[PART MASIH LENGKAP]
PESAN sekarang juga ya di :
@salenovel14 👉dianacheapy
@chocovan95
@bukubeken
@cintabukubookshop
@wasurjaya.vicyshoop
@rumahbukubundarasya
"Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal,"
"Tenapa meleka nda suka Kai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
"Dulian na satu, tokat na satu dua, melon na satu, tobeli na satu, anggul na satu."
"Apa lagi?" Seorang anak laki-laki berpostur lebih tinggi menoleh ke arah teman-temannya.
"Kana, laca Ica nang tokat tan? Kembal cama Kakaii,"
"Miya nang melon titik."
"Ifin tobeli ja,"
"Imo anggul no debat betie,"
Kana mengukir senyum manis melihat betapa antusiasnya mereka menginginkan rasa dari es krim gelato yang ada di depan mereka.
Seperti biasa kelima anak itu akan menyempatkan untuk bermain dengan Kai saat libur sekolah. Berulang kali mereka membujuk Kai agar ikut sekolah seperti mereka namun anak itu hanya membalasnya dengan senyuman tipis, entah apa maksudnya.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah pasar minggu yang kerap kali mengadakan event street food atas rekomendasi dari Miya. Anak itu selalu update dengan sekitarnya, jadi pertimbangan sebelum bepergian adalah menanyakannya pada Miya karena sudah pasti anak itu tahu tempat-tempat yang aesthetic dan gaul untuk berkumpul.
"Acih," Griffin menerima cup gelato miliknya kemudian menyodorkan kartu hitam yang selalu ia bawa untuk membayar apapun yang ia beli.
Sejenak pemuda yang menjadi kasir store gelato itu terkejut melihat seorang anak kecil yang membawa kartu limited edition. Wajar saja sih, dari tampangnya wah banget.
"Baik adek, totalnya jadi dua ratus tujuh puluh ribu rupiah ya," Griffin mengernyit mendengar ucapan kasir itu.
"Tenapa nda tiga latus aja Kak?" tanya Griffin membuat pemuda itu bingung.
"Ngga bisa dek, kan tagihannya memang segitu," ujar kasir membuat anak-anak itu mengangguk paham.
"Yauda, adek belanja lagi, tapi gelato na buat Kakak-kakak semua kalena dah baik sama teman-teman na adek,"
"Eh?" Wajah kaget lima orang yang menjadi pegawai store gelato itu tak bisa di definisikan. Akhir-akhir ini omset penjualan mereka turun dengan drastis sehingga owner sedang mempertimbangkan untuk menutup store gelato itu. Tak akan mereka sangka jika pagi-pagi enam bocah mendatangi store mereka dan memesan banyak varian.
"Cekalian aja beli cemua kita bagi-bagi di depan mall na, Timo nang bayal deh."
"Um, Ica juga!"
"Eeh? Kakai pun mau,"
Anak-anak itu berlomba-lomba ingin membeli banyak gelato untuk di bagi-bagi pada pengunjung mal yang lewat nantinya.
"I-ini seriusan dek?" Wajah wanita paruh baya yang bertugas menjadi kepala store di sana langsung mendekati anak-anak itu dengan wajah haru.
Kana mengangguk, "Huum, selius kok. Belapa semua na Bibi?"
Kelima penjaga store gelato itu langsung berdiskusi untuk nominal harga yang akan di bayar anak-anak itu nantinya. Mereka masih syok tak percaya dengan kedatangan anak-anak yang sangat menarik dan baik hati itu.