Jungkook benar adanya, karena itu Tzuyu memilih menundukan kepala dan diam.
"Bagaimana jika menelpon seseorang untuk dimintai bantuan?"
Jungkook mengangguk setuju. "Ya, itu ide yang bagus. kau saja yang melakukannya. Ponselku kehabisan baterai."
"Oke."
Tzuyu merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Segera ia menghubungi dan mengirim pesan kepada beberapa temannya yang biasanya dapat ia andalkan. Sayangnya, usaha Tzuyu tidak membuahkan hasil. Ia menghela napas, kemudian menaruh kembali ponsel ke dalam tasnya.
Ekspresi nelangsa Tzuyu memancing rasa penasaran Jungkook. "Bagaimana?" tanyanya.
"Tidak ada yang membalas pesan ataupun mengangkat telepon. Mungkin mereka sudah tidur." jelas Tzuyu.
"Aish, shibbal. Jadi, sekarang gimana?"
Tzuyu mengedikan bahu. Kemudian mereka kembali terdiam di kursi masing-masing. Mungkin masalah ini tampak sepele bagi orang lain, tetapi bagi mereka, ini adalah situasi yang penuh tekanan. Malam semakin larut, dan ketegangan di antara mereka meningkat seiring dengan waktu yang terus berjalan.
Saat semua harapan tampak hilang, sebuah ide gila melintas di benak Jungkook. "Aku punya ide." ucapnya.
"Apa?"
Jungkook mendekatkan kepalanya pada Tzuyu. Dengan setengah berbisik, ia berkata, "Bagaimana jika kita kabur saja?"
Demi Tuhan, ide itu terdengar begitu absurd hingga membuat Tzuyu tercengang. Ia tak menyangka bahwa Jungkook, yang biasanya penuh pertimbangan, bisa mengusulkan sesuatu yang begitu nekat dan tak terduga seperti ini—melarikan diri dari tanggung jawab yang mereka hadapi.
Tzuyu mengangkat alis, sedikit terkejut dengan usul itu. "Apa maksudmu?"
"Masa tidak paham, sih? Maksudku kita kabur dari sini. Tidak perlu membayar." bisik Jungkook lagi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
FanfictionJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...