PART 33

81 18 8
                                        

Tzuyu menghela napas panjang. Suara ramai percakapan siswa dan dentingan peralatan makan memenuhi udara. Kedua tangan Tzuyu memegang nampan, sementara matanya menjelajah ke sepenjuru kantin, mencari tempat duduk yang kosong. Namun, semua meja tampak sudah terisi, membuatnya berdiri canggung di tengah hiruk-pikuk itu.  Di sebelahnya, Irene yang juga membawa nampan berisi makan siang tampak tak kalah bingung.

"Sepertinya tidak ada tempat duduk kosong lagi," gumam Irene dengan nada putus asa.

Pandangannya masih terpusat pada kantin yang penuh sesak, tapi Tzuyu menganggukan kepala sebagai respon atas ucapan Irene.

"Hm, iya. Bagaimana ini Irene?" Tzuyu menggigit bibir, merasa tidak nyaman dengan fakta yang baru saja ia dengar barusan. Namun, sebelum sesuatu sempat terlontar dari mulutnya, telinga Tzuyu menangkap suara seseorang yang memanggil namanya.

"Hei, Chou Tzuyu!"

Siapa itu?

Kepala ditolehkan Tzuyu ke sekeliling, mencari-cari asal suara dengan bingung, hingga netranya mendapati seseorang yang berdiri melambaikan tangan ke arahnya.

Tidak mungkin.

"Tzuyu, di sini!"

Itu Jeon Jungkook.

Seketika Tzuyu membolakan mata. Tidak, ini tidak mungkin nyata.
Kenapa juga Jeon Jungkook mau melakukan hal semacam ini? Ini pastilah halusinasi.

"Cepatlah kemari!" panggil Jungkook.

Situasinya terasa sangat aneh. Jungkook yang biasanya hanya berinteraksi dengannya karena terpaksa, tiba-tiba menjadi begitu perhatian. Perasaan ragu menyelimuti pikiran Tzuyu, tapi ia tidak mungkin menolak kebaikan itu mengingat Irene sudah terlihat sangat tidak nyaman karena terus berdiri sedari tadi.

Ada bangku kosong di meja tempat Jungkook duduk, dan yang lebih mengejutkan, dia bahkan menarik dan menepuk-nepuk bangku di sebelahnya seolah mempersilakan untuk duduk. Huft, tingkahnya mencurigakan sekali.

Tatapan Tzuyu teralih pada Irene. "Ayo, kita ke sana, Irene!" Kemudian Ia melangkah perlahan bersama Irene, bergerak menghampiri Jungkook yang tengah duduk.

"Annyeong," Begitu Tzuyu tiba Jungkook langsung menyapa. Bibir pria itu melengkung, membentuk sebuah senyuman yang entah mengapa membuat Tzuyu makin merasa keheranan.

"Ah, ne. Annyeong, jeon Jungkook." Tzuyu balas tersenyum dengan canggung. Kemudian ia bertanya, "Boleh aku ikut bergabung di sini?"

Lagi-lagi Jungkook tersenyum. "Tentu saja." jawabnya.

"Terima kasih, Jungkook," kata Tzuyu dengan ragu, ia merasakan gugup, tapi menyembunyikannya di balik senyuman sopan. Tzuyu meletakkan nampan makan siangnya di atas meja, kemudian duduk di bangku sebelah Jungkook. Irene yang sedari tadi diam langsung bergerak mengikuti tindakan Tzuyu.

Mendadak, para siswa di sekitar melirik ke arah Tzuyu, tampak keheranan menyaksikan Jungkook yang tiba-tiba bersikap begitu terbuka padanya. Tidak jauh berbeda dari mereka, Tzuyu pun kini sama bingungnya, terutama ketika Jungkook membagikan potongan chicken katsu miliknya di nampan Tzuyu.

"Ini untukmu saja." Jungkook tersenyum begitu lebar, membuat Tzuyu jadi curiga jika dia sedang kerasukan arwah isekai yang tersasar.

Selama ini, Jungkook selalu menjaga jarak dan dengan jelas memperlihatkan ketidakinginannya untuk beramah-tamah pada Tzuyu.

Jelas sekali ada yang tidak beres dengan Jungkook, tapi Tzuyu tidak bisa memastikan alasannya.

"Ah, iya. Terima kasih, Jeon Jungkook." ucap Tzuyu. Ia tersenyum canggung, kemudian memilih mengalihkan pandangan pada Irene.

Berbanding terbalik dengan Tzuyu yang sibuk menerka motif dari setiap tindakan baik Jungkook yang lain dari biasanya, Irene yang duduk di sebelah Tzuyu tampak begitu fokus pada makan siangnya.

Wah, sungguh situasi yang begitu ironis.

 IS THIS LOVE? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang