Ethan terbangun dengan kondisi tubuh yang terasa segar serta senyum cerah di wajahnya. Tentu saja dia tidak lupa apa yang terjadi semalam. Semuanya masih tersimpan manis di dalam ingatannya. Sampai-sampai dia sedikit meringis kala tubuhnya berdenyut dan sesuatu telah berdiri di bawah sana—entah karena efek morning wood atau memang bayangan itu berhasil membuatnya kembali bergairah.
Pria itu lantas menggerakkan tubuhnya ke depan. Satu tangannya terangkat hendak menggapai tubuh Kama ke dalam pelukkannya. Alih-alih begitu, yang ia rasakan malah udara kosong. Sontak mata Ethan terbuka lebar, dan betapa terkejutnya dia mendapati Kama tak ada lagi di tempat tidur. Dia sendirian. Sisi sebelahnya pun terasa dingin menandakan sudah lama tempat itu ditinggalkan.
Ethan mendudukkan tubuhnya. Mengedarkan pandangan ke sepenjuru kamar mencari keberadaan Kama. Ketika pandangan turun ke bawah, didapatinya pakaian gadis itu yang ia tanggalkan semalam telah raib. Hanya ada pakaiannya yang berserakkan di lantai.
Suasana hati Ethan berubah sedikit kelam. Pria itu menyibak selimut lantas turun dari tempat tidur. Dia pergi ke kamar mandi, berharap menemukan Kama di sana. Tapi tempat itu kosong. Bahkan jejaknya basah pun tak tertinggal—yang artinya Kama sama sekali tak menggunakannya.
Tidak putus harapan, Ethan keluar dari kamarnya. Sisa-sisa romantic cundle light dinner semalam masih ada. Begitu pun potongan buah, wine, dan dua gelas tinggi yang berada di ruang tamu—tempat ia dan Kama becumbu sebelum akhirnya berakhir di ranjang.
Ethan melangkahkan kaki ke sana. Duduk bersandar di sofa sambil memejamkan matanya. Mengulang kembali adegan semalam untuk memperbaiki suasana hatinya.
Kama tidak mungkin menyesal, kan?
Gadis itu pergi begitu saja tanpa pamit padanya pasti ada alasan.
Tidak tahan menduga-duga, Ethan lantas mencari ponsel yang seingatnya tertinggal di tempatnya duduk sekarang. Dia menyingkirkan bantal sofa dan menemukan benda pipih itu terselip di pinggiran sofa. Banyak panggilan masuk serta beberapa chat terkait pekerjaan. Namun tak ada satu pun dari Kama. Gadis itu juga tak mengirimkan pesan untuk menjelaskan kenapa dia pergi tanpa pamit. Tanpa membuang waktu Ethan menekan tombol panggil pada kontak Kama.
Dering demi dering ia tunggu dengan tidak sabar.
Sampai panggilan itu terputus sendiri karena tak adanya jawaban.
Pria itu berdecak. Mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu menunduk. Sikunya yang menempel di dengkul membuat Ethan tampak muram.
Ethan tidak bisa membiarkan Kama bersikap seperti ini. Mereka harus bertemu.
Lantas pria itu bangkit berdiri dan melangkahkan kaki menuju kamar. Memutuskan untuk mendatangi Kama ke apartemenya.
***
"Nih, minum," Kama menoleh ketika Ode mengasurkan botol air minum dan juga satu keping pil yang tidak ia ketahui apa.
"Ini apa?" tanya Kama clueless.
"Morning after pills," jawab Ode. "Memangnya lo mau hamil?"
Kama sontak langsung terbungkam. Pipinya memerah dan tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengambil botol air minum dan keping pil tersebut tanpa bantahan.
Kama baru ingat jika semalam Ethan sama sekali tak memakai kondom. Dia pun tidak menyadarinya hal itu. Sepaginya, dia terlalu kalut saat terbangun di sebelah Ethan. Semua kewarasannya kembali di kala dia membuka mata. Membuat Kama memutuskan untuk diam-diam turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar pria itu. Ia tak yakin bisa menghadapi Ethan setelah apa yang terjadi semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel My Heartbreak
Romance[Completed] Dua tahun setelah pernikahannya batal dengan Ethan, Kama mendapatkan undangan pernikahan dari Mikaela--sahabat sekaligus adik kandung Ethan--yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Nicholas setelah enam tahun mereka berpacaran. Kam...