[PART MASIH LENGKAP]
PESAN sekarang juga ya di :
@salenovel14 👉dianacheapy
@chocovan95
@bukubeken
@cintabukubookshop
@wasurjaya.vicyshoop
@rumahbukubundarasya
"Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal,"
"Tenapa meleka nda suka Kai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Sepasang netra tajam menghunus menatap taman mansion yang dulu dipenuhi tanaman merambat kini berubah menjadi taman bermain dengan perosotan dan jungkat-jungkit di dekat air mancur. Pria itu membuka kacamata begitu melihat sosok anak kecil berlari dengan langkah riang menuju tempat perosotan diikuti seekor anjing.
"Siapa kumbang kecil itu? Apa si bodoh Zeus mengadopsi anak tanpa sepengetahuanku?!" Nada penuh marah pria itu membuat pria yang memiliki rupa turunan itu juga berdecih.
"Bodoh sekali anakmu itu Dad."
Tanpa menyahut, pria itu turun dari mobil yang menjemputnya di bandara. Pintu kemudi juga terbuka lalu keluar pria yang tadi bicara dengannya. Pandangan yang menyorot tak suka pada anak itu membuat pria muda di sebelahnya berdeham.
"Kenapa Taylor tidak mengabarkan berita penting ini?"
"Memang turunan Papa."
"Anak itu memang bodoh!"
"Hei kau!" Seruan bernada tinggi pria itu membuat sosok balita yang asyik bermain perosotan itu terkejut.
"Oo, halo nyali sapa?" Kai mendongak menatap lugu tiga pria dewasa di depannya. Sontak saja mereka menatap Kai dengan wajah membelalak tak percaya. Wajah itu? Masih dengan keterdiaman mereka, tak berselang lama dari pintu mobil muncul dua wanita yang juga menatapnya dengan tatapan yang tak percaya.
"K-kai?" Tangan pria tua yang sejak awal melihat punggung Kai tak suka langsung terlihat bergetar menyentuh wajah Kai.
"Iya? Kakek tau nama na Kai?" Anak itu memiringkan kepalanya dengan bingung.
"Ini benar Kai? Oh Tuhan cucuku.." tubuh Kai langsung terhuyung naik ke dalam pelukan pria tua yang Kai panggil kakek.
"Kakek sapa? Teman na Papi? Papi lagi mandi biasa na lama kalen isi pupup." Lagi-lagi ucapan lugu si kecil membuat pria tua itu menitikkan air mata.
Martin Benedict, ayah dari Zeus yang jauh-jauh datang dari New York untuk menemui keluarga putra bungsunya yang sudah lama tak dia kunjungi. Terlebih sang istri Halmahera sangat merindukan menantunya. Setelah dua tahun lamanya mereka tidak mengunjungi Zeus setelah kejadian menghilangnya cucu bungsunya. Martin sendiri sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Kai namun semuanya tidak membuahkan hasil. Tapi kini, cucunya ada di depan mata menatapnya dengan wajah polos dan senyuman khas anak-anak.
"Cucuku?" Wanita yang tak lain Halmahera langsung merebut Kai dari gendongan suaminya. Dengan tangan bergetar wanita itu memeluk erat tubuh Kai.
"Nenek tenapa nangis?" Dengan lembut Kai menghapus air mata wanita tua di depannya. Entah kenapa Kai merasa sangat dekat dengan mereka, hanya saja Kai tidak mengenal mereka.
"Cucuku, Martin lihat dia cucuku..." Halmahera terus menerus mengucapkan kalimat-kalimat itu saking tidak percayanya bisa menyentuh si kecil setelah bertahun-tahun lamanya.