30. Akhir dari Freya

866 98 78
                                    

Jangan lupa VOTE ‼️

Sekian terima Hazel🌼

✨ Selamat membaca ✨

•••

Satu hal yang baru saja Jihoon sadari, selama ini ia terlalu menganggap remeh pada Freya. Jihoon tak pernah menyangka bahwa mantan pacarnya yang sangat ia sayangi dulu bisa sejahat dan selicik itu. Jihoon benar-benar tak habis pikir. Untung saja kedua orang tuanya tak pernah memberikan restu, jika tidak mungkin Jihoon sudah menikah dan hidup dengan wanita bejat itu.

Memikirkan hal itu semua membuat Jihoon merasa semakin bodoh. Rasa bersalah terhadap Hazel pun semakin membuncah, mengoyak hati dan pikirannya.

Jihoon semakin mempercepat langkahnya lalu membuka pintu dengan kencang hingga terdengar suara benturan antara dinding dan pintu. Jihoon kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam dengan amarah yang menggebu-gebu. Saat ditemukannya orang yang dicari, Jihoon semakin memanas mendekati orang itu.

"Lo beneran mau mati, Freya?!" Tekan Jihoon dengan nada amarah yang tertahan.

"Ganti rugi pintu gue yang rusak," balasnya dengan santai sembari duduk di sofa, ditambah secangkir teh ditangan.

"Lo apain Hazel?!"

"Apa anaknya selamat?" Freya benar-benar tak mendengarkan Jihoon, ia hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Bukan urusan lo!"

Freya terkekeh kecil sembari meletakkan cangkir tehnya di atas meja, ia lalu berdiri menghadap Jihoon, "jadi, kapan lo mau ceraiin Hazel? Anaknya kan udah gak ada, Hoon. Sekarang Lo harus tanggung jawab sama anak yang ada di kandungan gue," ujarnya dengan senyuman yang terpatri.

Jihoon tersulut emosi, tanpa bisa ditahannya lagi tangannya melayangkan sebuah tamparan keras yang mengenai pipi Freya hingga memerah. Wanita itu bahkan terduduk kembali di sofa akibat kerasnya tamparan itu.

"JANGAN BERANI LO TEMUIN HAZEL LAGI! DASAR WANITA GILA!" Sergah Jihoon dengan dadanya yang naik turun karena amarah.

Jihoon memandangi wajah Freya yang tampak kesakitan dengan tangan yang memegang pipi dan perutnya. Namun, sedikitpun Jihoon tak merasa iba ataupun kasihan dengan hal itu.

"Cih! Kasian anak Lo, harus terlahir dari ibu yang gila dan licik kaya Lo! Semoga anak Lo kuat ya," Jihoon berbalik pergi setelah mengatakan hal itu.

"Jihoon," langkah Jihoon terhenti saat melihat kedatangan Hyunsuk dan Asahi di apartemen Freya.

Saat baru saja akan bertanya tentang kedatangan dua saudaranya itu, ucapan Jihoon tertahan karena merasakan benda keras yang mengenai kepala bagian kanannya.

"Bang Ji!" Teriak Asahi.

Jihoon pun meringis sembari memegangi kepala bagian kanannya yang berdarah dan terasa sakit. Hal itu semua diakibatkan oleh Freya yang baru saja melempari Jihoon dengan cangkir yang berisi teh panasnya.

"BANGSAT!" Teriak Jihoon lalu berbalik dan mendapati Freya yang sudah berdiri dengan kedua tangannya mengangkat teko keramik berisi teh panas.

"KALAU AKU GAK BISA DAPETIN KAMU, MENDINGAN KAMU MATI!" Teriak Freya seperti kesetanan.

Freya mulai berlari kecil ke arah Jihoon tanpa menyadari lantainya yang basah akibat tumpahan teh yang ia lemparkan pada Jihoon tadi. Akibatnya Freya terjatuh dengan teh panas yang ada didalam teko tumpah mengenai setengah wajahnya. Perut Freya bahkan terbentur ke lantai hingga terjadi pendarahan padanya.

"Aaaarrrrghh! SAKIT!" Teriak Freya yang terdengar begitu kesakitan.

"Sahi, telpon ambulance!" Suruh Hyunsuk yang langsung dilakukan oleh Asahi.

Fate Love | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang