2

5.2K 390 5
                                    

"Eliot, apakah kamu masih ingat denganku? Dokter Ricky yang selalu mengajakmu bermain saat kau kecil."

"Maaf, Eliot tidak ingat dokter" ucap eliot dengan menatap menyesal pada Dokter Ricky yang saat ini duduk di atas kasurnya dan menggenggam tangannya erat.

Dokter Ricky sedikit khawatir jika hal yang tidak diinginkannya terjadi. Dokter Ricky menatap lekat pemuda di depannya. Wajahnya sangatlah indah, membuat siapapun yang menatapnya akan terpesona. Terlihat pula ekspresi bingung di wajahnya. Matanya menjelajahi setiap ruangan, sampai ia menatap kembali Dokter Ricky yang menatapnya dengan tatapan sedih.

Tangannya tidak ingin melepaskan genggaman jemari Eliot yang terlihat ramping dan rapuh. Serasa akan hancur seketika apabila Dokter Ricky menggenggamnya terlalu kencang.

Dokter Ricky tersenyum lembut dan mengusap pipi merona Eliot untuk menenangkannya. Eliot yang nyaman memejamkan matanya perlahan, seperti seekor kucing yang nyaman dengan sentuhan lembut ibunya.

Dokter Ricky tahu jika Eliot saat ini sedang amnesia atau hilang ingatan. Sebenarnya ia sudah curiga saat Paman James menceritakan secara detail mengapa Eliot bisa dalam keadaan mengenaskan, khususnya bagian kepalanya. Akan tetapi, ia mencoba menepikan pemikiran buruk itu. Kini, Dokter Ricky sedang berkecamuk pada pikirannya. 

Apakah ini jalan terbaik bagi Eliot? Apakah Tuhan sedang memberikan hal terbaik bagi Eliot untuk melupakan rasa sakitnya? Dokter Ricky tidak tahu apakah ini yang terbaik bagi Eliot, hanya saja ia tidak ingin Eliot merasakan luka seperti dulu. Luka yang tidak pernah bisa disembuhkan dan selamatkan.

"Dokter Ricky?"

Dokter Ricky menunjukkan wajah senyumnya ketika eliot memanggilnya pelan.

"Ada apa, hm?" Ucapnya sembari menidurkan kembali Eliot dari duduknya. Ia mengusap pipi dan rambut Eliot secara telaten.

"Dokter, apakah Eliot sakit? Dan siapa Bibi dan Paman tadi? Kenapa mereka menangisi Eliot? Tanyanya dengan tatapan bersalah.

Bahkan, saat hilang ingatan eliot tidak pernah berubah. Selalu simpati pada orang lain. 

"Eliot memang sedang sakit. Tadi itu, Bibi Lily pengasuh Eliot dan Paman James sopir Eliot yang selalu menemani Eliot bermain di taman."

"Apakah Eliot sakit parah? Eliot tidak bisa mengingat mereka? Eliot merasa bersalah.

Eliot menatap lekat Dokter Ricky dan menyentuh telapak tangan Dokter Ricky yang mengusap pipinya perlahan. Terlihat, tatapannya yang merasa sedih karena tidak dapat mengingat apapun yang terjadi. Dokter Ricky berbicara secara halus dan penuh perhatian.

"Eliot saat ini memang sakit dan jangan merasa bersalah hm... Eliot akan cepat sembuh. Sekarang Eliot mungkin tidak bisa mengingat Bibi Lily, Paman James, atau Dokter Ricky. Tapi, kita akan selalu berada disisi Eliot sampai Eliot mengenal kita kembali sedari awal, bagaimana? Eliot mau kan berkenalan lagi dengan kita?

"Mau, Eliot mau dokter!" ujarnya lantang. 

Matanya kembali bercahaya, dan suara lembutnya terasa menyakitkan. Dokter Ricky kembali memperhatikan wajah Eliot saat ini. Sesekali ia menceritakan cerita lucu pada Eliot. Eliot hanya mendengarkan secara seksama. Sesekali ia akan tersenyum mendengarnya. Sampai pada akhirnya Eliot tertidur dengan menggenggam tangan Dokter Ricky.

"Tangan Dokter Ricky sangat besar dan hangat, Eliot merasa nyaman." ujarnya selagi menutup mata. Terdengar dengkuran halus menandakan sang empu sedang tertidur pulas.

Dokter Ricky tersenyum sedih dan bahagia. Ia sedih karena eliot harus menderita seperti ini akan tetapi ia juga bahagia apabila ini memang jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan pada Eliot.

EliotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang