Eliot merasa terusik, ketika seseorang mencoba untuk membuka bajunya. Ia merasa nyaman akan tempat tidur empuk yang rasanya sudah lama tidak ia rasakan sejak berada di rumah sakit. Mata bulatnya yang indah mengerjap pelan. Sedikit buram tapi ia tahu bahwa saat ini Dokter Ricky sedang membantu membuka pakaiannya.
"Dokter Ricky?" Ucapnya sambil mengucek mata.
"Sudah bangun? Tidur lagi saja Eliot. Ini sudah sore, Dokter Ricky akan membantu mandi. Bibi Lily sedang sibuk membereskan barangmu, hm?"
Eliot mengangguk pelan dan tertidur lagi. Ia memang sudah terbiasa dengan Dokter Ricky yang akan membantunya mandi. Dokter Ricky tersenyum simpul melihat pulasnya Eliot tertidur.
Dokter Ricky memang sudah terbiasa membantu Eliot mandi. Akan tetapi, ia belum terbiasa dengan penampilan Eliot saat ini. Tubuh mulus yang putih tanpa sehelai rambut. Kulitnya terasa lembut dan kenyal. Tubuhnya begitu mempesona. Tidak lupa kedua nipple-nya yang berwarna merah muda itu. Melihat Eliot seperti ini, membuat sulit Dokter Ricky.
"Huh, apakah kau benar-benar anak SMA Eliot?" ucapnya dalam hati.
Eliot yang tertidur mulai bergerak pelan seakan mencari tempat nyaman di tempat tidur itu. Dokter Ricky melihat bongkahan bagian belakang Eliot itu dengan cepat menutupnya dengan handuk putih yang disiapkan. Dokter Ricky mengalihkan pandangan. Baginya, itu adalah pemandangan yang ingin ia hindari.
Sebelum Dokter Ricky mengangkat Eliot ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Suara pintu terbuka tanpa aba-aba. Menampilkan pria gagah yang dikenal baik oleh Dokter Ricky. Dokter Ricky membiarkan Eliot berbaring kembali dan menyapa kawan semasa SMA-nya.
"Thomas".
Thomas Mahardika, Ayah dari Eliot Mahardika yang memiliki usia sama dengan Dokter Ricky. Wajahnya sangat tegas dan dominan tampan. Siapapun tidak akan menyangka jika ia adalah seorang Ayah beranak 3.
Matanya tersorot tajam dan dingin, hidungnya mancung, dan bibirnya begitu mempesona. Rahangnya sangat membantu proporsi wajah tegasnya. Rambutnya berwarna hitam pekat dan tubuh kekar tinggi menjulang.
Thomas melihat Dokter Ricky dan seorang pemuda yang terbaring diam disana. Ia menatap Dokter Ricky secara tajam namun tak ada maksud tertentu. Dokter Ricky memang sedikit menjauh dari thomas sejak kejadian yang menimpa Eliot. Tapi, ia juga adalah sahabat baiknya.
Thomas berjalan ke arah Dokter Ricky namun tatapan menuju pemuda tersebut. Matanya yang tajam terlihat terkejut. Kenapa anak ini tidak memakai sehelai baju? Itulah yang ia tanyakan dalam hati. Dokter Ricky pun mengerti dan mulai menjelaskan.
"Aku baru saja ingin membantunya mandi. Ini sudah sore dan Bibi Lily sedang sibuk." ucapnya malas.
"Kau?" Tanya thomas tidak percaya. Buat apa temannya ini membantu anaknya mandi.
"Tidak usah bingung. Dia sudah lama di rumah sakit tempat ku bekerja. Sudah sewajarnya aku membantunya disaat keluarganya bahkan tidak pernah datang. Sudahlah, aku tidak ingin berdebat denganmu Thomas. Aku akan memandikannya, setelah itu ada yang ingin aku sampaikan mengenai kondisi Eliot." ucapnya ketus.
Thomas nampak tidak peduli. Matanya hanya menuju pemuda yang terbaring di sana tanpa sehelai pakaian. Matanya tidak bisa mengalihkan pandangan pada tubuh mulus yang tidak ingin ia akui sebagai anaknya. Ketika Dokter Ricky ingin menggendong Eliot, Thomas mencegahnya.
"Biar aku saja, kau keluar." ucapnya tegas.
"Apa maksudmu? Apa aku tidak salah dengar! Kau tentu tidak berniat membawanya balik ke rumah sakit lagi kan?!" Dokter Ricky tidak mengerti apa yang temannya ini katakan. Setelah apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eliot
Teen FictionLangit hari terlihat sangat cerah. Banyaknya burung berterbangan menghiasi indahnya langit pagi. Kicau burung menyeruak begitu nyaring. Cahaya matahari mencoba masuk ke sela-sela jendela ruangan bernuansa khas putih. Disinilah, lelaki mungil berbari...