4

4.3K 368 0
                                    

Tok Tok Tok

Bunyi ketukan pintu membangunkan Thomas dari tidurnya. Sudah lama sekali ia tidak pernah tidur senyenyak ini.

"Siapa yang berani mengganggu tidurku".

Thomas merasa jengkel dikala ada orang yang mengganggu tidurnya. Tak lupa ia mengecup tengkuk leher belakang Eliot yang sedari tadi tertidur tanpa terganggu. Perlahan ia melepaskan pelukannya pada Eliot. Enggan membangunkan anaknya yang terlihat begitu damai. Ia mengenakan bathrobe  sebelum melihat siapa yang berani membangunkannya.

Wajahnya tampak kesal setelah membuka dan terdapat dua manusia yang menatapnya dengan ekspresi berbeda. Bibi Lily dan Dokter Ricky. Bibi Lily terlihat cemas dan gelisah, tapi berusaha ia sembunyikan karena rasa takut pada tuannya. Sedangkan Dokter Ricky yang belum pulang itu terlihat marah kepada sang empu yang berada di depannya. Thomas nampak tidak peduli dan menghalangi mereka melihat ke dalam kamar dengan menyilangkan kedua tangannya.

"Ada apa?"

Thomas menanyakan pertanyaan dengan nada ketus dan penuh ketegasan. Membuat Bibi Lily semakin takut tapi ia lebih cemas dengan kondisi tuan muda Eliot yang tidak terdengar suara apapun sejak tuan besar Thomas mengambil ahli Eliot dari Dokter Ricky.

"Ini sudah malam tuan, udah waktunya makan malam. Makan malam sudah siap."

"Baiklah. Aku akan segera turun." Thomas melirik kearah Bibi Lily yang diam-diam memperhatikan ke dalam kamar.

"Eliot masih tidur, biarkan saja. Nanti aku yang akan membawa makanan ke kamarnya. Untuk saat ini, pastikan tidak ada yang masuk ke dalam kamar".

"Ba-baik tuan."

Bibi Lily langsung pergi meninggalkan tempat. Walaupun Bibi Lily adalah pengasuh Eliot, tetap saja perintah tuan adalah nomor satu di rumah ini. Bibi Lily sempat merasa bingung atas perubahan sikap tuan besar terhadap anaknya. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam sana? Bukannya dulu tuan thomas sangat enggan berhadapan dengan tuan muda Eliot, apalagi satu ruangan. Tuan besar juga terlihat seperti bangun tidur. Bibi Lily semakin cemas akan pikirannya yang tidak-tidak. Takut apabila tuan besar Thomas melukai kembali sang pemuda Eliot.

Tersisa dua pria dewasa yang saling berhadapan. Satunya tanpa ekspresi dan satunya berekspresi penuh tanya.

"Apa yang kau lakukan saat ini Thomas?"

"Aku tidak melakukan apapun."

"Apa sekarang kau berlaga menjadi Ayah yang baik? Rencana apa yang ingin kau lakukan? Ah, jangan bilang kau lupa apa yang sudah kau lakukan pada Eliot selama sisa hidupnya sebelum berakhir di rumah sakit?!"

Thomas hening dan terdiam. Tangannya mengepal. Memang benar sikap kasarnya pada Eliot tidak termaafkan. Akan tetapi, sungguh ia tidak punya rencana busuk seperti yang diomongkan oleh sahabatnya ini.

"Kau terdiam. Percuma aku bertanya padamu. Sekarang biarkan aku masuk. Aku ingin melihat Eliot."

"Tidak. Ricky lebih baik kau makan malam bersamaku saat ini. Ada yang ingin aku tanyakan. Bukankah tadi kau ingin menjelaskan sesuatu padaku?"

"Huh, omong kosong ini. Apa yang kau sembunyikan sampai kau menghalangiku melihat Eliot?!"

"Tenanglah, Eliot hanya tidur. Suaramu akan membangunkannya."

Dokter Ricky juga setuju akan hal itu. Lagipula, memang ada yang harus dibicarakan dengan Thomas mengenai kondisi Eliot. 

EliotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang