44. Hunch

19.8K 1.8K 420
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Kai berhasil melewati masa kritisnya setelah dua hari tak sadarkan diri. Tepat pada hari ini di tanggal 31 Desember, di penghujung tahun 2023. Permata kecil Benedict seharusnya merayakan ulang tahunnya yang ke empat. Mengundang para sahabatnya dan juga Zeus akan memperkenalkan secara resmi Kai di depan publik. Namun melihat kondisi putranya, Zeus mengurungkan niatnya, keadaan Kai yang masih lemah dan juga ini semua demi menjaga keselamatan Kai. Para musuh bisnis Zeus pasti akan berlomba-lomba mencari kelemahan Zeus untuk menjatuhkan bisnisnya. Semuanya terasa membahagiakan, namun di satu sisi begitu menyakitkan melihat senyuman manis di bibir pucat Kai.

Zeus bahkan melempar semua pekerjaannya pada asisten pribadinya. Pria itu tak memperdulikan apapun selain kesembuhan putranya. Begitu pula dengan keluarga yang lain, hanya Hades yang sesekali pergi ke kantor memastikan perusahaan miliknya dan sang adik tetap terkendali.

"Apa adek sudah bangun?" Justin membuka pintu ruangan inap Kai. Pemuda itu masih memakai seragam sekolah lengkap.

Ela menggeleng pelan, "Belum, tadi bangun karena popok nya penuh terus tidur lagi," sahut Ela. Dokter menyarankan agar Kai terus memakai popok karena sewaktu-waktu anak itu akan kencing tanpa dirinya sadari.

"Adek cepet sembuh ya, nanti kita main bola sama-sama," Justin mengecup kening adiknya lembut kemudian duduk di sebelah di sebelah Safir yang tengah tertidur di sofa.

"Kakak ngga ke kantor Mi?" tanya Justin penasaran. Pasalnya tadi pagi Justin melihat Kakaknya itu bersiap dengan setelan kerjanya.

"Baru aja datang, tadi ada rapat saham sama Om kamu," sahut Ela. Wanita itu selalu berada di samping ranjang Kai. Ia tak mau pergi jauh dari putranya. Bahkan di sela-sela sepi nya, Ela menyempatkan untuk merajut untuk Kai saat bangun nanti.

"Capek banget pasti," gumam Justin mengusap lengan Safir yang terekspos. "Kalau Papi?"

"Papi lagi beliin Mami makan di kantin, chat gih bang biar beliin kamu sekalian," suruh Ela.

"Iya-iya Mi. Oh iya Justin udah beli balon nih, tinggal di pompa aja biar cepet." Justin mengeluarkan sebungkus balon helium yang akan mereka pakai untuk menghias kamar inap Kai dalam rangka ulang tahun si kecil.

"Adek pasti seneng," ujar Justin melirik tubuh kecil adiknya yang meringkuk di ranjang.

Klek

Pintu terbuka oleh Zeus yang datang membawa sekantong plastik makanan untuk anak dan juga istrinya. Pria itu meletakkan di atas meja kemudian menyempatkan diri mengusap kening Kai lembut.

"Adek ke bangun lagi Mam?" tanya Zeus tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Kai.

Ela menggeleng, "Pas sama Papi aja tadi,"

"Ya sudah Mami sama Justin makan dulu gih, biar ada tenaga." Zeus juga melirik putra sulungnya yang tampak terlelap tanpa merasa terganggu dengan suara mereka.

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang