Eliot kini berdiri di depan sekolah bersama kakaknya Reza, tentu saja juga dengan ketiga sahabatnya. Eliot merasa heran karena sedari tadi kakaknya terus memeluknya dari belakang, tidak melepasnya sedetik pun. Bahkan, dia merasa malu kepada siswa-siswa yang berjalan pulang melewati gerbang sekolah. Eliot merasa bahagia, hanya saja bukankah ini terlalu sesak jika terus berada di posisi ini?
"Mau sampai kapan sih lo meluk adik lo gitu, liat dia gerah." ujar Diego memutar mata malas.
Reza cuek, malah ia memeluk erat pinggang ramping Eliot sambil mengecup ujung kepalanya.
"Emang bener-bener nih anak." ujar Theo setuju dengan Diego.
Tidak lama mobil mewah berwarna hitam tiba di depan mereka. Kaca mobil belakang terbuka, menampilkan sosok Thomas yang duduk elegan dengan penampilannya yang tidak kalah tampan. Eliot tersenyum lembut, sudah dua hari ini ia tidak bertemu Daddynya. Tapi, kakaknya malah tidak ingin melepaskannya.
"Lepaskan dia Reza, Eliot ayo sini, Daddy akan ada meeting sebentar lagi."
Merasa tidak ada gerakan, Eliot memutar balik tubuhnya menatap mata sang empu. Eliot menatap kakaknya yang berekspresi sedih seakan tidak akan pernah bertemu lagi.
"Abang, Eliot pulang duluan ya sama Daddy?"
Reza tetap diam. Merasa ada sepasang mata menatap tajam ke arahnya, Reza menghela napas berat.
"Yaudah, hati-hati di jalan. Abang bakal kangen banget sama kamu El."
"Eliot juga bakal kangen sama abang." Eliot mengecup pipi Reza sekilas sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya.
Ia melambaikan tangan ke arah Reza yang dibalas dengan senyuman kecewa.
"Sentimental banget sih jadi orang. Kayak adek lo ga bakal balik aja." Ujar Theo heran.
"Gue ga bisa sehari ga ketemu dia."
"Yaudahlah, mending sekarang kita main?"
"Gue enggak dulu, capek." ujar Reza sembari kembali ke parkiran sekolah tempat ia memarkirkan mobil.
Ketiga sahabat saling tatap dan menghela napas pelan.
Sedangkan di mobil, Thomas sangat merindukkan anak bungsunya ini. Sudah dua hari ini mereka tidak bertemu berkat anak keduanya. Kini, Thomas memangku Eliot tanpa malu dengan Josh yang saat ini mengendarai mobil.
"Apa kau rindu dengan Daddy, baby?"
"Eliot kangen banget sama Daddy."
Thomas tidak tahan melihat kegemasan Eliot. Ia memeluk pinggang Eliot dari belakang begitu posesif. Thomas menanyakan bagaimana sekolahnya, Eliot dengan semangat bercerita kepada sang Ayah. Thomas tersenyum puas melihat mata berbinar Eliot yang terlihat menyukai sekolah. Namun, senyumnya menghilang ketika melihat ke arah leher Eliot yang memerah.
Ia sudah tahu, bahwa kedua anaknya sama seperti dirinya. Ada rasa kesal dalam hatinya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana tubuh sang empu yang disentuh oleh orang lain.
Perjalanan menuju kantor terasa lebih hening. Sebelumnya suara manis yang terdengar, kini telah jatuh tidur tenang pada bidang dada sang ayah. Thomas memeluk Eliot lembut dengan tangannya yang berfokus pada berkas-berkas pekerjaan kantor. Josh melirik sedikit dari kaca pengemudi. Sungguh ikatan Ayah dan anak yang indah, mungkin sedikit berlebihan.
Sesampai di kantor, Thomas menggendong koala Eliot yang tidak terusik dari tidur. Ia mengecup lembut kening Eliot. Josh sigap membantu membukakan pintu dan membawa seluruh keperluan kantor Thomas. Banyak orang kantor yang mulai memperhatikan Thomas. Menatap heran kepada anak kecil yang berada pada gendongannya. Josh yang menyadari memberikan tatapan tajam, tanda agar mengurus urusannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eliot
Teen FictionLangit hari terlihat sangat cerah. Banyaknya burung berterbangan menghiasi indahnya langit pagi. Kicau burung menyeruak begitu nyaring. Cahaya matahari mencoba masuk ke sela-sela jendela ruangan bernuansa khas putih. Disinilah, lelaki mungil berbari...