2 - You are my destiny

525 35 26
                                    

Mohon memberikan dukungannya....






Sabrina

Menjadi seorang istri di usia belia tentunya bukan hal yang mudah. Walau tidak bisa memasak namun aku berusaha membantu pekerjaan rumah tangga yang lain entah itu mencuci baju, membersihkan rumah hingga menyetrika baju. Meski pada awalnya kegiatan ini memang melelahkan terlebih rumah kami lumayan luas.

Awalnya aku kesulitan menjalani ini semua apalagi menyetrika baju, berkali-kali aku merusak baju Stefan karena gagal menyetrikanya bahkan beberapa kemeja Stefan bolong karena panasnya setrikaan. Tapi Stefan tidak marah bahkan dia memakluminya. Melihat Stefan harus menyetrika pakaiannya sendiri membuatku merasa tidak berguna sebagai seorang istri. Karenanya aku banyak belajar menjadi istri yang baik minus di kemampuan memasak.

Aku biasanya bangun jam 4 pagi untuk membersihkan rumah, mencuci baju hingga mencuci piring. Meski Stefan bersikeras melarang namun aku tetap melakukannya karena ingin menjadi istri yang berbakti. Padahal Stefan sendiri hanya menyuruhku untuk belajar dengan giat di sekolah tapi aku masih keras kepala dan pelan-pelan kegiatan ini membuatku terbiasa. Meski masih belia namun aku bukan sosok yang manja.

Biasanya Stefan akan bangun jam 4.30 dan memasak pukul 5 pagi itupun hanya memasak makanan yang mudah. Berkali-kali aku belajar masak berkali-kali juga gagal dan membuat dapur hampir kebakaran. Karena kejadian itupula aku dilarang menyentuh dapur olehnya.

Jika pagiku cenderung sibuk setiap harinya berbeda dengan hari ini. Ya, di hari libur aku jauh lebih santai dan bangun agak siang dan menikmati masakan Stefan yang menurutku lumayan. Hari ini Stefan masak udang balado dan sayur bayam yang membuat nafsu makanku bertambah. Dia senang masakannya disukai olehku tentunya.

Karena hari ini libur sekolah maka aku pun hanya bermalas-malasan dan memeluk Stefan, ah rasanya sangat hangat berpelukan dengannya. Stefan memiliki tubuh yang tinggi, dada bidang dan fitur wajah yang tegas. Dia benar-benar sosok laki-laki yang memiliki fisik sempurna. Meski wajahnya terlihat dingin namun sebenarnya Stefan merupakan sosok yang hangat.

Aku merasa sangat beruntung menjadi istrinya tapi sayang beribu sayang sampai saat ini Stefan tidak pernah menyatakan cintanya padaku padahal pernikahan kami sudah berjalan setahun lebih. Bahkan isi hati dari Stefan saja aku sama sekali tidak tahu. Memang benar dia memperlakukanku sangat baik dan hangat, tapi bukankah semua itu percuma kalau dia tidak mencintaiku?

Di tengah kekalutan ini Stefan menatap sambil mencium keningku mesra. Telah mengenalnya dalam waktu yang lama tentu tindakan romantisnya malah terasa biasa saja bagiku. Karena sejak aku lahir sampai berusia 17 tahun Stefan selalu ada di sampingku. Maka semua tindakannya membuatku bingung entah karena memang dia mencintaiku atau hanya menganggapku adiknya.

Sejak kecil aku yatim piatu dan hanya punya stefan untuk bergantung. Meski belum pernah mengenal ibuku, namun Stefan menceritakan bagaimana baik hatinya ibu dan kemiripan wajahku dengannya. Untung sekali aku memiliki album foto kenangan bersama ibu dan ayahku sehingga di saat rindu aku selalu menghabiskan waktu menatap foto-foto itu.

Ternyata memang benar aku mirip sekali dengan ibu, tapi ibuku sangat anggun dan elegan tidak sepertiku yang terkadang bar-bar dan ceroboh. Ah.. andai aku bisa bertemu dengannya walau hanya dalam mimpi. Sedangkan ayahku sendiri ternyata sangat tampan dan memiliki lesung pipi saat tersenyum. Andai mereka masih hidup tentu aku sangat beruntung memiliki mereka. Tapi nasib buruk memang tidak bisa dicegah.....

Aku menggeleng-gelengkan kepala dan tidak mau bersedih karena kehilangan kedua orang tuaku. Saat pikiran ini kosong tiba-tiba Stefan memelukku erat.

"Kamu kenapa ko dari tadi melamun terus?" Stefan bertanya dengan nada lembutnya dan aku hanya diam saja.

PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang