07. garis dua

927 96 34
                                    

Sebelum scroll ke bawah, jangan lupa apa?

VOTE⭐

OKE!!

Sekian terima Jaehyuk 🦁

✨ Selamat Reading ✨

•••

Hazel terkesiap memandangi benda kecil yang ada di tangannya dan memberikan hasil garis dua. Ya, Hazel akhirnya memutuskan untuk membeli testpack setelah muntah akibat memakan roti coklat. Sepertinya Hazel sedikit menyesali telah membeli alat ini, karena ia tak tau harus apa sekarang setelah mengetahui hasilnya.

Hazel yang masih berada di toilet hanya diam membeku dengan segala pikiran yang bertengkar hebat.

Ini tidak benar kan? Bisa saja ini salah kan? Tapi setelah melihat kondisi tubuh yang aneh akhir-akhir ini, bisa saja ini memang terjadi. Tidak tidak! Ini tidak boleh terjadi.

Pikirannya terus saja bersahut-sahutan tiada henti, bersamaan air mata yang ikut mengalir menganak sungai.

Hazel kecewa, ia sungguh kecewa pada dirinya sendiri karena tak mampu menjaga kehormatannya dan kehormatan keluarganya. Sekarang nasi telah menjadi bubur, Hazel hancur. Bagaimana ia harus bertindak sekarang?

Karena begitu kebingungan, Hazel hanya dapat menangis di dalam sana tanpa mau beranjak sedikitpun. Biarlah ia menumpahkan air mata sepuasnya sekarang, karena memang ini semua akibat kesalahan yang telah ia perbuat.

Setelah kurang lebih tiga jam, Hazel akhirnya keluar dari toilet dengan wajah yang pucat dan tubuh yang begitu lemas. Hazel berjalan gontai menuju kamar lalu mengunci nya. Di dalam kamar ia kembali menangis sembari meratapi testpack itu.

Karena pikirannya yang kalut dan kacau, Hazel kembali lagi ke dapur dengan langkah pastinya dan mengambil pisau disana. Sekarang ia sudah benar-benar siap untuk mati. Namun, sekelebat pikirannya mengambang jauh pada wajah adik-adiknya saat bayi dulu. Mereka hanyalah makhluk kecil lucu yang tak tau apapun, begitu juga dengan anak yang ada di kandungan Hazel ini, yang tentu saja tidak bersalah. Ini semua karena kesalahan Hazel, janin ini tidak bersalah.

Perlahan Hazel menurunkan pisau itu lalu terduduk lemah dengan suara tangisan yang pecah. Hazel menangis sejadi-jadinya, terus merutuki dan menyesali perbuatannya. Jika sekarang ia bunuh diri, bukankah Hazel hanya akan menambah dosa nya saja karena membunuh dirinya sekaligus anak yang ada di dalam kandungannya.

Hazel lalu teringat dengan cerita Mashiho tentang kakaknya, ia lalu membayangkan jika ayah dan adik-adiknya berada di posisi Mashiho, bukankah itu sungguh menyakiti hati mereka.

"Maafin Hazel, Tuhan." Lirihnya.

Setelah dirasa sudah cukup tenang, tangisnya pun sudah mulai mereda, Hazel mengembalikan pisau itu pada tempatnya lalu kembali mengurung dirinya di dalam kamar.

Selama seharian itu, Hazel hanya mendekam di kamar tanpa melakukan apapun, ia hanya keluar sekali untuk makan. Untung saja pagi tadi sebelum ia muntah muntah, Hazel sudah meminta karyawannya untuk membuka toko terlebih dahulu, jadi Hazel tak perlu khawatir tentang itu untuk saat ini.

Tanpa terasa malam pun tiba, semua keluarga Hazel sudah tidur sedari tadi karena memang sudah tengah malam sekarang. Hanya Hazel yang masih tetap terjaga tanpa bisa menutup matanya untuk tidur.

Beruntungnya lagi, keluarga Hazel membiarkan dirinya untuk beristirahat karena mengira Hazel kelelahan sehabis dari toko kue. Mereka benar-benar tak mengganggu Hazel sama sekali dan membiarkannya beristirahat di kamar tanpa tau bahwa Hazel tadi tidak pergi ke toko kue miliknya. Hazel bersyukur tentang hal itu, karena jika keluarganya melihat mata bengkak Hazel, dapat dipastikan ia akan ditanyai dengan pertanyaan bertubi-tubi, dan Hazel bukan pembohong yang handal. Ayahnya akan tau jika Hazel sedang berbohong.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang