36. kembali pulang

951 97 22
                                    

🌼🌼🌼

Hari ini Jihoon sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat selama sepekan. Meskipun tangan kanannya masih harus disanggah dengan arm sling, kondisi tubuh Jihoon sudah membaik dan bugar.

Saat ini Jihoon sudah di mobil yang dikendarai oleh Asahi, di dalam sana juga ada nyonya Choi, Shanaya, dan Anaya.

"Mama kita langsung pulang, kan? Ana sudah mengantuk sekali," Anaya menyandarkan kepalanya di bahu Shanaya.

"Ana tidur aja, nanti Aya bangunin,"

"Baiklah." Anaya mulai memejamkan matanya karena sudah sangat mengantuk.

"Ngantuk banget kayanya, habis ngapain sih?" Tanya Jihoon.

"Kak Ji gak usah tanya-tanya Ana, Ana masih gak mau ngomong sama kak Ji," ucap Ana dengan posisinya yang masih sama dan mata yang terpejam.

Nyonya Choi yang duduk di depan berbalik menatap Jihoon dengan raut wajah yang bingung. Jihoon pun tertawa kecil melihat tingkah adiknya serta mamanya yang tampak penasaran.

"Kemarin waktu Hazel datang, dia bilang ke aku buat suruh Hazel pulang ke rumah," jelas Jihoon.

"Ya ampun Ana, mana bisa langsung suruh gitu aja, kita harus tanya mbak Hazel nya dulu," ucap Shanaya.

Anaya lalu bangun dan menatap kesal pada semua orang, "mbak Hazel pasti mau, Ana kangen sama mbak Hazel,"

"Iya Ana, ini sebentar lagi kita sampai di rumah Mbak Hazel," sahut Asahi.

"Beneran kak Asa?! Kalau bohong pantatnya kelap-kelip loh!" Ujar Anaya dengan antusias namun langsung murung kembali saat mendengar sergahan Jihoon.

"Heh! Siapa yang ngajarin ngomong gitu,"

"Abang paduka," lirih Anaya yang hampir menangis.

"Kak Ji!" Protes Shanaya sambil menepuk paha Jihoon yang duduk di sebelahnya, lalu beralih ke Anaya yang berada di sebelah satunya lagi, "sudah, Ana jangan menangis, lain kali ngomong gitu ke bang paduka aja, jangan sama bapak-bapak kaya kak Ji," ujarnya sedikit menyindir.

"Kalau kak Ji gak jadi bapak, kalian gak akan punya ponakan," sahut Jihoon tak mau kalah.

"Udah lah bang, udah jadi bapak-bapak juga, masih aja gak mau kalah sama yang lebih muda." Celetukan Asahi berhasil membuat Jihoon diam dan mengundang tawa semua orang.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, mereka akhirnya sampai di rumah Hazel dan bersamaan dengan itu tuan Choi juga sampai dengan mobilnya sendiri karena harus mengurus pekerjaan terlebih dahulu di kantor baru menyusul.

Kedatangan mereka semua pun di sambut baik oleh tuan Tarendra. Mereka duduk di sofa dengan beberapa camilan dan teh yang sudah tersedia di meja. Shanaya dan Anaya tak ingin ikut bergabung, mereka memilih masuk ke kamar Hazel dan bermain dengan Galleo yang baru saja bangun tidur.

Semua orang tampak berbincang dengan serius karena memang tujuan kedatangan Jihoon kali ini adalah memperbaiki hubungan mereka dan meminta izin tuan Tarendra lagi untuk membawa Hazel pulang ke kediaman keluarga Choi.

Setelah mendapatkan izin dan selesai berbincang-bincang ringan, mereka akhirnya pamit pulang. Tuan dan nyonya Choi serta Shanaya dan Anaya jalan duluan dengan mobil tuan Choi, sementara Asahi masih membantu memindahkan barang-barang Hazel ke dalam bagasi selagi menunggu Hazel berpamitan dengan keluarganya.

"Ayah, Hazel pamit dulu. Jaga kesehatan ayah, jangan lupa sering-sering telepon Hazel kalau lagi gak sibuk," Hazel menunduk, tak kuasa memandang wajah ayahnya, takut air mata akan jatuh.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang