Aroma khas tteokbokki segera menyambut begitu mereka tiba di depan kedai, membuat perut Tzuyu kembali bergejolak. Ia menelan ludah, mengingat betapa enaknya tteokbokki di sini. Namun, rasa gelisah menggelayuti hati Tzuyu. Ia memikirkan bagaimana reaksi Ahjumma penjual Tteokbokki terhadap kedatangan mereka.
Di sisi lain, Jungkook terlihat lebih santai. "Tenang saja, aku yakin Ahjumma itu akan mengerti." ucapnya.
Saat mereka melangkah masuk ke dalam kedai, Ahjumma penjual Tteokbokki itu sedang membersihkan meja. Ketika matanya bertemu pandang dengan Tzuyu dan Jungkook, sejenak, ada keheningan yang canggung. Namun, dengan cepat ekspresinya berubah. Wajah yang semula tenang seketika berubah cemberut.
Ahjumma itu melipat tangannya di depan dada, menatap tajam pada Tzuyu dan Jungkook. "Kalian lagi?" tanyanya.
Jungkook mengambil langkah maju, Ia membungkuk dalam-dalam dan berkata, “Ahjumma, maafkan kami atas kejadian kemarin. Kami tidak bermaksud kabur."
Tzuyu ikut membungkuk. "Kami datang untuk membayar dan meminta maaf. Kami sangat menyesal."
Ahjumma masih memelototi mereka berdua. "Kalian pergi begitu saja tanpa membayar kemarin. Aku hampir melaporkan kalian ke polisi."
"Kami tidak bermaksud begitu, sungguh!” Tzuyu buru-buru menimpali, kepalanya semakin tertunduk karena merasa bersalah. "Kami sangat menyesal."
Ahjumma itu menatap mereka sejenak, lalu mendesah panjang. "Baiklah, asalkan kalian bayar sekarang, aku akan memaafkan kalian."
Secepat kilat Jungkook merogoh saku, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang, menyerahkannya dengan senyuman lebar. "Ini, Ahjumma. Ini uang untuk yang kemarin."
Ahjumma mengambil uang itu dan menghitungnya dengan teliti. Setelah merasa cukup, ekspresinya sedikit melunak. "Baiklah, karena kalian sudah membayar, aku anggap masalah ini selesai."
Tzuyu menghela napas, rasanya beban sedikit terangkat dari dirinya. "Terima kasih banyak, Ahjumma."
Ahjumma penjual Tteokbokki itu terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Kadang hal-hal seperti itu bisa terjadi. Yang penting kalian kembali dan mau bertanggung jawab. Kali ini saya maafkan kalian, tapi lain kali jangan diulangi lagi." Senyum kecil terlukis di wajahnya.
Tzuyu tersenyum, menunjukan kelegaannya. "Terima kasih, Ahjumma. Kami juga ingin memesan Tteokbokki lagi. Kemarin rasanya enak sekali."
Ahjumma itu mengangguk. "Hm, tunggu sebentar, saya buatkan yang paling enak untuk kalian."
"Kali ini, biar aku yang bayar nanti." ucap Jungkook.
Terkejut mendengar tawaran itu, alis Tzuyu mengernyit bingung. "Eh? Bukankah aku yang harus traktir kali ini? Aku 'kan sudah janji.
"Sudahlah, tidak apa-apa," Jungkook berkata santai sambil berjalan menuju meja. "Biar aku saja."
Tzuyu menggeleng dengan tegas. "Aku sudah berjanji untuk membayar kemarin."
Mereka duduk di meja yang sama seperti kemarin, suasana kedai malam itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pelanggan lain. Tzuyu dan Jungkook duduk berhadapan.
Sambil menunggu pesanan datang, Tzuyu iseng bertanya untuk memecah keheningan. "Jadi, Jungkook, kenapa tiba-tiba kau jadi baik padaku?"
Jungkook tertawa kecil. "Apa maksudmu? Aku 'kan memang orang yang baik hati sejak lahir."
Tzuyu mendengus pelan, mencoba menahan tawa. “Kau tidak pernah sebaik ini padaku sebelumnya."
Jungkook terdiam sejenak sebelum mengangkat bahunya dengan santai. “Mungkin itu karena kita sekarang adalah partner in crime."
"Serius deh, kenapa tiba-tiba kau menjadi perhatian? Maksudku, kita dulu tidak terlalu dekat." Tzuyu memulai lagi, kali ini dengan tatapan lebih serius.
Sesaat, ada keheningan di antara mereka. Jungkook menatap Tzuyu, lalu raut wajahnya berubah menjadi lebih serius. "Hm, entahlah. Mungkin aku hanya ingin kita berteman baik. Lagipula, kau tidak seburuk yang kupikirkan dulu."
Tzuyu menaikkan alisnya. "Tidak seburuk itu? Kau menghinaku, ya?"
Jungkook tertawa, kembali ke sikap santainya. "Itu, pujian."
Tak lama kemudian, Ahjumma mendekat dengan membawa dua porsi tteokbokki yang masih mengepul panas, menghidangkannya di atas meja mereka. Aroma pedasnya langsung menggelitik hidung Tzuyu, membuat dia tak sabar untuk segera mencicipinya.
Tiba-tiba Jungkook berdiri dan berkata, "Aku ke toilet sebentar. Kau bisa makan lebih dulu."
"Oke." Tzuyu mengangguk, matanya menatap tteokbokki di hadapannya dengan penuh semangat. Dia mencicipi sedikit, rasanya masih sama lezatnya seperti semalam. Segera dia mulai makan, melahap setiap gigitan dengan penuh kenikmatan.
Saat Jungkook kembali ke meja, Tzuyu tiba-tiba teringat janji yang ia buat semalam. Tzuyu hendak mengeluarkan dompetnya untuk membayar, tapi Jungkook menghentikannya.
Jungkook tersenyum lebar, menyandarkan diri di kursinya dengan santai. "Terlambat. Aku sudah membayar semuanya tadi."
Tzuyu tersentak, matanya membulat. "Apa? Kapan?"
"Tadi saat aku pura-pura ke toilet," jelas Jungkook singkat. Senyum jahil terpatri di wajahnya. "Kamu terlalu fokus sama tteokbokki-nya sampai tidak menyadari aku sudah membayar duluan."
"Kau tidak harus membayarnya, Jungkook." kata Tzuyu sambil menatap Jungkook. Ia merasa sedikit tidak enak pada Jungkook."Aku sudah janji kemarin akan mentraktir."
"Tidak masalah, lain kali kamu bisa mentraktirku seperti yang kamu janjikan."
"Terima kasih, Jungkook." ucap Tzuyu.
Perhatian Tzuyu teralihkan pada gerakan tangan Jungkook yang dengan santai meraih sumpit. Pria itu kini mulai memakan Tteokbokki-nya dengan sama lahapnya seperti yang Tzuyu lakukan tadi. Senyum terbentuk di bibir Tzuyu tanpa sadar. Kemudian ia lanjut memakan Tteokbokki-nya yang sudah mulai dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
FanficJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...