Kapal sudah menjauhi dermaga. Hampir semua tamu berkumpul di ballroom kapal karena cuaca di luar yang lumayan panas. Walaupun begitu, berkat kemampuan sang DJ, suasana tetap menyenangkan. Apalagi hidangan makanan mewah serta sampanye yang disediakan sangat memanjakan lidah—para tamu tetap menikmati acara dengan suasana hati gembira.
Para anggota GDO telah berpencar. Mereka berbaur dengan sangat baik. Tidak ada kesulitan yang mereka alami ketika berkenalan dengan teman-teman Nicholas yang rata-rata adalah pengusaha. Malah mereka tampak senang dan bersemangat sehingga tidak lagi menaruh atensi pada Kama.
Kama tentu sangat lega, dan ia betekad untuk tidak terlalu sering menghabiskan waktu dengan mereka setelah intograsi kecil yang mereka lakukan padanya.
Mika sepertinya sudah memperkirakan hal itu sampai menempatkan Kama di cabin yang cukup jauh dari anggota GDO. Tidak hanya itu, Kama tidak perlu berbagi cabin dengan orang lain agar dia merasa nyaman.
Perhatian dari Mika membuat Kama memutuskan untuk bicara pada Ethan. Mereka harus bisa bekerjasama demi kelancaran pernikahan Mika. Jika memang Ethan keberatan kerana dia membawa Aren, Kama akan mengakui kesalahannya. Berdamai dengan Ethan adalah pilihan yang paling bijak yang bisa dilakukan Kama untuk Mika.
Sayangnya cukup sulit mendapatkan kesempatan bicara dengan Ethan. Selain karena Aren setia mengekorinya kemana-mana, Ethan pun tampak lumayan sibuk mengobrol dengan kenalannya. Tiba-tiba mendatangi Ethan di depan orang banyak jelas akan menarik perhatian. Kama tentu tidak menginginkan hal itu.
Sore akhirnya datang. Seperti rangkaian acara yang sudah disusun, hari pertama dimulai dengan sunset party. Para kru kapal mulai sibuk menyiapkan acara. Memindahkan makanan ke luar serta menghidupkan lampu-lampu gantung ketika langit sudah mulai meredup. Menciptakan pemandangan yang cantik di cruise mereka. Apalagi langit senja yang membiaskan cahaya ke laut membuat orang-orang terpana pada keindahan itu, lantas mengangkat ponsel dan tak berhenti merekam.
"Kamu nggak bikin story juga, Kam?" tanya Aren yang menyimpan ponselnya kembali setelah memfoto langit lalu ia bagikan di akun instagram-nya.
Kama mengerjap. Agak terkejut karena sejak tadi dia berusaha mencari sosok Ethan yang mendadak menghilang ketika orang-orang pindah ke luar. "Oh, nanti aja," jawabnya singkat yang diselipi senyum kecil.
"Ini aku beneran nggak boleh post foto bareng kamu, nih?" Aren memasang ekspresi memelas. Mereka sempat selfie atas ajakan Aren. Namun Kama melarang Aren membagikan foto-foto itu di instagram-nya. "Toh, netizen pasti udah bisa nebak kita ada di acara yang sama."
"Aku nggak mau kita makin digosipin, Aren," jelas Kama lembut lalu menambahkan ketika melihat ekspresi kecewa Aren. "I mean, aku nggak mau dibicarain buat hal-hal begini."
"I get it," Aren mengangguk. Dia menenggak sampanye lalu menoleh pada Kama yang tampak cantik dan feminim dengan sleeveless satin dress bernuansa nude yang melekat di tubuh mungilnya. Membuat Aren sangat bangga sebab dia lah yang mendampingi Kama.
Namun begitu dia menyadari Kama mencuri-curi pandang pada Ethan sepanjang pesta berlangsung—Aren tak memungkiri hal itu sedikit membuatnya ... cemburu.
"Aren, kamu marah, ya?" tanya Kama khawatir. Dia sama sekali tak bermaksud membuat Aren tersinggung.
"No, I'm not," pria itu menggeleng lalu tersenyum. "Aku nggak sedangkal itu, Kama." Tegasnya kemudian menaruh sampanye di meja dan menatap gadis itu dengan pandangan dalam. "Hey, kenapa aku harus marah karena itu? Kamu punya hak buat ngelarang aku. Aku cuma ..." cemburu karena kamu terus ngeliatin Ethan di saat aku ada di samping kamu. "... mau bikin orang-orang iri karena aku jadi pendamping kamu. And ... did I say you look very beautiful?" tanyanya dengan senyum menggoda andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel My Heartbreak
Romance[Completed] Dua tahun setelah pernikahannya batal dengan Ethan, Kama mendapatkan undangan pernikahan dari Mikaela--sahabat sekaligus adik kandung Ethan--yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Nicholas setelah enam tahun mereka berpacaran. Kam...
