[PART MASIH LENGKAP]
PESAN sekarang juga ya di :
@salenovel14 👉dianacheapy
@chocovan95
@bukubeken
@cintabukubookshop
@wasurjaya.vicyshoop
@rumahbukubundarasya
"Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal,"
"Tenapa meleka nda suka Kai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
"Ica lihat ada pompong, tantik na.."
"Woahhh lutu na..."
Suara imut menggemaskan itu saling bersahutan membuat salah seorang temannya berjalan mendekat ke arah mereka dengan wajah penasaran.
"Liat apa?"
Salah satu anak yang berjongkok itu menoleh, "Um, ada pompong Ifin. Lutu tan?"
Griffin tersenyum tipis melihat wajah bahagia Kai dan Izza yang berebut saling melihat sebuah kepompong yang bermetamorfosis dan sebentar lagi akan menetas yang kelak menjadi kupu-kupu.
"Kai cuka?"
"Kupu-kupu na tantik."
"Iya, Mama na Ifin bilang, meleka belmetamolfocis."
"Tenapa Kai cuka liat kupu-kupu?" Izza bertanya dengan wajah serius ke arah Kai.
Kai tersenyum sekilas. "Um, Kai suka kupu-kupu kalena ibalat na sepelti Kai. Meleka membutuhkan ploses saat belmetamolfosis dan itu sepelti melambangkan bahwa setiap Kai menjalani kehidupan ada ploses dan peljuangan nang halus Kai lewati. Alti na dalam ploses itu, Kai pasti akan mengalami banak masa sulit na, kepahitan, selta lintangan-lintangan nang banak.
"Dan sekalang Kai sudah mengalami salah satu na, jadi Kai sudah mengelti alti dali filosofi kupu-kupu tu."
Izza terperangah dengan kata-kata jenius temannya. "Woahh Kai hebat, Ica nak belajal dali kamu."
Kai menunduk malu dengan pujian Izza. "Sejujul na Kai pelnah dengal kata-kata itu dali kakek?" Ucapnya meragu di akhir kata. Anak itu berusaha mengingat sosok yang pernah mengucapkannya itu padanya.
"Kakek na Kai belalti olang hebat ya." Griffin ingin sekali bertemu dengan kakek Kai yang menurutnya sangat keren itu.
Kai tersenyum sekilas. "Um, bukan kakek nang di lumah Kai, Ifin." Griffin mengernyit, "Ung?"
"Um, kakek nang lawat Kai dulu." Mata Kai membelalak senang. "Kai ingat?!" Pekiknya langsung memeluk Izza di sebelahnya.
"Kai tapa?" Izza mengusap-usap punggung Kai. "Ica, Ifin, Kai ingat kakek nang lawat Kai nang bilang kata-kata tu." Lirihnya sedih. Setelah berhari-hari Kai berusaha mengingat orang-orang terdahulunya, akhirnya dia bisa ingat Kakek Tono.
"Kakek nang cudah meninggal tu?" Tanya Griffin pelan. Melihat anggukan dari Kai, Griffin hanya bisa diam tak bersuara.
"Kai pengin ke lumah na Kakek," lirihnya pelan. Kai berpikir jika dia singgah ke rumahnya dulu dan berziarah ke makamnya Kakek Tono, bisa saja menyegarkan ingatannya yang perlahan memburam.