Ayo VOTE sebelum baca!!
Sekian terima Yoshi 🐯
✨ Selamat membaca ✨
•
•
•Hazel duduk di bangku pelanggan yang ada di tepi jendela, memandangi kendaraan yang berlalu lalang memadati jalanan.
"Kak Jel,"
Hazel yang terlarut dalam lamunannya tak menyadari panggilan dari karyawan yang memanggil dirinya.
"Kak," panggilnya lagi sambil menepuk pelan bahu Hazel.
"Eh! Oh, Rona. Udah selesai bersih-bersihnya?" Ucap Hazel.
"Udah, kak. Rona sama Hana pulang dulu ya, kak." Pamit Rona.
"Iya, hati-hati ya. Terimakasih untuk hari ini."
"Sama-sama, kak." Balas Rona dan Hana bersamaan.
Setelah kepergian dua karyawannya itu, Hazel tetap tak bergeming dari tempatnya. Ia masih betah menatap jalanan di luar sana meskipun jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
Walaupun Hazel hanya diam sedari tadi, namun pikirannya begitu berisik memikirkan permintaan Nyonya Choi tiga hari yang lalu. Sudah selama itu tapi Hazel tetap bingung harus menolak bagaimana. Untungnya, selama tiga hari itu pun Nyonya Choi belum ada datang lagi ke toko Hazel, sehingga Hazel tidak terlalu merasa tertekan.
Ah, iya. Ada satu masalah lagi yang menambah rasa frustasi di pikiran Hazel. Kemarin tiba-tiba saja Hyunjin mengungkapkan lagi perasaannya pada Hazel. Sebenarnya dari dulu Hyunjin memang sudah terang-terangan mengatakan perasaannya pada Hazel, hanya saja Hazel saat itu masih tidak mau berpacaran, ia ingin fokus mengejar karir nya terlebih dahulu. Dan sekarang, Hyunjin kembali mengungkapkan isi hatinya disaat nyonya Choi juga memberikan tawaran perjodohan.
Hazel betul-betul bingung. Bagaimana ia harus mengatasi dua situasi ini. Bukankah Hazel akan tampak jahat jika menolak permintaan Nyonya Choi dan langsung menerima hyunjin. Ia takut di anggap tak menghargai perasaan nyonya Choi yang sudah memilihnya, tetapi ia malah langsung berpaling pada orang lain. Hazel pun juga belum terlalu yakin dengan hatinya pada Hyunjin.
Padahal sebenarnya Hazel bisa melakukan apapun yang ia mau, tetapi ia terlalu takut akan melukai hati orang lain. Ia tak ingin menyakiti nyonya Choi dan takut akan menyakiti Hyunjin nantinya jika ia belum yakin pada hatinya.
Sungguh menyakitkan menjadi orang yang tidak enakan.
Lamunan Hazel kembali dibuyarkan ketika lonceng pintu masuk tokonya berbunyi. Begitu ia menoleh, ternyata itu adalah Sunghoon, adiknya.
"Loh, tumben jemput?" Heran Hazel.
"Udah jam berapa ini, kak." Ucap Sunghoon sambil menggeleng kecil.
Hazel pun melirik jam yang ada di tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam lewat enam menit.
"Ya ampun, maaf, kakak gak liat jam. Tapi, kenapa kamu gak telepon aja sih? Kan kasian kamu harus nyusul kakak kesini."
Sunghoon melipat tangannya di dada sambil menunjukkan ekspresi datarnya dengan alis yang sedikit naik. Ekspresi Sunghoon seakan mengatakan,
Kan kakak tau sendiri ayah kakak gimana orangnya.
Hazel yang langsung paham dengan ekspresi adiknya itu langsung bergegas mengambil tasnya yang ada di dapur dan langsung pulang bersama Sunghoon.
Sesampainya di rumah, benar saja dugaan Hazel. Ayahnya sudah menunggu kedatangannya di ruang tamu.
"Kenapa malam pulangnya, kak? Ada masalah di toko?" Sambut tuan Tarendra begitu Hazel duduk di sofa yang ada di hadapan ayahnya itu.
"Maaf, Ayah. Hazel lupa kasih tau kalau akan pulang telat. Tadi Hazel cuma duduk sebentar di toko." Jelas Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Love | Jihoon Treasure
Romance(Spin off Sunshine in my heart) Dua insan yang tak saling mengenal, namun harus hidup bersama karena rencana takdir yang mengikat mereka dalam bentuk janin yang ada di kandungan Hazel. Kejadian satu malam yang benar-benar merubah kehidupan Hazel dan...