#8 - less of you

33.2K 2.8K 44
                                    

Pagi ini hampir semua orang bangun kesiangan karena pesta semalam. Sunset party bertambah meriah di malam hari. Kama memutuskan untuk kembali ke cabin begitu jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Pembicaraannya dengan Ethan berjalan lancar, tapi mereka tak banyak mengobrol karena Kama segera berpamitan mengingat tujuannya yang ingin buang air kecil.

Saat dia kembali menyusuri sisi kapal, Ethan sudah tidak ada di sana. Begitu pun pada kemeriahan pesta.

Karena tidak ikut berpesta sampai larut malam. Kama bangun pagi dan sudah berpenampilan rapi dan manis. Ia mengenakan summer dress pink yang ia lapisi dengan kemeja putih ketika sarapan pagi di atas dek yang dijadikan restoran. Beberapa orang sudah mengisi kursi, tapi Kama tidak melihat Nicholas maupun Mika. Aren dan para geng GDO pun belum menunjukkan batang hidungnya.

Kama sama sekali tak heran. Mereka jelas berpesta semalam suntuk.

"Nic sama Mika belum bangun, ya?" Kama memastikannya dengan bertanya pada Sofia, bergabung meja wanita itu yang duduk bersama dua teman laki-laki Nicholas lainnya. Jake dan Banu—yang Kama ketahui juga dekat dengan Ethan.

Semasa ia berpacaran dengan Ethan, pria itu pernah membawanya berkenalan dengan teman-temannya. Termasuk Jake dan Banu.

"Masih tepar karena semalam mungkin," Sofia mengedikkan bahu lalu menyeringai. "Lo seharusnya liat gimana gilanya Mika semalam."

Kama meringis. "I can imagine it already,"

"Yeah, gue bahkan sangsi dia bisa turun dari tempat tidur," sambung Sofia lalu mengerling pada Jake dan Banu yang duduk di depannya. "Kalau nggak ada Nic, mungkin Mika udah nggak kekontrol. Dia terlalu banyak minum."

Sebelah alis Kama naik. "Separah itu?" dia tahu saat berpesta, Mika bisa sangat konyol. Tapi sepertinya kejadiannya lebih buruk dari yang ia kira.

Sofia mengangguk kemudian menyeringai. "Lo ngelewatin tontonan menarik, Kama."

Kama mengerjap sedikit penasaran. Tapi baik Sofia, bahkan Jake dan Banu hanya tersenyum penuh rahasia.

"Morning,"

Itu suara Ethan.

Kama menelan puff pastry-nya kemudian menenggak susu sambil ujung matanya melirik sosok Ethan yang dengan casual duduk di sampingnya.

"Morning," sapa Ethan pada Kama.

"Mor--" Kama tersedak lalu terbatuk-batuk. Terkejut bukan main ternyata wajah Ethan dekat sekali dengan wajahnya tatkala ia menoleh.

"Are you okay?" tanya Ethan agak panik sembari mengusap punggung Kama naik turun.

Merasakan sentuhan Ethan jelas membuat Kama tegang. Dia buru-buru menggeleng sembari mengangkat tangan isyarat kalau dia baik-baik saja.

"Pelan-pelan, Than," Jake terkekeh. "Nge-gas aja lo. Kama jadi kaget, kan."

Pipi Kama memerah. Entah malu karena sikapnya atau godaan Jake. Sementara Ethan tak mengindahkan tatapan mengejek dari teman-temannya dan fokus memberi perhatian pada Kama. Dia meraih gelas lalu menuangkan air putih dan memberikannya pada Kama. "Minum dulu."

Kama mengambil gelas dari tangan Ethan lalu meminumnya. Setelah merasa lebih baik, dia meraih tisu dan mengusap bibirnya. "Aku nggak apa-apa, Mas."

"Aduh. Masih dipanggil 'Mas'," kali ini Banu yang menggoda. Meletakan telapak tangan di dada seolah seseorang baru saja menonjoknya di sana. "Pantas si Ethan badmood kemarin."

"Shut up, Nu!" sergah Ethan tajam yang menarik tangannya dari punggung Kama. Kemudian mangambil telur dan mengupasnya.

Sementara Banu dan Jake malah bertos ria.

Feel My HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang