(Spin off Sunshine in my heart)
Dua insan yang tak saling mengenal, namun harus hidup bersama karena rencana takdir yang mengikat mereka dalam bentuk janin yang ada di kandungan Hazel.
Kejadian satu malam yang benar-benar merubah kehidupan Hazel dan...
Hazel tergesa-gesa memasukkan handphone dan dompetnya di tas. Ia lalu berjalan dengan terburu-buru menuju pintu depan, namun saat akan membuka pintu langkahnya terhenti.
"Ya ampun! Jihoon!" Serunya dengan tangan yang menepuk dahinya.
Hazel sungguh lupa bahwa Jihoon melarangnya untuk pergi kemana-mana. Tetapi sekarang ada hal yang sangat mendesak. Hazel baru saja mendapatkan kabar dari Sunghoon bahwa Mashiho sedang di tahan di kantor polisi, karena itu ia sangat terburu-buru sekarang.
Akhirnya Hazel memutuskan untuk menelepon Jihoon saja untuk meminta izin, namun baru saja membuka ponsel, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal menyita perhatian Hazel. Karena penasaran Hazel memilih untuk membuka pesan itu terlebih dahulu.
"Pesan suara?" Gumam Hazel heran.
Hazel pun memutar pesan suara itu dan mendekatkan ke telinganya,
Akh! Sakit, Hoon.
Tahan ya sayang, bentar lagi.
Hazel terpaku mendengar suara yang ada di dalam pesan suara itu. Bagaimana mungkin ia tak mengenali suara itu, suara orang yang akhir-akhir ini telah memenuhi pikiran dan hati Hazel. Ya, hatinya sudah mulai jatuh pada Jihoon, terlebih setelah mendengar perkataan Jihoon yang mulai nyaman pada dirinya dan menerima anak mereka. Suara wanita itupun Hazel kenal, itu adalah suara Freya.
Tanpa menunggu perizinan, air mata Hazel luruh begitu saja. Tangannya menggenggam kuat ponsel itu menyalurkan rasa marah dan sakit hatinya.
Ting!
Ponsel Hazel kembali berbunyi yang menandakan pesan masuk, dan saat melihat isi pesan itu hati Hazel semakin panas dengan isakan tangis yang mulai keluar. Pesan yang baru saja masuk menunjukkan foto Freya yang berada di gendongan Jihoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|See? Jihoon itu selalu puas sama gue
Hazel sangat tau bahwa itu memang Jihoon, pakaian yang digunakan pun sama persis seperti yang Jihoon pakai saat pergi tadi.
"Sebenarnya perkataan kamu serius gak sih, Hoon?" Lirih Hazel.
Kalimat-kalimat yang Jihoon lontarkan pada Hazel kembali terngiang di kepala Hazel. Sepertinya semua itu hanyalah angin lalu bagi Jihoon, kata-kata itu hanya lontaran begitu saja dari mulutnya. Hazel sungguh kecewa, padahal baru saja hatinya sudah sangat yakin dan percaya pada Jihoon, tapi rasanya ia harus pertimbangkan lagi semua itu.
Hazel yang sudah terlanjur kecewa mengurungkan niatnya untuk menelepon Jihoon, ia langsung saja pergi ke kantor polisi tanpa memberitahu siapapun.