27. Caterpillars and Cocoons

21K 2.2K 224
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Buktinya Safir dan Justin yang rela tidak pergi bekerja dan sekolah malah di duakan oleh seekor ulat gemuk menyebalkan.

"Ulat menjijikkan!" Geram Safir meremas ujung selimut Kai.

Lihatlah bayi kecil Benedict itu yang asyik menoel-noel badan hijau si ulat. Bukannya geli, Kai justru tertawa kegirangan.

"Kak kayaknya adek kelainan deh, yakali peliharaannya dah paling bener si Oren malah nambah ulet gendut jelek itu." Safir menoleh ke arah Justin dengan wajah yang sama-sama ditekuk masam.

"Di injek langsung jadi fosil dah tu."

"Mulutnya!" Safir membekap mulut Justin yang memang kadang-kadang suka julid.

Di lantai kamar beralaskan selembar karpet berbulu halus tampak Kai asyik menatap pergerakan ulat yang diberi nama Bibu itu dengan wajah girang. "Woahh lutu na..."

"Dek jangan sentuh langsung ulatnya, geli!" Tegur Safir yang tidak diindahkan oleh Kai.

Anak itu makin menjadi-jadi dengan sengaja mengangkat ulat itu dan membawanya mendekat ke arah Safir dan Justin. Sontak kedua pria itu saling menjerit dengan heboh kegelian.

"Jauhin dek! Jijik banget!"

"Adek Kai! Jangan deket-deket abang, awww jijik!"

"Hahaha... lutu na kak fil, abang Jajus." Kai tergelak melihat kedua pria itu yang langsung histeris melihat ulat di tangannya.

"Padahal Bibu lutu, imut sepelti Kai. Tenapa meleka nda suka." Kai menggerutu meninggalkan kedua pria yang masih berdiri di atas sofa menuju tempat para hewan-hewannya.

"Olen, kamu jaga sebental Bibu, Bilu,Bili,Bini,Bulu,Balu na, Kai haus mau mimik susu." Kai beranjak pergi menuju dapur berharap bertemu dengan Maminya agar bisa segera minum susu.

"Onty Lea, adek haus." Kai menarik ujung rok panjang yang dipakai Reana yang sedang sibuk berbicara dengan seorang maid.

Wanita itu berjongkok kemudian menuntun Kai menuju ruang makan. "Adek duduk disini sebentar ya, Onty buatin susunya."

Kaki kecilnya berayun-ayun seirama dengan gerakan kepalanya. Kai tersenyum tipis saat beberapa maid lewat menyapanya. Kai itu sangat manis dan ramah di mata pekerja keluarga Benedict. Berbeda dengan para kakaknya yang sangat ketus.

"Baby, kenapa disini? Abang sama Kakak dimana?" Kepala Kai menoleh dengan cepat begitu mendengar suara dari sebelah. Ternyata itu Ela yang datang bersama dengan Nenek Hera.

"Abang Jajus sama Kak Pil di depan Mami. Adek haus mau mimik, Onty Lea lagi buat mimik na adek." Usai mengatakan itu secara kebetulan Rea datang membawa botol susu milik Kai.

"Loh sudah datang," Rea menyerahkan botol susu pada Kai yang langsung anak itu terima dengan senang.

"Telima kasih Onty." Kai melempar ciuman jauh kemudian duduk di pangkuan Ela yang sigap mengusap punggungnya naik turun.

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang