22. Perubahan

915 106 101
                                    

Jangan lupa VOTE ‼️

Disarankan membaca sambil mendengarkan lagu Runtuh - Feby Putri feat Fiersa Besari

Sekian terima Yochi⚡

✨ Selamat membaca ✨

•••

Begitu banyak perubahan yang terjadi setelah kepergian Jungwon. Bahkan perubahan itu masih terasa meskipun sudah 3 bulan berlalu.

Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah Hazel yang jadi pendiam dan jarang tersenyum. Hal itu sungguh membuat Jihoon khawatir, karena Hazel seperti tak mempunyai semangat hidup. Untuk sekedar makan pun terkadang harus selalu dipaksa terlebih dahulu.

Ah iya, sampai sekarang Hazel masih tinggal di rumahnya, ia belum pulang ke rumah keluarga Choi karena ingin menemani ayahnya dan Sunghoon disini. Dan karena hal itu juga Jihoon jadi sering berpindah-pindah, terkadang ia menginap di rumah Hazel, terkadang juga di rumahnya.

Sikap Jihoon kepada Hazel sudah kembali membaik, perlakuan manis yang sering dilakukannya dulu, kembali sering dilakukan lagi sekarang, apalagi setelah melihat kondisi Hazel yang terpuruk di masa kehamilannya, Jihoon jadi semakin protektif kepada Hazel dan memberikan perhatian penuhnya.

Seperti saat ini, meskipun mata Jihoon terasa berat untuk terbuka tetapi ia tetap memaksakan dirinya bangun karena mendengar isakan tangis Hazel. Jihoon mendudukkan dirinya lalu membawa Hazel ke dalam pelukan.

"Kenapa lagi, hm?" Tanya Jihoon dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Hazel tak mengatakan apapun, ia hanya menangis sambil sesenggukan. Jihoon sudah terbiasa dengan hal ini, karena ini bukan pertama kalinya ia mendapati Hazel yang menangis di tengah malam seperti ini. Hampir setiap malam Hazel selalu menangis diam-diam begini. Yang dapat Jihoon lakukan hanyalah memeluk dan menenangkannya hingga Hazel akhirnya tertidur sendiri karena kelelahan menangis. Setelah Hazel sudah tertidur, maka Jihoon pun ikut kembali tidur sambil memeluk Hazel semalaman.

Pagi akhirnya tiba, Jihoon yang tertidur begitu pulas merasa terganggu dengan sebuah tangan yang terus mengguncang pelan tubuhnya.

"Hoon,"

Jihoon akhirnya membuka mata dan mendapati Hazel yang ternyata membangunkan dirinya.

"Udah siang, kamu gak kerja?"

Jihoon mengangguk lalu mulai meregangkan badannya dan langsung duduk bersandar di headbord.

"Hari ini jadi kan ketemu dedek?" Tanya Jihoon.

Hazel yang tengah melipat selimut menoleh dan menatap ragu pada Jihoon.

"Aku temenin," ujar Jihoon lagi.

Satu lagi perubahan Hazel yang membuat Jihoon khawatir, Hazel tak mau melakukan USG karena selalu teringat adiknya dan akan menangis. Bahkan setelah kandungannya akan memasuki 6 bulan pun Hazel tetap tak mau melakukannya.

Terdapat satu perubahan juga dari Jihoon, semenjak tinggal di rumah Hazel, ia merubah panggilannya menjadi aku-kamu pada Hazel. Jihoon takut di anggap tidak sopan jika terdengar oleh tuan Tarendra, dan tanpa sadar Jihoon jadi terbiasa menggunakan aku-kamu pada Hazel walaupun sedang tidak ada tuan Tarendra.

"Kita harus tau keadaan dedek, kan? Nanti kalau ada apa-apa gimana?" Bujuk Jihoon dengan lembut dan penuh pengertian.

Hazel meletakkan selimut yang sudah dilipatnya di atas kasur lalu duduk di tepi kasur meskipun agak kesulitan karena perutnya yang sudah mulai membesar.

"Emangnya gapapa kalau kamu gak kerja?"

"Aku izin setengah hari aja, ayo siap-siap,"

Jihoon turun dari kasur dan mengadahkan kedua tangannya pada Hazel untuk membantu Hazel bangun. Hazel pun menyambut tangan Jihoon dan perlahan bangkit dari duduknya.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang