28. Tangis haru dan bahagia

919 97 56
                                    

Playlist kali ini Always - Yoonmirae

✨ Selamat membaca ✨

•••

Mungkin Hazel sudah sering mendengar bahwa katanya melahirkan itu sama dengan bertarung nyawa. Hazel percaya akan hal itu, tapi Hazel tak pernah menyangka akan sesakit ini rasanya. Dengan arahan dari dokter dan beberapa perawat, Hazel terus mengatur nafas dan mengejan demi mengeluarkan si buah hati. Sudah hampir setengah jam berlalu tapi Hazel belum juga merasakan kelegaan dari rasa sakit ini, keringat Hazel sudah bercucuran deras, rasanya tenaga Hazel sudah hampir habis. Hanya dokter dan perawat saja yang selalu menyemangati Hazel.

Andaikan ada Jihoon di sini, setidaknya Hazel bisa memegang tangan suaminya itu dan memberikan kekuatan untuknya. Tapi apalah daya, Hazel sendiri yang memilih pergi meninggalkan Jihoon.

Hazel kembali bersiap mengatur nafas untuk mengejan, tepat saat ia selesai menarik nafas, tangannya digenggam oleh seseorang bersamaan kepalanya yang dielus lembut lalu dahinya yang dikecup singkat.

"Sayang, kamu pasti bisa," bisik nya.

"Jihoon," Hazel menangis tatkala mendengar suara yang begitu dirindukannya itu.

"Iya, sayang, aku di sini. Jangan takut, aku selalu di sini,"

Hazel pun membalas genggaman Jihoon dan mulai mengatur nafas saat merasakan mulas yang datang kembali. Hazel mulai mengejan sekuat-kuatnya, mengerahkan seluruh tenaga hingga akhirnya mendengar suara tangisan bayi yang memenuhi seisi ruangan itu. Hazel akhirnya merasa lega, rasa sakitnya pun seperti terlupakan begitu saja ketika mendengar tangisan bayinya, perjuangan Hazel berujung kebahagiaan.

Bersamaan suara tangis bayi itu, tangisan haru Hazel dan Jihoon juga pecah bersamaan, ikut menghiasi kebahagiaan itu. Jihoon bahkan berkali-kali mengusap air matanya yang jatuh menganak sungai. Jihoon telah berjanji pada dirinya sendiri tak akan menyakiti hati Hazel lagi, perjuangan yang Hazel berikan untuk anak mereka sudah sangat banyak, sekarang giliran Jihoon yang akan menjaga mereka.

Tak lupa Jihoon kembali mengecup dahi istrinya dengan lama lalu menatap lekat pada Hazel, "Terimakasih sayang, terimakasih sudah berjuang dan kuat. Anak kita sudah lahir. Terimakasih, terimakasih, terimakasih." Jihoon tak henti-hentinya mengecup dahi Hazel dan mengelus tangan Hazel yang ia genggam.

"Jihoon, anak kita sehat, kan? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Hazel dengan suaranya yang lemah.

Saat Jihoon akan menjawab, dokter datang membawa bayi Hazel yang masih menangis dan meletakkannya di atas dada Hazel dengan hati-hati. Suatu keajaiban, tangisan bayi itu reda begitu merasakan sentuhan Hazel.

"Selamat, bayinya laki-laki." Ujar dokter.

Dengan hati-hati Hazel memeluk putra pertamanya itu dan mengelus kepalanya dengan ibu jari, "selamat datang sayang, anak mama yang hebat dan selalu nemenin mama," air mata Hazel jatuh, namun senyuman yang begitu bahagia terpatri di bibirnya. Hazel menangis karena bahagia.

Tak jauh berbeda dengan Hazel, Jihoon pun juga menangis bahagia dan ikut mengelus kepala bayinya.

"Jagoan papa, maafin papa ya nak," ujarnya lalu beralih memandang Hazel, "maafin aku, sayang. I love you more than everything, more than my life, please trust me!" Ucap Jihoon dengan begitu bersungguh-sungguh.

"I love you too." Gumam Hazel sangat kecil dan tak didengar oleh Jihoon.

Saat Jihoon akan menanyakan apa yang dikatakan oleh Hazel, Hazel kembali mendesis kesakitan.

"Sayang, kenapa?" Panik Jihoon.

Dokter pun dengan segera mengambil bayi Hazel dan bersiap untuk persalinan yang kedua. Namun rasanya tenaga Hazel sudah benar-benar habis, ia tak kuat lagi untuk mengejan sekuat tenaga.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang