Jangan baca elit voment sulit 😮💨.. ayo votee... author tungguin!Sabrina
Setelah pertemuan kami yang sebentar di ruang UKS, Stefan benar-benar menghindariku. Terbukti dia tidak pulang ke rumah kami bahkan sampai berhari-hari lamanya. Justru yang menginap di rumah hanya orang tua Stefan itupun mereka hanya ada di rumah malam hari dan keesokan harinya hanya menyiapkan makanan untukku lalu pulang kembali ke rumah mereka lagi. Semua akses media sosialnya pun sulit dihubungi dan dia benar-benar menghilang. Meski ibu mertua bilang Stefan menjauh demi melindungiku tentu jawaban ibu mertua sama sekali tidak memuaskan. Kenapa juga Stefan harus menghindari dariku seolah-olah aku merupakan parasit?
Saat di sekolah aku bertemu dengan Stefan tapi tatapan matanya dingin dan hampir selalu menghindar setiap saat. Bahkan aku tak pernah bisa bicara berdua dengannya dan tidak memiliki akses untuk bicara padanya. Kondisi ini tentu membuatku stres terlebih waktu ujian semester kian dekat, namun aku masih beruntung karena Jefan selalu berusaha menghibur dan berada di sampingku. Bahkan masalah ini rasanya pelan-pelan bisa ku atasi karena ada Jefan yang ceria dan menguatkanku.
Jefan bilang dia ingin aku ceria lagi sehingga dia menawariku untuk menonton di bioskop. Aku merasa tidak ada alasan menolaknya sehingga aku langsung setuju saja dengan tawaran menonton. Sialnya Jefan malah memesan tiket untuk menonton film hantu yang mana aku sangat tidak suka dengan film tersebut. Sepanjang film diputar aku hanya menutup mata dan memegangi baju Jefan, di sebelahku Jefan hanya senyum-senyum saja karena aku berada didekatnya terus. Sungguh menyebalkan sekali karena dia mencari kesempatan di tengah kesempitan.
"Ish kamu napa sih senyum-senyum mulu!!" setelah film selesai aku langsung menanyainya karena wajahnya membuatku sangat heran.
"Berkat aku milih nonton film horor kan kamu bisa deket-deket mulu sama aku he he he" Jefan cengengesan tiada henti dan membuatku merotasikan mata kesal.
"Dah ah aku haus mampir dulu yu kesana!!"
"Siap tuan puteri..."
Selama dua jam berada dalam bioskop dan hanya minum soft drink sangat membuatku kehausan. Aku sejujurnya tidak pernah menyukai soft drink dan jauh lebih menyukai air putih saja. Sehingga saat kekurangan minum air putih di bioskop membuat tenggorokanku sangat kering kerontang. Aku tak mengerti mengapa orang-orang meminum minuman seperti itu, bukannya tak bagus ya buat ginjal? Air putih padahal jauh lebih menyehatkan buat tubuh.
Di tengah perjalanan Jefan merangkulku dan aku tidak menolak sama sekali. Toh aku merasa Stefan takkan tahu dan lagi pula dia saat ini sedang menghindariku. Sambil tertawa dengan guyonannya aku melihat seseorang menarik tanganku.
"Stefan!" Karena kaget aku berteriak dan aku tidak menyangka bisa bertemu Stefan di tempat seperti ini.
"Ayo pulang Sabrina!!" Stefan menarik tanganku cukup kasar dan Jefan berusaha menengahiku.
"Jangan kasar sama cewe pak Stefan! Lagian kenapa anda mengganggu kencan kami??" Tampaknya Jefan marah saat dengan tiba-tiba Stefan menarikku.
"Jangan ikut campur!!" Wajah Stefan mengeras dan tatapannya sangat tajam, ku akui aku merasa takut saat dia marah.
Lalu akhirnya aku mengusap tangan Stefan lembut agar dia lebih tenang. Caraku ternyata ampuh karena kemarahan Stefan mulai reda. Aku pun tak mengerti kenapa Stefan tiba-tiba marah padahal dia sendiri yang mau mengindar.
"Ayo pulang!!" Tanganku dipegang olehnya dan tidak sekasar tadi lalu aku pun mengangguk setuju.
Tanpa mendengarkan Jefan kami berdua pergi begitu saja dari tempat itu. Tampaknya aku harus meminta maaf karena pergi tanpa pamit dari Jefan. Padahal hari ini dia sudah banyak menghiburku, ah aku jadi merasa bersalah!
![](https://img.wattpad.com/cover/352020226-288-k589865.jpg)