Saat ini keluarga Mahardika sedang berkumpul di ruang keluarga. Ayah dari ketiga anak itu memutuskan untuk melakukan kumpul keluarga pertama kalinya. Thomas juga menyadari jika ia tidak bisa terus mencegah Eliot untuk tidak keluar kamar.
"Jadi, ada apa Daddy menyuruh kita berkumpul disini?" tanya Reza, anak kedua Thomas yang berumur 17 tahun itu.
Reza ini merupakan anak Thomas yang memiliki sikap cuek atau bisa dibilang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan, saat mendengar kabar Eliot yang amnesia tidak ada tanggapan darinya. Walaupun begitu, tidak dipungkiri jika ia dulu sama dengan kakak pertamanya Reyga, yang kerap menyiksa Eliot. Bedanya, Reyga selalu penasaran terhadap suatu hal.
"Reza, sepertinya kau terlalu bebas belakangan ini. Daddy merasa jarang sekali melihatmu pulang ke rumah."
"Aku menginap di apartemen. Lagi pula, ketika aku pulang Daddy selalu berada di kamar. Jadi, mana tau Daddy kalau aku di rumah."
"Huh, baiklah. Pertahankan nilai akademis dan kurangi aktivitas malammu yang tidak bermutu itu."
"Cih, jangan khawatir Dad. Aku tidak akan berbuat hal yang membuatmu malu."
"Aku percayakan padamu nak." Thomas tersenyum lembut pada Reza. Ia tahu jika Reza juga adalah anak yang penurut dan berprestasi. Hanya saja, ia tidak bisa keluar dari dunia malam.
"Hm, aku rasa kita disini tidak hanya membahas mengenai Reza dad." ucap Reyga curiga.
"Kau benar. Ini mengenai adik kalian, Eliot."
Eliot yang disebutkan namanya hanya duduk terdiam menatap ke arah bawah. Sebenarnya, ia sudah tahu jika memiliki dua saudara laki-laki. Ia mengetahuinya dari Bibi Lily saat di rumah sakit. Bahkan, Ayahnya tidak pernah menceritakan apapun padanya. Namun, ia merasa canggung karena selama sakit kedua kakak laki-lakinya tidak pernah menjenguknya. Eliot mulai bertanya-tanya, apakah ia memiliki kesalahan pada kedua kakaknya sebelum dirinya sakit?
"Penyakit Eliot saat ini membuatnya tidak mengenal kalian. Jadi, Daddy harap kalian dapat menjaga Eliot kedepannya. Kalian tahu, sebagai saudara tentunya. Daddy tentu tidak dapat menjaga Eliot 24 jam. Maka dari itu, Daddy percayakan pada kalian."
Reyga mengangguk paham dan tersenyum lembut ke arah Eliot yang melihat ke arahnya dengan tatapan penasaran sedangkan, Reza hanya mengangguk dengan ekspresi datar.
"Eliot saat ini berada di kelas 10 SMA. Akan tetapi, homeschooling untuk semester pertama lebih tepat untuk dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya, Daddy percayakan padamu untuk menjaga Eliot di sekolah, Reza."
Reza mengangguk dan kembali sibuk memainkan ponselnya yang lebih menarik daripada perbincangan membosankan ini.
"Daddy, akan pergi selama 5 hari untuk pekerjaan bisnis keluar kota. Kalian bisa kan menjaga Eliot selama Daddy tidak ada?"
"Jangan khawatirkan itu Dad."
Thomas mengangguk puas. Sungguh ia awalnya khawatir kepada kedua anaknya apabila berkata kasar pada Eliot. Ternyata, kedua anaknya juga sudah memutuskan untuk berubah.
Thomas merasa jika ada seseorang yang menatapnya sedih. Itulah Eliot. Eliot cukup kaget jika Daddynya harus pergi untuk bekerja. Tepatnya meninggalkan dirinya. Hanya saja, tidak ada pilihan lain. Thomas pun mengelus pucuk rambut Eliot dengan lembut.
"Baiklah, malam ini Daddy akan pergi. Kalian harus akur satu sama lain, mengerti? Reyga, kau kakak tertua jagalah Eliot dengan baik."
"Iya, Dad. Hati-hati di jalan."
"Hati-hati Dad."
"Kau, harus sering pulang Reza."
"Hehe, tidak janji dad."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eliot
Teen FictionLangit hari terlihat sangat cerah. Banyaknya burung berterbangan menghiasi indahnya langit pagi. Kicau burung menyeruak begitu nyaring. Cahaya matahari mencoba masuk ke sela-sela jendela ruangan bernuansa khas putih. Disinilah, lelaki mungil berbari...