Mohon dukungannya dengan vote dan komen!
Sabrina
Pekan ujian merupakan pekan yang melelahkan belum lagi aku harus kehilangan waktu istirahat karena belajar terus-terusan sampai jam 11 malam. Stefan seringkali menegur saat aku tidur larut malam karena belajar dan katanya lebih baik jangan terlalu memaksakan diri. Meski nilai penting tentu saja kesehatan juga penting namun aku sering mengabaikan nasihatnya. Selama ini aku memang bukanlah murid yang malas, hanya saja aku sedikit lemah pada mata pelajaran berhitung seperti matematika dan fisika.
Seperti saat ini tepat pukul 11 malam aku memutuskan selesai belajar dan segera tidur di kasur sambil memeluk Stefan dari belakang. Tanpa diduga Stefan membalikkan tubuhnya dan menatapku tajam karena aku tidak mendengarkan nasihatnya untuk segera tidur. Dia sangat menyeramkan saat marah dan nyaliku jadi sedikit menciut.
"Mulai besok kamu harus tidur jam 10 malam Sabrina.." ucapnya tegas sambil mengelus pipiku.
"Tapi kan aku pengen buat kamu bangga dengan mendapatkan nilai yang bagus" jawabku sambil cemberut.
"Tapi aku gak mau kamu sakit... tidurlah besok kamu harus bangun pagi"
Setelah itu Stefan memelukku dan tak lama aku pun tertidur. Ah memang pelukan Stefan merupakan tempat ternyamanku dan tanpa sadar aku tidur sambil tersenyum bahagia.
...............................
Esok harinya saat sampai di sekolah aku harus menghadapi ujian yang cukup menguras otak. Ya.. mata pelajaran yang diujiankan hari ini adalah matematika. Bagaimana bisa Stefan membuat soal sesulit ini dan membuat kepalaku sangat pusing. Dia bilang baiknya aku jangan memaksakan diri tapi jika soalnya sulit seperti ini tentu saja aku harus belajar keras. Apa dia mau membunuh para siswa dengan memberikan soal seperti ini?
Tanpa sadar aku membuat rambutku jadi berantakan karena tidak mampu menjawab soal matematika. Di sebelahku Joy malah tidur dan tidak mengisi satu soal pun. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.. apalagi Joy bilang sudah menyerah dengan matematika dan tidak akan mau lagi bertemu karena memutuskan menjadi model saat lulus nanti.
Tanpa terasa selama 2 jam aku hanya mampu mengerjakan soal sebanyak 15 saja dari 50 soal pilihan ganda. Sial sekali Stefan.. lihat saja aku akan membuat perhitungan padanya karena membuat soal sepelik ini. Dia pasti sudah gila karena ini adalah soal matematika tersulit sepanjang hidupku.
Akhirnya aku pasrah dan mengumpulkan jawaban ujian pada pengawas. Memang sejak dulu aku tidak berbakat di bidang matematika sangat berbeda dengan Stefan yang sangat menggilainya....
Tanpa terasa waktu ujian semester telah selesai yang diadakan selama satu minggu penuh. Rasanya sebagian dari diriku hilang karena selama satu minggu terus-terusan belajar sampai malam tiba. Mungkin saja otakku mulai macet karena kapasitasnya yang kecil tidak mampu menyimpan ilmu yang begitu banyak. Semoga saja nilainya bagus meski aku sedikit ragu pada pelajaran matematika.
Walau lelah dengan ujian tapi minggu depan kami akhirnya bisa melaksanakan karyawisata ke Bali. Aku sangat senang karena memang jarang sekali traveling terlebih Stefan yang introvert lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Dia bilang daripada membuang uang lebih baik di tabung untuk kuliahku nanti. Dia memang menyebalkan dan sebagian besar kami hanya menikmati waktu bersama di rumah saja.
Saat ini kebetulan hari libur dan lagi-lagi kami hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Padahal aku ingin kencan di bioskop tapi langsung ditolak dengan alasan takut ada siswa SMA Pelita Dunia yang melihat kami. Fyuh.. memang sulit sekali menjalani pernikahan rahasia ini padahal aku ingin memberitahu pada dunia jika suamiku itu Stefan.
