17. Until Tired

24.7K 2.3K 325
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Suara gelak tawa anak-anak kecil menghiasi sore hari kediaman Benedict. Jeritan manja, pekikan cempreng yang kemudian berakhir dengan tangisan membuat semua orang merasa sangat terhibur.

Kai mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air saking tak kuatnya menahan tawa melihat wajah puas Miya usai mengerjai Timo.

Mainan nampak berserakan di atas karpet dengan enam botol susu bertebaran disekitar mainan-mainan itu. Tak jauh dari tempat mainan ada sekotak alas lukis dan juga tumpukkan komik yang tentunya milik Griffin dan Kana.

Keenam anak itu sangat senang menghabiskan waktu mereka bersama. Dan yang paling penting, anak-anak itu begitu bahagia melihat Kai yang tertawa dengan bebas. Tak kalah bahagianya, Zeus dan Ela yang sesekali menengok anak-anak itu, merasa sangat terharu. Bagaimana perlakuan anak-anak itu pada Kai, bagaimana mereka mengajari Kai yang ingin melukis bintang hingga sesi foto bersama yang dilakukan oleh Griffin dengan kamera yang selalu dia bawa kemanapun

"Mereka lucu ya, Pi." Ucap Ela. Keduanya sedang berdiri di depan pintu ruang bermain Kai.

"Adek seneng banget kayaknya, Mi. Lihat pipinya sampai merah ketawa terus." Sambung Zeus. Pria itu merasa senang dengan kedatangan mereka yang bisa membuat Kai tertawa bahagia.

"Wahh Kai punya Gundam?" Kana begitu antusias melihat koleksi Gundam yang berjejer dengan rapi di rak.

"Gandum?" Beo Kai.

Timo dan Miya kompak menepuk jidat mereka mendengar beoan halus Kai. "Miya laca Kai cedikit budeg."

"Gundam Kai, Gundam." Ucap Kana menujuk ke atas rak.

Kai menoleh dengan wajah bingung. "Jadi nama na Gundam? Kai balu tau." Ucapnya dengan lugu.

Kelima anak itu sontak terdiam, mengeluarkan ekspresi kaget. "Hah?"

"Telus kalo Kai nda tau nama na kenapa bisa punya banyak?" Heran Kana.

"Kak Pil nang beli." Sahut Kai.

Mereka yang mendengar hanya bisa ber oh ria. Kai mengangguk-angguk kecil menerima usapan lembut di dari tangan Kana. "Kana tenapa elus pala na Kai telus?"

Bocah dengan potongan rambut mangkok itu tersenyum kecil menunjukkan deretan giginya yang rapi seperti biji semangka. "Kalena Kai lucu, telalu menggemaskan." Kai langsung tersipu malu mendengar pujian yang Kana lontarkan padanya.

"Ciee Kai malu," tiba-tiba Miya datang dengan wajah menyebalkan menggoda Kai.

"Jangan nakal Miya!" Tegur Griffin membuat gadis kecil biang rusuh itu mencebik.

"Padahal Miya ingin baca-baci cama calon adik ipal." Ucap Miya dengan wajah dibuat sedih.

Izza yang tengah asyik mengemut jarinya menoleh pelan. "Miya cuka abang na Kai?"

KAI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang