Ruang makan besar itu diisi oleh dua pria tampan yang memiliki kharismanya tersendiri. Cukup lama mereka makan secara diam. Itulah kebiasaan mereka untuk menghormati makanan yang mereka santap.
"Ehem, bisa kau jelaskan apa yang terjadi oleh Eliot?"
Dokter Ricky tersenyum miring. Ia tidak menyangka bahwa orang yang berada di hadapannya ini akan menanyakan kondisi anak yang tidak pernah ia akui.
"Eliot menderita amnesia. Tidak perlu terkejut, seharusnya kamu tau sendiri mengapa dia bisa menderita penyakit itu. Aku sendiri tidak tahu harus bersyukur atau sebaliknya. Setidaknya, ia tidak akan pernah ingat apa yang sudah kau lakukan padanya selama ini."
Thomas memandang dokter Ricky dengan tatapan dingin. Sebenarnya ia cukup terkejut akan tetapi setelah melihat Eliot tadi, ia jadi yakin apa yang diomongkan oleh temannya ini benar adanya.
"Apakah ada kemungkinan, ingatannya kembali?"
"Kenapa kau berbicara seperti itu? Apa kau merasa beruntung karena anak yang tidak pernah kau akui itu tidak akan pernah mengingat siksaan dan makian yang kau berikan?"
"Jawab saja pertanyaanku."
"Huh, karena benturan kepalanya cukup parah berkat seseorang yang bodoh, kemungkinan tidak. Akan tetapi, itu juga tidak memastikan bahwa ia tidak bisa mengingat kembali."
Bunyi garpu diletakkan diatas piring terdengar. Menandakan bahwa Thomas telah selesai makan malam. Ia tidak tahu harus bersikap apa. Ia merasa bersyukur dan cukup senang dengan amnesia yang dialami anaknya.
Apakah Tuhan sedang memberikanku kesempatan kedua? Lebih tepatnya, apakah ini tanda untuk menebuskan dosa-dosaku.
Dokter Ricky yang melihat ekspresi Thomas sedikit tersenyum justru merasakan emosi. Seakan dia tahu, apa yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya ini. Jujur, ia kecewa dengan Thomas yang berubah menjadi orang yang kasar. Dokter Ricky menjadi teringat akan kejadian masa lalu yang membuatnya berubah.
Masa Lalu
Thomas memanglah pemuda yang dingin akan tetapi jauh di lubuk hatinya dia adalah orang yang hangat dan setia. Ia akan memberikan segalanya kepada orang yang dapat mengambil hatinya. Salah satu orang itu adalah anak dan istrinya. Rosa merupakan istri Thomas yang sudah meninggal sekitar 13 tahun yang lalu.
Thomas sangat mencintai Rosa. Baginya, Rosa adalah dunianya. Kisah cinta mereka pun dianugerahi oleh dua orang anak yakni Reyga mahardika dan Reza mahardika. Kehidupan mereka sungguh harmonis. Sampai suatu ketika, kejadian tidak mengenakkan terjadi pada istri tercintanya.
Rosa yang pada waktu itu ingin menghabiskan waktu tersendiri mengalami kejadian yang membuatnya depresi. Ia diperkosa dan diberi obat tidur sehingga ia tidak tahu siapa yang memiliki niat jahat tersebut. Hingga akhirnya ia tahu, jika dirinya sedang mengandung.
Ia sudah cukup trauma dan depresi akan kejadian itu. Tentu, thomas juga sedih dan khawatir akan kondisi istrinya. Semua hal ia lakukan untuk mengembalikkan istrinya seperti semula.
Kabar kehamilan Rosa pada waktu itu seperti bencana baginya. Rosa hanya bisa terdiam dan tidak ingin melakukan hal apapun. Ia hanya akan termenung sendiri dan mulai mengabaikan Thomas beserta kedua anaknya. Thomas tentu sangat sedih dan seperti akan gila. Akan tetapi, ia harus berusaha tegar saat berhadapan istrinya. Thomas juga membuat pengertian kepada kedua anaknya yang seakan mengerti kondisi ibunya.
Thomas sangat khawatir. Namun, tak pernah terpikir bahwa Rosa nekat ingin mengakhiri hidupnya pada hari itu. Saat Thomas hendak membawakan semangkuk bubur dan susu hangat ke kamar, ia menemukan Rosa bersimbah darah diatas tempat tidur. Tidak ada ekspresi maupun jeritan. Matanya hanya menatap langit-langit kamar. Thomas dengan bergegas membawa Rosa ke rumah sakit. Perjalanan terasa begitu lama membuat Thomas khawatir dan menangis untuk pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eliot
Teen FictionLangit hari terlihat sangat cerah. Banyaknya burung berterbangan menghiasi indahnya langit pagi. Kicau burung menyeruak begitu nyaring. Cahaya matahari mencoba masuk ke sela-sela jendela ruangan bernuansa khas putih. Disinilah, lelaki mungil berbari...