🦋🦋🦋
Kai terbangun di pagi hari sendirian di kamar yang luas itu. Kedua tangannya tergerak mengucek matanya dengan pelan. Kai termangu sebentar menatap sekelilingnya yang terasa sunyi. Rasa takut mulai menghinggapi perasaan si kecil, Kai merasakan ketakutan dengan orang-orang di dekatnya yang perlahan pergi meninggalkannya sendirian lagi.
"Papi? Mami?" Lirih Kai.
Kai mencoba turun dari ranjang dengan kedua tungkai kecilnya anak itu berlari menuju pintu keluar kamar. "Hiks.. tenapa tinggi!" Kai meloncat-loncat mencoba meraih gagang pintu di depannya.
Sekian lama mencoba Kai merasa putus asa, suara kecilnya semakin layu dengan wajah memerah. "Kai takut sendili hiks.." Anak itu menenggelamkan wajahnya di antara kakinya meredam suara tangisannya. Kai merasakan semuanya seperti mimpi, tapi saat dia bangun semua terasa nyata. Anak itu seperti terjebak dalam dua dimensi berbeda.
"Adek.. do you build a snowman..." Wajah Kai mendongak ke depan saat mendengar suara yang familiar di telinganya. Ketuk kan di pintu juga semakin menambah keyakinan hati si kecil jika dia tidak ditinggalkan.
"Hiks.. Abang!!" Kai menggedor pintu di depannya dengan brutal.
Justin yang ada di balik pintu terbelalak mendengar suara parau adiknya seperti menangis. "Adek jangan di belakang pintu, abang mau buka pintunya!" Kai mengangguk walaupun Justin tidak bisa melihatnya, anak itu menggeser tubuhnya ke samping.
Klek
Begitu pintu terbuka menampilkan wajah panik Justin, Kai langsung melompat ke dalam gendongan pria itu.
"Abang Jajus!" Kai menangis di pelukan Justin. Tubuhnya bahkan sampai bergetar membuat Justin iba.
"Sayang kenapa nangis? Adek mimpi buruk?" Dengan lembut Justin mengusap air mata Kai.
Kai tidak merespon, anak itu menatap kosong ke arah Justin membuat pria itu panik membawa si kecil turun menemui mami dan papinya.
"Mami papi, adek!"
Zeus yang baru keluar dari dapur tersentak mendengar suara teriakan Justin menyebut adiknya. Begitupun dengan Ela yang tengah menggoreng ikan langsung mematikan kompornya. Keduanya berlari dengan panik ke arah sumber suara.
"Justin, Kai kenapa?" Safir yang duduk di sofa langsung bangkit mendekati adiknya.
"Baby mau sama abang?" Safir menjulurkan tangannya berniat menggendong Kai. Namun anak itu justru menggeleng pelan dan bersuara lirih memanggil papi dan mami.
"Mami disini sayang." Ela meraih tubuh kecil Kai ke dalam gendongannya dan mengayunkannya perlahan. Zeus berdiri di samping Ela menatap wajah pucat Kai yang terus meremas erat telunjuk Zeus.
"Adek kayaknya mimpi buruk mi." Lapor Justin.
"Adek mimpi buruk? Maafin papi ya ninggalin adek sendiri di kamar, adek pasti ketakutan." Zeus mengecup lembut kening Kai yang masih terdiam tanpa kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAI [TERBIT]
Fanfiction[PART MASIH LENGKAP] PESAN sekarang juga ya di : @salenovel14 👉dianacheapy @chocovan95 @bukubeken @cintabukubookshop @wasurjaya.vicyshoop @rumahbukubundarasya "Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal," "Tenapa meleka nda suka Kai...