5|•°•|Prilly Zoravanya : Remember

2.8K 443 37
                                    

"Sahabat itu nggak perlu banyak. Punya satu, tapi nggak munafik itu udah lebih dari cukup."- Zora

.

Prilly baru keluar dari lift yang tadi membawanya turun ke lantai dasar kantor penerbitan, ketika ada seseorang yang memanggilnya dengan begitu semangat dari arah sisi kanan.

"Zora!! Beb!"

Sebuah tawa lirih terlepas begitu saja ketika Prilly melihat ada seorang perempuan dengan celana bahan dan blouse berlari kecil menghampirinya dengan wajah riang.

"Nggak kenal gue sama lo. Buat malu aja," hina Prilly begitu perempuan itu sudah berdiri di dekatnya da langsung memeluk Prilly dengan begitu erat. "Bukan teman gue."

"Iya, gue kan cabat lo, Beb. Duhhh ... senangnya aku tuh ketemu dirimu di sini."

"Sumpah! Bukan teman gue," lirih Prilly sembari merenggangkan pelukan perempuan tersebut dan mulai beranjak pergi.

"Songong lo semakin baik aja, Jo! Si kampret ini! Zora!"

"Bukan teman gue ...." lirih Prilly lagi. Pasalnya perempuan tersebut berteriak di tengah-tengah keramaian lobi kantor penerbitan, yang membuat mereka menjadi sorotan awam.

"Zora, ih!"

Lihat! Lihatlah si perempuan dengan tubuh tinggi, wajah sangar yang sekarang tengah mendelik di depannya. Wajah dan tingkah lakunya tidak cocok.

"Kenapa sih, Audy Margaretha?"

"Jahat lo ya, Beb, sama gue! Kita kan udah lama nggak ketemu. Sekalinya ketemu lo makin songong banget."

Audy Margaretha adalah sahabat Prilly sejak SMP hingga lulus masa putih abu-abu. Prilly dan Audy berpisah ketika Audy memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Malang, sedang Prilly di Bandung. Bisa dikatakan, ini adalah pertemuan pertama mereka setelah perayaan kelulusan SMA beberapa tahun yang lalu. Namun, tetap saja Audy tidak pernah berubah di mata Prilly. Masih bawel, tidak punya urat malu, hobi teriak-teriak di tengah keramaian dan hobi sekali mendelikkan matanya ketika kesal.

"Lo buat malu."

"Tai! Makin tua, makin nggak ada akhlak mulut lo ya, Jo? Lo mau ke mana?"

"Pulang doooong. Princess nggak boleh lama-lama di luar rumah, terlebih sama Ody. Nanti Princess nggak shinning, shimmering, splendid lagi dong," ujar Prilly dengan berlebihan dan memasang ekspresi wajah yang menjijikan menurut Audy.

"Gue tabok lama-lama mulut lo ya, Jo. Nggak ada akhlak banget."

Prilly tertawa senang sembari menarik lengan Audy cepat untuk berdiri di sebelahnya. "Gue laper, Dy. Cari makan, ayo!"

"Gue kalau di rumah jadi ratu. Tapi, kalau udah sama elo, gue jadi babu mulu. Tertai memang lo, Jo!"

Bisa dikatakan Audy itu terlahir dari keluarga yang bergelimang harta yang mungkin tidak akan habis sampai tujuh turunan. Kedua orang tua Audy memberikan nama Audy karena terinspirasi dari mobil audi. Ya, mobil. Agar kelak putri bungsu mereka tumbuh menjadi wanita yang berkelas. Namun, apalah daya. Harapan orang tua Audy sepertinya hanya sebatas harapan. Karena begitu Audy besar, putri bungsu mereka justru menjelma menjadi gadis dengan mulut kotor yang suka sekali memaki orang, mendesis, menghina orang yang memang pantas untuk dihina, dan suka bergonta-ganti pacar. Ya, itu Audy.

BUBU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang