🦋🦋🦋
Iring-iringan mobil mewah berhenti di depan sebuah supermarket yang tengah ramai di datangi oleh pengunjung. Sontak seluruh atensi beralih pada mobil biru mengkilat paling depan yang teramat menarik perhatian. Mereka tampak tak sabar melihat siapa gerangan pemilik mobil mewah itu.
Sesaat pintu terbuka lebar, satu persatu sepasang kaki mungil turun dari mobil menampakkan rupa lengkap enam orang anak dengan pakaian mahal melekat di tubuh masing-masing. Sontak bisik-bisik terdengar begitu mereka mengenali siapa gerangan anak-anak itu.
Siapa juga yang tidak mengenali mereka, orang tua anak-anak itu sangat terkenal dan mereka sudah resmi di kenalkan ke publik oleh keluarga mereka.
"Woahh lamai na," decak kagum anak kecil bertopi rajut dengan inisial S di depannya.
Namun kini bisik-bisik kagum berubah menjadi ucapan tak enak di dengar begitu melihat sosok anak bertubuh paling mungil yang menggendong tas beruang di antara lima anak konglomerat itu.
"Wah siapa anak paling kecil itu?"
"Dia tidak cocok bergabung bersama lima anak konglomerat itu, style-nya terlalu kuno."
"Tampang-tampang tidak cocok jadi orang kaya, pasti dia anak pembantu dari salah satu keluarga kaya itu."
"Keluarga kaya itu baik ya sampai anak pembantu ikut di bawa pergi."
"Aku seperti pernah melihatnya di jalanan dulu, tapi mungkin hanya mirip saja."
"Heh mulut kalian tidak sekolah ya?! Jangan berkata jahat pada anak kecil!"
"Dia sangat manis dan mungil, tolong jaga perkataan kalian, itu menyakitkan!"
Kai yang awalnya menatap cerah ke depan mendadak berwajah mendung mendengar selentingan ibu-ibu yang mengatainya. Seketika mood Kai langsung turun, merosot drastis. Rasanya dia ingin pulang saja, dia butuh pelukan hangat Mami dan Papinya.
Miya mendengus tak suka mendengar celotehan para ibu-ibu yang suka bergosip itu. Kana sendiri sudah menggenggam tangan kiri Kai sementara tangan kanannya di pegang oleh Izza. Griffin menatap teduh Kai yang menunduk tak berani menatap ke depan. Timo melirik bodyguard yang Bàbanya tugaskan untuknya agar segera menghandle apa yang menyebabkan mood temannya rusak.
"Kai angkat wajah na, angan nunduk. Pangelan na Miya nda boleh nunduk." Miya yang jengah usai memelototi para ibu-ibu mulut cabe itu langsung menarik dagu Kai agar menghadap mereka.
"Kamu manis, kamu lucu, dan kamu belhalga." Ujar Kana lembut.
"Kita nda kan pelnah lengkap tanpa Kakai." Sambung Izza.
"Ifin beluntung Tuhan nda membeli label halga cama teman. Kalau nda, Ifin nda akan pelnah bica membeli teman yang belharga sepelti Kakai." Griffin menarik napas panjang, "Kalena cejati na teman belhalga nda pelnah di beli, tapi meleka datang cendili."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAI [TERBIT]
Fanfiction[PART MASIH LENGKAP] PESAN sekarang juga ya di : @salenovel14 👉dianacheapy @chocovan95 @bukubeken @cintabukubookshop @wasurjaya.vicyshoop @rumahbukubundarasya "Kai nda punya lumah, tapi Kai anak baik nda pelnah nakal," "Tenapa meleka nda suka Kai...