18 - Don't disturb us

348 24 5
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!






Sabrina

Ketegangan antara aku dan Stefan mulai berkurang secara perlahan sehingga kami memutuskan untuk bercinta lagi. Terlebih sudah hampir 1 minggu Stefan tak pernah menyentuhku lagi sehingga saat mendapatkan kesempatan dia menyentuhku habis-habisan dan brutal tentunya. Saat dia menyentuh tubuh ini rasanya aku tidak mampu lagi mengendalikan tubuhku sendiri dan tunduk kepada sentuhannya. Apakah aku sudah gila karena ingin terus-terusan disentuh oleh Stefan?

Aku tidak tahu jika seks bisa senikmat ini terlebih aku melakukannya bersama dengan orang yang dicintai. Rasanya aku tidak mau berhenti dan akhirnya kami berdua tidur sangat nyenyak karena banyaknya energi yang hilang saat bercinta. Suasana hatiku terasa begitu baik setelah bercinta dengan Stefan.

Keesokan harinya aku berangkat sekolah seperti biasa dan hari ini aku bertekad akan belajar dengan rajin dan penuh semangat. Terlebih seminggu lagi merupakan momen ujian akhir semester dan dua minggu lagi merupakan hari ulang tahunku. Ah, aku jadi tak sabar mendapatkan hadiah dari Stefan.. kira-kira dia kan memberiku hadiah apa ya?

"Anak anak menurut hukum Newton II jika gaya sebanding dengan massa benda dikalikan dengan percepatan, sehingga dirumuskan F = m.a , bagaimana kalian paham kan?" Bu Fatimah mengajar dengan semangat sekali sambil membetulkan letak kacamatanya padahal pelajaran Fisika memang sulit dan berkali-kali juga aku tidak mengerti dengan rumusnya.

Di sebelahku Joy malah sibuk chatting dengan pacarnya yang merupakan anak kuliahan. Aku hanya geleng-geleng kepala saja melihat dia senyum-senyum sendiri. Mungkin Joy sedang dilanda kasmaran, maklum saja kami ini adalah remaja puber yang akan menginjak usia dewasa.

"Joy.. belajar yang bener jangan pacaran terus" ujarku sambil berbisik-bisik padanya.

"Iyaa Bri.. bentar gue lagi kangen sama pacar gue nih" balasnya tidak peduli dengan perkataanku dan lanjut saling berkirim pesan dengan pacarnya.

Tidak mau ambil pusing aku berusaha fokus lagi dengan pelajaran Bu Fatimah. Meski sulit aku tetap berusaha karena suasana hatiku sangat bagus hari ini. Ah, aku jadi rindu Stefan padahal kami baru tadi pagi bertemu di rumah. Yah kesulitan Fisika tidak ada apa-apanya dibandingkan Matematika. Setidaknya aku masih bisa mempelajarinya meski harus berkonsentrasi penuh.





.............................







Pulang sekolah tepatnya pukul 2 siang, Joy memintaku untuk mengantarnya bertemu dengan pacarnya. Dia bilang pacarnya sibuk sekali sehingga berkali-kali kencan mereka harus gagal. Karena kasihan pada akhirnya aku mau menemaninya pergi.

Saat ini kami berada di Universitas Jakarta Ceria yang merupakan universitas tempat pacar Joy kuliah. Entahlah saat ini aku tidak tahu ada di fakultas apa karena hanya mengikuti Joy dari belakang. Lagi pula aku tak tertarik untuk kuliah di kampus ini. Stefan bilang kampus Jakarta Ceria terlalu banyak mahasiswa nakal.

Ku rasakan semua orang melihat kami terlebih kami masih menggunakan seragam SMA yang tentu saja mengundang perhatian. Saat tengah celingak-celinguk memperhatikan sekitar tiba-tiba Joy memergoki pacarnya selingkuh dan sedang berciuman dengan wanita lain di kantin kampus. Mereka pasti sudah gila melakukan hal yang mesum di tempat ramai.

"Kakak... kakak bisa-bisanya selingkuh padahal aku selama ini tulus cinta sama kakak lho..." ucap Joy sambil menangis.

"Anak kecil macam kamu mana bisa bikin aku bahagia, bahkan ciuman aja kamu gak mau apalagi HS!" Balas pacar Joy sambil berdecih, dasar laki-laki mokondo! Tak salah Stefan melabeli para mahasiswa disini nakal.

PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang