Mas Ethan
Udah sampai apart?Kama
Just arrivedMas Ethan
Okay
I'll be there in fifteen minutesChat terakhir belum sempat dibaca sebab Kama sudah meninggalkan ponselnya di meja rias lalu masuk ke kamar mandi karena ia butuh air hangat untuk menyegarkan tubuhnya. Dua puluh menit kemudian, ketika ia sedang mengeringkan rambut, suara pintu kunci otomatis membuatnya sontak mematikan hairdryer lalu keluar dari kamar dan melihat Ethan sudah duduk nyaman di ruang tengah sambil menonton netflix.
Menyadari kehadirannya, pria itu menoleh. "Hi," sapanya yang diikuti kening yang mengerut serta mata terarah pada rambutnya. "Need help?"
Ethan menggeser tubuhnya. Menepuk sisi kosong di sebelahnya.
"Bentar, aku ambil hairdryer dulu," ucap Kama yang kembali masuk ke dalam kamar guna mengambil hairdryer.
Saat mereka berpacaran dulu Ethan memang suka mengeringkan dan menyisir rambutnya setiap kali Kama selesai mandi. Ethan bilang sewaktu umur Mika tiga tahun, adiknya sering meminta Ethan menyisir dan menguncirkan rambutnya. Mika memang sudah bawel sejak dulu. Namun itu juga yang membuatnya makin menggemaskan. Setiap kali keinginannya tak dituruti, ia bisa ngambek berhari-hari.
Sebagai anak perempuan satu-satunya dan paling kecil, Mika memang sangat disayang dan dimanja. Sebab itu, Mika agak tidak terkontrol dan suka berbuat semaunya begitu beranjak dewasa. Menyadari itu, Ethan pun mulai merubah sikapnya pada Mika. Ia tidak lagi memanjakan sang adik. Bersikap lebih tegas agar Mika tak menganggap sepele setiap larangan yang ia katakan. Namun namanya anak baru gede. Semakin dilarang justru semakin memberontak. Akhirnya hubungan Mika dan Ethan tak semanis dulu. Maksudnya, Mika tak pernah lagi bermanja ria pada Ethan.
"Udah lama di sini?" tanya Kama begitu duduk di depan Ethan dengan posisi membelakangi pria itu
"Nope. Three minutes?"
Kama manggut-manggut selagi Ethan yang menyalakan hairdryer dan serius mengeringkan rambutnya. Sekali-kali kulit kepalanya dipijat sehingga Kama tak dapat menahan letupan kenyamanan yang membuatnya semakin yakin dengan keputusan menerima Ethan kembali.
Ethan memang sangat act of service.
"How was the event?" tanya Ethan seraya mematikan hairdryer begitu rambut Kama sudah kering. Pria itu mengambill sisir dan mulai menyisir rambut pendek Kama.
"It was fun," jawab Kama. Ia menarik kaki lalu memeluknya. "Actually, after our wedding was canceled, I was a bit afraid of appearing in public. Awalnya memang aku langsung jadi pusat perhatian banget. But after that, setelah aku sering datang, orang-orang nggak sepeduli itu lagi sama aku. Mereka udah terdistraksi sama berita baru yang viral dan lebih seru buat di gosipin."
"Human are being like that."
Kama tersenyum lantas menolehkan kepalanya ke belakang. "Gimana cara kamu menghadapi orang-orang setelah pernikahan kita batal?"
"Uncaring?" Ethan menarik tubuh Kama—membuat gadis itu bersandar di dadanya selama ia mulai bercerita. Tangannya bergerak menuju jemari Kama, menyusupkan jemarinya di sela-sela jari gadis itu sehingga mereka menjadi utuh seperti puzzle yang terpisah. "Karena concern aku bukan tentang pendapat orang-orang. Tapi gimana keadaan kamu ... were you okay? Did you cry a lot? Otakku menumpuk sama kekhawatiran tenang kamu. But I can't do nothing. Rasanya aku kayak manusia yang nggak berguna."
"I'm sorry to make you feel like that," gumam Kama lirih. Menatap Ethan dengan sendu.
"No, you don't need to sorry," Ethan menggeleng. Sebelah tangannya yang kosong menangkup sebelah wajah Kama. "We were both hurt. And I created the mess. Bukan salah kamu, kalau kamu akhirnya memilih pergi. That must be easy for you."

KAMU SEDANG MEMBACA
Feel My Heartbreak
Romance[Completed] Dua tahun setelah pernikahannya batal dengan Ethan, Kama mendapatkan undangan pernikahan dari Mikaela--sahabat sekaligus adik kandung Ethan--yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Nicholas setelah enam tahun mereka berpacaran. Kam...