7. Seeking attention

35.8K 2.8K 238
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Suasana Mansion yang biasanya senyap, sepi kini dalam sekejap berganti dengan kegaduhan dari keluarga kecil Zeus. Pagi-pagi buta sekali Justin menggedor pintu kamar orangtuanya hanya untuk melihat bagaimana rupanya Kai tidur.

"Bibirnya lucu banget nyot-nyot empeng." Lirih Justin meremas tangan Zeus.

"Tau kok anak papi emang lucu, yo jangan cubit-cubit paha papi dong!" Dengus Zeus beranjak menjauhi si paling physical touch di dalam keluarganya itu.

"Abisnya lucu banget ih! Pengin remas-remas." Ucap Justin tak bisa menahan binar kegemasannya pada Kai.

"Bang jangan berisik! Mami tendang kamu dari kamar!" Peringat Ela dengan tajam membuat Justin ketar-ketir berjalan mundur perlahan takut benar-benar di tendang Ela. Maklum, tendangan maminya terlalu dahsyat baginya.

"Eummmm...." kelopak mata itu terbuka menampilkan netra cokelat terang yang dapat memikat semua orang. Kai menoleh ke samping dimana Zeus tengah tersenyum manis menyambut paginya.

"Pagi adek, gimana tidurnya nyenyak?" Dengan perlahan Zeus membangunkan si kecil dan menyandarkan di dadanya.

"Minum air dulu sayang." Ela datang menyerahkan segelas air putih untuk Kai. Keluarga mereka terbiasa meminum segelas air setelah bangun tidur di pagi hari, karena itu baik untuk kesehatan dan metabolisme tubuh.

"Eummm..." Kai menggeliat pelan merasakan tidak nyaman pada bagian tubuh bawahnya.

Ela tersenyum tipis. "Papi itu popoknya adek penuh." Zeus membelalakkan matanya merasakan rasa panas pada pahanya. Ah rupanya popok Kai terlalu penuh.

Dengan telaten Zeus membawa Kai ke kamar mandi sekalian memandikan si kecil. Kai yang dasarnya anteng hanya menatap lugu papinya yang sibuk mengosok badan kecilnya dengan sabun beraroma melon itu. Perlahan sudut bibir Kai naik membentuk sebuah senyuman melihat sebuah bebek karet yang diberikan Zeus padanya.

"Adek suka bebeknya?" Zeus mengusap pelan rambut Kai usai membasahi dengan air.

Kai mengangguk singkat, anak itu kini memasukkan bebek karet itu ke dalam mulutnya dan mengigitinya dengan wajah lugu di mata Zeus.

"Jangan di gigit sayang, kena sabun nanti lidahnya pahit."

Kai menggeleng pertanda tak setuju dengan perkataan Zeus. "Anis, pi."

"Baiklah-baiklah bayinya papi sudah selesai, saatnya pakai baju." Tubuh telanjang Kai diangkat setelah Zeus melilit tubuh kecilnya dengan handuk. Perlahan tubuh Kai direbahkan di atas ranjang yang sudah dilapisi perlak bayi. Kini giliran Ela yang mengambil alih, wanita cantik itu membaluri perut Kai dengan minyak telon dan kemudian memberikan cream anti ruam di sekitar selangkangan Kai.

Zeus mengulurkan sebuah popok dan satu stel pakaian hangat untuk Kai tak lupa kaos kaki bayi. Kini Kai sudah rapi, dan terakhir sentuhan cologne khas bayi di bajunya membuat semerbak wangi bayi menguar di kamar itu. Hari yang ditunggu-tunggu Zeus dan Ela akhirnya terwujud.

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang