40. Taking Kai Home

15K 1.8K 111
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Hampir lima hari Kai di rawat akhirnya anak itu sudah di perbolehkan pulang. Walaupun begitu, kesehatan Kai akan terus di pantau sebelum menjalani terapi lanjutan ke depannya.

Kai menatap kedua tungkai nya yang bergerak maju-mundur seirama sembari melirik Maminya yang sibuk mengemas barang-barang Kai selama di rawat.

"Mami..." panggil Kai.

"Ya sayang, kamu perlu sesuatu?" Ela bergegas mendekati putra kecilnya yang kini menatapnya sendu.

"Apa telapi na nanti buat Kai sakit?" tanya Kai pelan. Ia menghela napas sangat panjang seolah ada beban menghimpit dadanya, "Apa Kai benal-benal akan sembuh, Mami?"

Kedua mata Ela berkaca-kaca mendengar nada putus asa Kai, "Sayang, terapinya mungkin anak menyulitkan kamu nanti, tapi Mami dan Papi akan selalu ada di belakang mendukung kamu, nak."

"Mami yakin kamu akan sembuh, jangan pernah berkecil hati." Keduanya berpelukan menyalurkan perasaan ibu dan anak yang saling menguatkan.

Zeus yang hendak memanggil nama putranya urung melihat kedua orang tersayangnya saling berpelukan. "Papi kok nggak di ajak pelukan sih?" dengan nada pura-pura merajuk Zeus mendekati keduanya.

"Papi hiks..." Kai merentangkan kedua tangannya ingin di peluk Papi'nya.

"Jagoan Papi kenapa nangis hem? Sebentar lagi kita pulang, katanya kangen Cooper sama Oren." Zeus menimang tubuh Kai yang ada di gendongannya dengan penuh kasih sayang.

Setelah melakukan pemeriksaan terakhir memastikan kondisi Kai yang sudah mulai stabil, Hades akhirnya datang menjemput mereka sepulang dari kantor.

Sepanjang perjalanan Kai hanya diam di pelukan Ela sesekali melirik jendela mobil yang memperlihatkan pemandangan jalan raya. Memasuki area perumahan, dari kejauhan Kai sudah bisa melihat kubah besar dengan gaya eropa klasik yang menjadi maskot mansion Benedict.

"Welcome home adek!!"

Grwalllll....

Suara letupan confetti dan bunyi terompet kerang yang di tiup kencang membuat Kai terkesiap kemudian tersenyum riang melihat sambutan dari keluarganya.

"Woahhh kelen," Kai yang masih berada di gendongan Ela meronta hendak turun.

"Eittt...adek ngga boleh turun, sini Kakek gendong," Martin merentangkan tangannya bersiap menerima tubuh kecil cucunya.

Wajah Kai memang masih terlihat pucat namun tak mematahkan binar bahagia dari kedua bola matanya. Di gendongan Martin, Kai tersenyum manis ke arah abang dan kakaknya yang menyodorkan banyak mainan sebagai hadiah kepulangan untuk Kai.

"Adek suka nggak hadiah abang?" Justin tampak paling bersemangat menunjukkan action figure alien yang di import langsung dari Disney Tokyo.

Mata Kai tentu saja berbinar senang melihat mainan aliennya akhirnya bertambah, "Abang telima kasih," ujar Kai.

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang