Setelah berpamitan dan saling mengucapkan selamat tinggal, Tzuyu segera berjalan lebih dulu meninggalkan Jungkook. Namun, Tzuyu merasa ada yang aneh dengan tingkah Jungkook. Pria itu tetap berjalan di sampingnya, seolah memang berniat mengikutinya. Tentu saja hal itu membuat Tzuyu merasa heran. Pasalnya, selama ini sehabis menjalani hukuman membersihkan aula, mereka selalu berpisah di taman dekat sekolah karena rumah mereka yang berbeda arah.
"Kenapa kamu ngikutin aku? Bukannya rumah kamu di arah yang berlawanan?" tanya Tzuyu dengan alis yang berkerut, kebingungan.
Jungkook menoleh, senyum tipis menghiasi wajahnya, membuat Tzuyu merasa jantungnya berdebar seketika. "Aku gak bisa biarin kamu pulang sendirian setelah berita pembunuhan berantai tadi siang. Aku ingin memastikan kamu aman sampai rumah."
Alis Tzuyu terangkat, antara bingung dan tersentuh oleh ucapan Jungkook. "Aku bisa pulang sendiri, gak perlu repot-repot. Lagipula, rumah kita juga arahnya berlawanan."
Jungkook menggeleng, pandangannya tetap tenang. "Aku gak keberatan. Aku mau memastikan kamu sampai rumah dengan selamat."
Tzuyu masih ragu. Namun, melihat keseriusan di mata Jungkook, Tzuyu akhirnya mengalah. “Baiklah, kalau begitu.”
Mereka berjalan bersama menuju halte bus terdekat. Selama perjalanan, mereka berdua hanya diam, membiarkan pikiran masing-masing terlarut dalam keheningan malam.
Saat tiba di halte, mereka duduk bersebelahan, menunggu bus yang akan membawa mereka lebih dekat ke rumah Tzuyu. Suasana canggung mulai terasa di antara mereka. Halte itu begitu sepi, hanya ada mereka berdua yang menunggu, membuat Tzuyu merasa sedikit gugup.
Tzuyu mencuri-curi pandang ke arah Jungkook, mencoba membaca pikirannya. Setiap kali mata mereka bertemu, Tzuyu cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Detak jantungnya mulai terasa lebih cepat dari biasanya, tapi ia berusaha mengabaikannya.
Setelah beberapa menit, bus akhirnya datang. Segera mereka berdua naik ke dalam bus, lalu duduk berdampingan di bangku belakang. Tidak ada interaksi atau obrolan apapun di antara mereka selama perjalanan itu berlangsung. Jungkook hanya menatap ke arah jendela, sementara Tzuyu juga hanya duduk diam di sampingnya. Tzuyu terus tenggelam dalam pikirannya sendiri yang masih dipenuhi berita tadi siang.
Tanpa disadari, rasa lelah mulai menyergap tubuh Tzuyu. Matanya mulai terpejam, dan sebelum ia bisa mengendalikannya, kepalanya terkulai ke bahu Jungkook.
Jungkook yang merasakan beban lembut di bahunya, terkejut sejenak. Ia menoleh untuk melihat Tzuyu yang tertidur, lalu senyum kecil tersungging di bibirnya. Bukannya membangunkan, Jungkook membiarkan Tzuyu tetap bersandar.
Ketika bus mendekati halte tujuan mereka, Jungkook dengan lembut menepuk bahu Tzuyu. "Tzuyu, bangunlah. Kita sudah sampai."
Begitu Tzuyu terbangun, wajahnya memerah karena malu. "Aku... ketiduran?" tanyanya dengan canggung sambil mengusap mata.
Jungkook hanya tersenyum lembut.
"Iya, kamu sepertinya benar-benar kelelahan."Segera setelahnya, mereka turun dari bus, lalu mulai berjalan menuju rumah Tzuyu, melewati jalanan yang sepi dengan kondisi tanah yang sedikit menanjak. Jungkook tetap berjalan di samping Tzuyu, sesekali melirik untuk memastikan dia baik-baik saja.
"Wah, rumahmu benar-benar di tempat yang susah dijangkau, ya," ujar Jungkook sambil menghela napas. "Aku mungkin bakal punya otot kaki kuat kalau tiap hari ke sini."
Tzuyu tertawa kecil, merasa bersalah, tapi di sisi lain, ia juga tersentuh oleh usaha Jungkook. "Kamu gak perlu sampai repot-repot kayak gini. Aku bisa pulang sendiri kok."
"Tapi aku gak bisa tenang kalau gak nganter kamu pulang, apalagi setelah dengar berita tadi siang," jawab Jungkook.
Akhirnya, mereka sampai di depan gerbang rumah Tzuyu. "Terima kasih sudah mengantarku, Jungkook. Aku tahu kamu pasti lelah."
Jungkook menggeleng. "Gak masalah kok, yang penting kamu aman." Jungkook menatapnya sejenak, kemudian berkata, "Mulai sekarang, aku akan terus nganterin kamu pulang setiap kali kita selesai bersihin aula."
Tzuyu terdiam sejenak, hatinya dipenuhi rasa hangat. Ia tersenyum tipis. "Sekali lagi terima kasih, ya. Kamu juga hati-hati di jalan pulang."
"Hm, iya. Sampai jumpa besok," jawab Jungkook.
Setelah berpamitan, Tzuyu masuk ke dalam rumahnya, perasaan bercampur, tapi yang paling jelas adalah rasa hangat yang terus mengalir di hatinya setiap kali memikirkan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE? (SELESAI)
Fiksi PenggemarJeon Jungkook tidak menyukai Chou Tzuyu. Ralat, mungkin ia membenci gadis itu. Gadis itu terlalu ceroboh. Ia pikun dan sering mengacaukan segalanya. Mereka berada di kelas dan organisasi yang sama. Sebisa mungkin Jungkook menghindari si biang masala...