14 - A big liar

409 18 10
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....






Sabrina

Setelah menggoda Stefan dengan brutal dan sekuat tenaga kini justru aku yang kewalahan dengan sikap Stefan. Dia... berhasil merenggut keperawananku yang kujaga selama 17 tahun.. meski awalnya sangat sakit luar biasa namun akhirnya sensasi yang ku rasakan sangat nikmat dan aku tidak mau berhenti. Ini gila.... kini antara aku dan Stefan tidak ada lagi jarak. Kami benar-benar sangat dekat bahkan sedekat nadi.

Sentuhan Stefan sangat luar biasa mengakibatkan tubuhku memanas. Belum lagi tubuhku kini penuh bercak merah karena serangan Stefan yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata. Setelah percintaan kami yang hebat akhirnya aku tertidur pulas karena lemas. Aku juga tidak tahu mengapa sangat mengantuk...

"Sabrina kamu mau sampai kapan mau tidur terus?" Stefan membangunkanku dengan mengusap pipi namun aku masih ingin tertidur tidak peduli ini jam berapa dan tidak mau berangkat ke sekolah.

"Aku masih ngantuk... aku gak mau sekolah capek..." balasku mengeluh.

"Hm... kamu masih sakit ya?" Tanya Stefan yang membuatku malu sendiri untuk mendengarnya.

"Sedikit... tapi aku ga apa-apa...." jawabku dengan malu-malu.

"Yaudah sekarang kamu mandi dulu... abis itu makan, khusus hari ini gak apa-apa kamu gak sekolah dulu" ucap Stefan sambil menyiapkan baju serta dalamanku.

Karena malu aku langsung merebut baju dalam itu namun karena area kewanitaanku masih sakit tiba-tiba aku terjatuh. Ini sangat memalukan meski sakitnya tak seberapa.

"Sabrina...!! Kamu gak apa-apa?" Stefan mengangkat tubuh telanjangku kembali ke kasur dan aku merasa sangat malu sehingga menutup mataku dan tidak mau memandangnya.

"Ayo Sabrina sebelum aku berangkat kerja kamu mandi dulu..." Stefan menggendong tubuhku.

Stefan tiba di bak mandi, dia membasahi tubuhku dan mengusap sabun mandi juga di tubuh ini. Awalnya semua biasa saja namun entah kenapa dia berlama-lama di area sensitif bahkan tatapan matanya padaku sangat intens.

Tanpa sadar aku terengah-engah sambil memejamkan mata. Bahkan kini aku sudah duduk di pangkuan Stefan dan baju Stefan sudah basah. Sensasinya selalu membuatku berdebar bukan main.

"Stefan... berhenti.... hhhh"

"Why you are so sexy sabrina?... i wanna fuck you everyday everytime" ujar Stefan sambil mencium belahan dadaku.

"Aku gak mau.. kewanitaanku masih sakit Stefan" aku memohon padanya dengan wajah sendu.

"Maaf sayangku... ayo selesaikan nanti kamu bisa sakit lama-lama di air"



...........................





Setelah mandi akhirnya aku makan dan bisa tertidur kembali dengan nyaman. Sebelum berangkat kerja Stefan menyelimuti tubuhku dan mencium pipiku. Tidak lupa juga Stefan menyalakan lilin aromaterapi agar tidurku lebih nyenyak.

Entahlah meski tadi malam Stefan hanya menyentuhku 2 kali namun rasanya tubuhku lelah sekali. Dia sangat dominan dan seolah-ollah menerkam tubuhku hidup-hidup. Bahkan rasanya aku sangat merinding mengingat percintaan kami tadi malam. Ini sebuah pengalaman baru bagiku namun aku bahagia karena itu tandanya aku sudah menjadi wanita seutuhnya bagi Stefan.

Setelah beberapa jam tidur aku merasa lapar dan tepat pukul 4 sore aku berniat mencari makanan di dapur. Namun aku mendengar suara-suara di luar dan diam-diam melihatnya. Aku melihat Stefan sedang mengobrol dengan wanita yang bernama Rossy dan menggendong bocah laki laki.

PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang