37. Little bugger

16.6K 2K 264
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Menurut kalian sesuatu yang membuat kalian bahagia itu apa? Mungkinkah kekayaan atau popularitas? Nyatanya tanpa itu semua kita juga bisa bahagia. Kebahagiaan tidak bisa di ukur dengan materi. Hal kecil yang mungkin tidak kita sadari juga bisa membuat diri kita dan orang lain bahagia.

Kai menatap serius layar telivisi yang ada di dalam kamarnya sejak lima belas menit yang lalu. Anak itu terus mendengarkan sebuah tayangan podcast yang tengah membahas arti sebuah kebahagiaan.

Mungkin jika orang lain melihat Kai begitu pasti berpikir bahwa anak itu salah menonton. Tapi nyatanya Kai sendiri sangat mengagumi cara berbicara orang-orang itu yang semakin membuka lebar kedua matanya. Banyak hal yang selama ini sudah Kai pelajari dan terapkan di kehidupannya. Semakin ia beranjak hari ke hari, semakin besar pula rasa keingintahuannya.

"Adek, abang masuk ya," Kai yang masih fokus menonton tidak mendengar suara pintu terbuka dimana Corbyn yang baru pulang kerja langsung menemui adiknya.

Pria yang memakai kemeja acak-acakan itu menatap lekat adiknya yang fokus menonton tanpa menyadari kedatangannya.

"Baby?" Kai melonjak kaget melihat wajah Corbyn begitu dengan dengan wajahnya.

"Abang Kulbin! Bikin kaget aja," ujar Kai mengelus dadanya yang bergerak naik-turun kaget.

Corbyn tertawa kecil, pria itu mengambil posisi duduk di sebelah Kai yang kembali melanjutkan tontonannya. Ia melirik tayangan televisi yang di lihat Kai, alis Corbyn menukik ke bawah melihat antusias Kai mendengarkan podcast.

"Adek sejak kapan nonton ginian?" Tanya Corbyn penasaran.

"Entah, dah lama abang," Kai mengedikkan bahunya pelan.

"Adek udah makan?"

Kai menggeleng sebagai jawaban membuat Corbyn berdecak pelan kemudian langsung menggendong Kai turun menuju ruang makan menghiraukan adiknya yang sedikit berontak karena kesenangannya di ganggu.

"Abang ih, padahal tan adek mau nonton," sungut Kai.

"Adek jadi lupa waktu, minum obat pasti di lupain juga," Corbyn tampak khawatir dengan kondisi Kai yang bisa sewaktu-waktu kambuh.

Kai menundukkan kepalanya, kedua tangannya saling bertautan pertanda Kai gelisah. "Maaf abang,"

Corbyn mengelus lembut kepala Kai, "Gapapa dek, tapi adek makan ya abis itu mimik obatnya,"

"Tolong siapkan makan siang adik saya!" Corbyn melirik maid yang berdiri di dekat mereka.

"Baik tuan muda,"

Tak berselang lama maid datang membawa senampan berisi makan siang Kai. Dengan telaten Corbyn menyuapi adiknya makan, sesekali Kai akan berinisiatif untuk menyuapi abangnya juga. Usai menyelesaikan makan siang dan minum obat, Kai duduk di pangkuan Corbyn sembari memainkan kancing baju abangnya.

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang