36. Ini tentang apa?

1.2K 199 55
                                    

🥀
Sebelumnya aku ikut sedih atas berita duka yang ramai di media sosial beberapa minggu belakangan ini. Semoga kita kuat selalu, bertahan di sini demi makanan kesukaan atau drakor-drakor yang belum ditonton. Yang merasa ketrigger dengan berita-berita tersebut, tolong istirahat sebentar. Matikan media sosialmu dan bermainlah bersama majikan 🐱 seperti saya 🤍

Selamat membaca Bubu. Semoga waras sampai tamat :)

_______________________

"Masih banyak tempat seru yang belum kamu kunjungi. Masih ada makanan-makanan enak yang belum dicoba. Bertahan di sini samaku, ya? Kita coba semuanya sama-sama. Kita bahagia bareng. Kita sembuh bareng. Kamu nggak sakit sendirian. Ada aku."- Atha


__________







"Aku masih nggak paham, kenapa tokoh utama dalam cerita kamu selalu berakhir menyedihkan."

"Karena aku suka akhir yang menyedihkan."

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk ke supermarket terdekat saja, alih-alih meneruskan niat yang semula ingin ke pusat perbelanjaan. Hal tersebut dikarenakan Prilly yang mengatakan bahwasannya tiba-tiba saja dia terlalu malas untuk kemana-mana hari ini. Dengan penampilan yang sudah sangat siap untuk dating time di siang hari, mereka hanya berakhir di supermarket dengan troli yang dipenuhi oleh stok dapur dan keperluan rumah tangga yang sudah habis.

Selesai dari supermarket, keduanya memilih untuk langsung pulang dan memutuskan makan siang di rumah saja-entah itu delivery atau masak-di tengah siang hari yang terik.

Ali awalnya menyarankan agar pesan makanan dari luar saja agar bisa langsung dinikmati tanpa menunggu waktu yang lama, alih-alih harus masak lagi begitu sampai di rumah. Namun, Prilly menolak ide tersebut. Perempuan dengan janin berusia 4 bulan lebih di dalam perut tersebut bahkan langsung membongkar plastik yang berisikan bahan keperluan memasak dan bergegas menyiapkan semua bumbu-bumbu yang dibutuhkan.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama-yang tentu saja dibantu oleh Ali dengan sigap-Garlic butter and potatoes skillet yang menjadi menu makan siang mereka selesai tanpa banyak drama.

Mereka memutuskan untuk lunch di gazebo yang terletak di area belakang dekat swimming pool. Di tengah santapan makan siang bersama, Ali menanyakan sedikit mengenai mengapa akhir dari cerita yang ditulis oleh Prilly selalu memiliki akhir yang menyedihkan. Ali beberapa kali sempat membaca novel-novel karangan Prilly yang berada di rak yang terletak di kamar mereka. Akhir dari sebagian novel tersebut selalu memiliki akhir yang tragis dan bersifat open ending tanpa ada musim kedua.

"Bukannya kebanyakan orang suka cerita fiksi karena selalu menawarkan halusinasi yang bisa mengobati drama-drama di kehidupan nyata ya, Jo? "

"Buktinya banyak yang suka sama akhir menyedihkan itu kan, Mas?"

"Kamu nggak ada niat untuk menghadirkan cerita yang memberikan kesan membahagiakan?"

"Orang Indonesia lebih suka sama sesuatu yang menyentuh hati, Mas. Kisah yang terlalu bahagia akan membuat mereka mual. Maka dari itu, aku dijuluki bukan ibu peri."

Piring milik Prilly sudah kosong sejak kentang potongan terakhir berhasil ia masukkan ke dalam mulut. Rasanya sudah lama sekali dia tidak memasak dan menghidangkan makanan untuk sang suami karena perang dingin yang terjadi selama dua minggu ini.

"Kamu ada niat untuk bawa 'Hari-Hari Sebelum Kematian' ke layar kaca?"

"Kenapa? Kamu mau jadi sponsor? Atau Eksekutif produser?"

BUBU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang