29. Guardian for Kai

18.7K 2.2K 543
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Udah gue duga, firasat gue emang ga enak kalau adek gue udah ngeluarin tuh hewan." Gama meringis melirik sosok anak kecil yang termangu melihat hewan yang dikeluarkan Griffin dari kandang belakang.

Dengan wajah bangga Griffin hendak menyerahkan tali pegangan yang melingkari leher hewan lucu menggemaskan di mata Griffin itu. "Na nang ni buat Kakai, Ifin laca Kai cuka."

Raut wajah syok tidak bisa tergambarkan dari wajah mungil Kai. Anak itu hanya bisa melongo memegang dadanya yang terasa berdebar saking terkejutnya. "Apa ni?"

Griffin tertawa kecil. "Dia balu datang temalin jadi belum ada nama na. Kakai bica kaci dia nama cekalang." Dengan wajah lugu Griffin berhasil menyerahkan tali pengikat hewan besar nan tinggi itu membuat para bodyguard di belakangnya langsung siaga.

"Hitam, becal." Lirih Kai dengan takjub. Sungguh berbeda dari yang di harapkan bukan? Jelas-jelas yang lain sudah ketakutan, Kai justru tersenyum melihat hewan yang kini menatapnya dengan tajam.

"Guguk na lucu." Kekeh Kai mengelus kuping hewan besar di depannya yang Kai kira seekor anjing.

Griffin memberikan Kai seekor Black Panther  penjaga yang dikenal tak kenal takut dan selalu siap siaga. Menurut Griffin hanya hewan itu yang cocok menjadi hewan peliharaan Kai. Dia tidak mau sampai Kai ketularan hewan-hewan aneh seperti temannya.

"Kai nang nolmal-nolmal aja ya. Kacian nanti cetles."

Black Panther atau yang lebih di kenal dengan macan kumbang itu sangat besar dan tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Black Panther atau yang lebih di kenal dengan macan kumbang itu sangat besar dan tinggi. Mungkin tubuh mungil Kai bisa saja menungganginya jika mau. "Selius buat Kai? Tapi Kai dah puna Olen." Kai nampak berminat dengan hewan milik Griffin, namun anak itu mengingat anjing kecil di rumah yang setia menungguinya pulang.

"Iya buat Kai. Tapa, Olen kan kecil nda bica jaga Kakai kalau ada olang jahat. Nah kalau ni dia kuat, tinggal hap olang-olang nang jahatin Kakai."

Kai mengangguk kemudian mengucapkan terima kasih pada Griffin. "Acih na, Kai nak pamel sama abang." Anak itu nampaknya tidak sabar memamerkan hewan peliharaan barunya kepada para kakak dan abangnya.

"Woahh Kai makin kelen kalau hewan na tu, nama na capa?" Miya maju mendekati Kai yang asyik mengelus bulu-bulu halus macan besar itu.

Kai terdiam sesaat memikirkan nama yang cocok untuk hewannya itu. "Becal, kuat, hitam mmmm, Coopel?" Anak itu nampak ragu-ragu mengucapkan sebuah nama yang menurutnya bagus.

"Woah Coopel? Bagus na." Heboh Kana menepuk lembut pundak Kai.

"Bagus kok, Kai nyali nama na kelen." Puji Griffin.

Anak itu tersenyum senang sembari menatap senang Cooper yang nampaknya juga menyukai aroma tubuh Kai. Griffin sedikit heran, padahal macan kumbang itu sangat angresif saat baru sampai dan belum ada yang bisa mendekatinya selain dirinya sendiri. Kini ternyata macan itu menyukai tuan barunya.

"Ayo main lagi, Imo bocan." Timo menarik lengan Kana agar mengikutinya. Mau tak mau mereka semua berjalan ke tempat bermain semula, bedanya kini ada Cooper dan tiga hewan Griffin yang mengikuti dari belakang.

"Kai belum kenalan tan? Ni hewan na Ifin nama na Simba, Tigel cama Upin." Dengan riang Griffin menunjuk satu persatu hewan peliharaannya.

Kai terdiam sesaat, namun akhirnya mengeluarkan decak kagum dengan sosok Griffin yang menurutnya sangat keren. "Woahhh, hewan na Ifin kelen." Pujinya.

Kana yang merasa Kai terlalu memuji Griffin langsung menarik lengan Kai gara duduk di sebelahnya. "Kana juga puna hewan kok, bukan Ifin aja." Anak itu mendengus sebal melihat respon Kai yang diam bingung.

"Mana hewan na Kana? Kai mau lihat."

Kana mengeluarkan sebuah smartphone dari saku Hoodienya kemudian menunjukkan foto-foto hewan peliharaannya dengan wajah bangga. "Kenalin nama na Malkonah cama Jaenab."

Kai membelalak dengan pupil mata membola. "Woahh bebek goleng!"

🦋🦋🦋

Zeus tak bisa berkata apapun saat putra kecilnya datang menunggangi seekor macan hitam besar menuju ke arahnya. Bahkan di belakangnya sudah ada lima anak yang duduk anteng di punggung seekor singa besar. Wajah para ayah dari kelima anak itu nampak tenang seperti sudah terbiasa, berbeda dengan Zeus yang ketar-ketir takut putra manisnya di hap macan.

"Baby!" Serunya kaget segera menyambar tubuh si kecil menurunkannya dari punggung macan itu.

"Macan darimana ini? Bagaimana bisa putraku yang manis bisa menungganginya!" Seru Zeus marah.

Griffin yang berada di punggung Rex tanpa aba-aba langsung melompat dan berkacak pinggang di depan Papi Kai. "Om angan malah-malah, ni hadiah na Ifin buat Kakai tau!" Sungutnya.

Abyan tertawa terbahak-bahak melihat wajah frustrasi rekan kerjanya saat berhadapan dengan putra kesayangannya. Griffin di lawan, mana mempan.

"Ya nggak macan juga, nak."

Griffin mengangkat sebelah alisnya. "Om miskin cih, macak bayal bodigad buat Kakai nda bica, mending Ifin kacih guadian kelen buat Kai." Tolong siapapun itu, tolong tenangkan Zeus agar tidak membekap mulut pedas putra bungsu Cozta itu.

Zeus bukannya pelit ataupun miskin hanya untuk menyewakan bodyguard untuk Kai itu sangat mudah dan kecil di matanya. Namun Zeus masih trauma jika Kai berada di tangan bodyguard yang belum benar-benar lolos rangkaian seleksi darinya. Pria itu takut kehilangan Kai untuk kedua kalinya.

"Bàba, Babi na Imo bica jaga Kakai dali montel jahat? Kalau bica, kaci aja Kai catu." Zeus menoleh ke arah putra Vincenzo yang berniat memberikan putranya seekor babi.

"Oh Tuhan cobaan apa lagi ini?" Lirih Zeus pelan.

"Bisakah tidak membahas babi sekarang? Lihatlah wajah keruh putriku." Damian menarik lembut tangan Miya yang tampak merengek tak suka mendengar perbabian Timo.

"Baiklah-baiklah. Zeus seharusnya kau berterima kasih pada putraku karena menghadiahkan putramu seekor macan, lagipula kau kan miskin." Ledek Abyan membuat Zeus mendesah pasrah.

Sepertinya Kai juga sangat menyukai macan hitam jelek itu, mau bagaimana lagi apapun yang Kai suka maka Zeus harus menyukainya. Tak mengapa, demi putra tercintanya.

Sekarang yang jadi masalah cuma satu, bagaimana dirinya akan menjelaskan kedatangan macan itu pada keluarganya yang sangat posesif pada Kai?

Rasanya Zeus menyesal menyetujui permintaan Kai yang ingin berkunjung ke rumah Griffin. Besok-besok tidak lagi, dia takut Kai pulang-pulang malah membawa seekor buaya buntung.

TBC

Haii onty❤️ apa kabar semua?
Semoga sehat selalu ya, btw gimana kaget gak sama pawang barunya Kai? Berani cem macem di hap nanti!

Btw guys Project baby Miya dan Kai mungkin perlahan ya karena Mami juga kadang sibuk kerja pulangnya kuliah, capek :( but tenang Mami selalu usahakan update tepat waktu ❤️

Yuk bisa yuk target
Vote : 1000
Komen : 500
Ngelunjak gak tuh, biar nulisnya rada perlahan hehe, mangatt onty tembusin nya❤️

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang