🦋🦋🦋
Langkah kaki kecilnya terhenti di sebuah taman bermain yang sedang ramai. Banyak sekali anak-anak seusianya yang masih memakai seragam play group tengah bermain disana. Tangan kecil itu bergerak memungut botol plastik bekas yang tampak berserakan di sekitar got. Kai langsung saja kegirangan karenanya, semakin banyak ada botol bekas maka semakin banyak rejeki yang akan dia dapatkan.
Usai mengumpulkan botol bekas, dengan perlahan Kai duduk di sebuah kursi taman melihat bagaimana rupa anak-anak yang tengah bermain bersama teman-temannya itu. Kai memalingkan wajahnya pelan saat menyadari jika dirinya belum pernah sekalipun bermain. Kemarin hampir saja Kai memilih teman berupa anjing kecil, namun sekarang anjing itu sudah hilang saat dirinya di bawa oleh Om Bram.
"Woahh tas na kelen." Kagum Kai begitu melihat seorang anak kecil laki-laki berlari dengan tas dinosaurus di punggungnya.
Kai kecil terus memperhatikan anak itu yang nampaknya akan menghampiri teman-temannya. Melihat pakaian mewah yang dipakai anak itu membuat Kai sadar, mereka sangat jauh berbeda. Kai langsung membandingkan baju anak itu dengan baju yang tengah dia pakai. Baju lengan panjang yang selama ini menutupi kulit tangannya agar tak terbakar matahari dengan sebuah jumpsuit jeans usang yang sudah banyak tambalan.
"Heh anak kecil! Ngapain lu mulung di wilayah gue?!" Bentak seorang pria dengan sebuah karung dan tongkat mendorong Kai hingga jatuh di atas karung miliknya.
Kai meringis berusaha bangkit. Anak itu mencengkram erat karung berisi botol bekas miliknya. "Ini puna Kai." Ucap anak itu menahan rasa takutnya.
"Ini wilayah kekuasaan gue! Lo anak baru perlu di kasi pelajaran!"
"Siniin karung lo!" Pria itu langsung merampas karung milik Kai. Aksi saling tarik menarik membuat tangan Kai mulai memerah lecet.
"Angan! Ni puna Kai hiks.."
"Tolongin puna Kai diambil.." isak Kai berusaha meminta tolong.
"Jangan ngelawan sialan! Lo mulung di tempat lain jangan disini!" Bentak pria itu setelah berhasil merebut karung milik Kai.
Cuih
Kai termangu dengan wajah bersimbah air mata. Tak ada satupun yang menolongnya, semua orang justru menonton aksi penindasan yang dialaminya. Bahkan pria itu meludah tepat ke samping Kai terjatuh.
Harapan Kai untuk bisa membeli beras hari ini pupus sudah. Apa dirinya pulang dengan tangan kosong? Pasti bibi Tori akan memarahinya.
"Bangun na, angan duduk dicini." Sebuah suara cadel dengan uluran tangan kecil di depannya membuat Kai mendongak ke atas. Kai termangu melihat lima orang anak sebayanya berdiri dengan senyum manis ke arahnya.
"Acih.." lirih Kai pelan saat sudah berdiri di bantu anak itu.
"Angan angis, nanti kita nang bantu cali botol na." Ucap anak kecil berpotongan rambut mangkok dengan senyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAI [TERBIT]
Fanfiction[PART MASIH LENGKAP] PESAN sekarang juga ya di : @salenovel14 👉dianacheapy @chocovan95 @bukubeken @cintabukubookshop @wasurjaya.vicyshoop @rumahbukubundarasya "Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal," "Tenapa meleka nda suka Kai...