06. Denial

841 93 57
                                    

Jangan lupa affah?

VOTE

Oke, bestie...

Sekian terima Jeongwoo 🐺

✨ Happy membaca ✨

•••

Jihoon memasuki rumahnya dengan langkah yang tergesa-gesa. Setelah mengikuti Hazel tadi hatinya tak bisa tenang, kegelisahan terus membuncah yang membuat Jihoon ingin lari saja dari kenyataan.

Di tengah langkahnya yang tergesa-gesa, Jihoon berhenti saat melihat adiknya, Anaya dan Shanaya tampak bertengkar di ruang tamu.

"Ana, jangan ganggu dulu, nanti lukisan nya rusak." Ujar Shanaya.

"Ana mau benerin lukisannya, Aya. Ini jelek." Sahut Anaya.

"Biarin aja, Ana. Kamu lukis yang punya kamu aja, jangan ganggu punya Aya."

"Iiih pokoknya Ana mau benerin!" Anaya yang ingin mengambil lukisan Shanaya tak sengaja menyenggol air yang ada di dekatnya hingga mengenai lukisan Shanaya.

"Anaaaa!" Rengek Shanaya dengan suara yang agak kencang, seperti membentak hingga membuat Anaya menangis.

Jihoon yang memang sedang merasa lelah, jadi terpancing emosi melihat pertengkaran adiknya itu.

"Aya!" Teriaknya pada Shanaya.

"Cepat masuk kamar, jangan buat keributan lagi!" Bentak Jihoon pada Shanaya.

Shanaya mengemasi peralatan lukis nya dengan cepat lalu pergi ke kamarnya. Sementara Anaya masih terus menangis.

Sedikit informasi, adik bungsu Jihoon ini kembar, yaitu Anaya dan Shanaya. Anaya memiliki sedikit kekurangan yang membuatnya masih bersikap seperti anak kecil meskipun umurnya sudah menginjak 16 tahun sekarang.

"Paduka pulaang.." Jeongwoo yang baru saja pulang langsung terdiam begitu melihat ekspresi yang tak mengenakan dari Jihoon.

"Jeongwoo, tenangin Ana, kakak capek." Suruh Jihoon pada Jeongwoo dan langsung pergi kemudian menuju kamarnya.

Begitu sampai di kamar, Jihoon membuka kemejanya dengan kasar lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Jihoon menatap langit-langit kamarnya lalu kembali memikirkan Hazel. Entah kenapa wanita itu benar-benar memenuhi pikiran Jihoon. Bahkan hatinya kembali gelisah hanya karena nama wanita itu yang terlintas di benaknya.

"Gak! Gak ada yang terjadi di malam itu. Gak akan ada yang terjadi. Ini pasti jebakan, gue gak mungkin udah ngelakuin itu sama dia." Monolognya meyakinkan diri sendiri.

Suara notifikasi pesan dari handphone Jihoon menyadarkannya dari lamunan. Ia pun mengambil ponselnya dan melihat isi pesan tersebut.

Bubs❤️

|Sayang, mama papa aku nanyain kamu lagi

|Kamu kapan mau lamar aku.

Setelah membaca pesan dari Freya, Jihoon langsung mematikan handphonenya tanpa membalas pesan dari Freya.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang