15. cemburu?

934 102 115
                                    

Seperti biasa, sebelum baca harus VOTE dulu‼️

Maksa nih‼️☺️

Sekian terima Yoshi 🐯

✨ Selamat membaca bestie ✨

•••

Jihoon diam-diam memperhatikan Hazel yang baru saja memasuki rumah keluarga Choi. Wajah Hazel tampak datar saja, tak ada senyuman ataupun kesedihan. Entah apa yang dipikirkan olehnya, Jihoon selalu susah untuk menebak. Jihoon harap Hazel bisa betah tinggal disini bersama keluarganya.

"Kamar kamu dimana?" Jihoon mengalihkan pandangannya begitu Hazel bersuara dan menatap ke arah dirinya.

"Ayo, sini." Jihoon pun berjalan di depan dan diikuti oleh Hazel dari belakang.

Kamar mereka terletak di lantai satu dan berada paling ujung. Jihoon pun membuka pintu kamar dan mempersilahkan Hazel untuk masuk.

"Bau cat," gumam Hazel yang di dengar oleh Jihoon.

"Sebenarnya ini bukan kamar gue, tapi mama suruh pindah biar lo gak capek naik turun tangga," jelas Jihoon.

"Gue gapapa, disini juga enak kamarnya," sela Jihoon cepat sebelum Hazel sempat berucap.

Jihoon sudah tau wanita itu pasti akan meminta maaf, Hazel itu terlalu naif bagi Jihoon.

"Bau cat nya bikin mual gak?" Hazel menggeleng kecil dan tersenyum pada Jihoon sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja.

"Ya udah, istirahat aja,"

"Kalau keliling rumah, boleh?" Tanya Hazel dengan hati-hati.

Terkadang Jihoon itu suka bersikap protektif terhadap Hazel, sehingga Hazel jadi sedikit takut jika ingin meminta izin untuk melakukan sesuatu.

"Hm, ayo gue temenin." Ucap Jihoon.

Diam-diam Jihoon kembali menyunggingkan senyum kecilnya melihat wajah Hazel yang kesenangan dan bersemangat.

Mereka berjalan beriringan menuju dapur. Saat sampai disana kali ini Jihoon melihat senyum dari bibir Hazel. Hazel tampak memandang kagum dengan dapur di rumah itu yang tampak mewah dan peralatan dapurnya pun cukup lengkap. Sementara Jihoon kagum memandangi senyum Hazel.

Manis,

Puji Jihoon di dalam hatinya.

"Biasanya yang buat sarapan siapa?"

Jihoon yang tanpa sadar memperhatikan Hazel, dengan cepat berbalik badan membelakangi Hazel, "Bi Rumi, tapi lagi pulang kampung, jadi sementara ini mama yang masak," jawabnya kemudian.

"Besok aku yang buat sarapan, boleh?"

Jihoon kembali berbalik menghadap Hazel dengan alis yang menukik tajam, "gak usah," tekannya.

"Iya," jawab Hazel dengan lesu.

Ah, Jihoon menyesali nada bicaranya yang terdengar kasar, sekarang senyum manis itu telah hilang. Karena sudah tak enak, Jihoon meletakkan ponselnya di atas pantry lalu menuju ke arah kulkas dan mengambil beberapa camilan untuk Hazel.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang