31 | Yunda Dewi

1.6K 208 0
                                    

Kereta bergambar banteng putih memasuki pelataran Keraton Wengker bersama dengan rombongannya. Bhre Lasem turun dari keretanya, kemudian diikuti oleh sang suami, Bhre Matahun. Pasangan penguasa dua kerajaan vasal Majapahit disambut hangat oleh Bhre Wengker dan istrinya, Bhre Daha. Kedatangan putri sulung dari Kudamerta dan Dyah Wiyat beserta menantunya bertujuan tak lain adalah untuk menghadiri Upacara Tukon.

Indudewi yang telah bergelar Rajasaduhita Bhre Lasem menyentuh kaki romonya. Sementara itu, Bhre Wengker menyuruh pundak putrinya agar berdiri, lalu memeluknya erat. Kilatan kebahagiaan terpancar dari netra keduanya. Lantas, pelukan pun terurai. Indudewi juga melakukan hal yang sama kepada ibundanya.

"Salam dari saya, Paduka Bhre Wengker dan Paduka Bhre Daha. Semoga Wengker selalu dilindungi oleh Sang Hyang Widhi," ucap Bhre Matahun.

Bhre Wengker mengangguk. Ia menerima salam menantunya. Lantas, dirinya mempersilakan putra-putrinya memasuki pendopo utama Keraton Wengker. Penguasa Lasem dan Matahun dijamu oleh hidangan khas Wengker dan srebad hangat, sangat cocok untuk suasana hari itu yang mendung.

Rajasawardhana dengan senang hati duduk berseberangan dengan mertuanya. Lain halnya dengan Indudewi, ia mendekati orang tuanya dan berbisik, "aku ingin menemui nimasku." Setelah mendapat anggukan persetujuan dari orang tuanya, Indudewi bergegas meninggalkan pendopo agung. Sementara itu, Raden Larang yang bergelar Rajasawardhana menemani Bhre Wengker dan Bhre Daha berbincang.

Indudewi melangkahkan kakinya menuju kamar Sudewi. Sebelum mencapai tujuan, ia berhenti sejenak di depan pintu kayu. Ya, itu adalah kamarnya dahulu sebelum menikah dengan Bhre Matahun. Indudewi membuka pintu perlahan. Lantas, ia mengintip, tidak sampai memasuki tempat yang penuh kenangan itu. Putri sulung dari Kudamerta mengulas senyum. Memori indah berputar di benaknya. Indudewi merindukan semua momen yang tak terlupa itu. Kamarnya masih sama sejak ia tinggalkan. Beberapa barang pribadi yang sengaja tak dirinya bawa juga masih bertengger rapi di tempat semula. Indudewi tersanjung karena penghuni Keraton Wengker yang masih mengingatnya.

Indudewi melanjutkan langkah. Akhirnya ia tiba di sebuah pintu kayu yang letaknya tidak jauh dari kamar pribadinya. Paricaraka yang menjaga kamar tersebut segera bergeser untuk memberi ruang kepada putri sulung Kudamerta. Sang penguasa Lasem menoleh, alhasil Anantari selaku dayang kepercayaannya dengan sigap mendekat ke arah Indudewi. "Tunggulah di sini, aku ingin berbicara dengan Sudewi," pintanya dengan selembut mungkin. Anantari pun mengangguk. Ia tak berani menentang keinginan tuannya.

Indudewi mengetuk pintu kamar Sudewi. Tak lama kemudian, nampaklah si Nimas kecil yang ia rindukan. Wanita yang bergelar Bhre Lasem itu langsung memeluk adiknya. Saking eratnya pelukan, menyebabkan Sudewi refleks memundurkan langkah. Ia terkejut dengan aksi tiba-tiba kakaknya.

Indudewi melepaskan pelukan setelah Sudewi menepuk punggungnya dengan keras. Nampaknya, sang Putri kesulitan bernapas karena ulah kakaknya. "Aku sangat merindukanmu, Nimas!" seru Indudewi sembari menutup pintu kamar Sudewi supaya para paricaraka tidak mendengar pembicaraan mereka.

Melihat respon Sudewi tak seperti harapannya, Indudewi mencebik. Ia memajukan bibirnya yang terpoles lati aruna. Lantas, penguasa Lasem itu berkacak pinggang. "Apakah kau tak menyukai kehadiranku?" tanyanya memelan.

Mata Sudewi berair. Dusta bahwa dirinya tak merindukan sang yunda. Bahkan, ia tak sempat bertemu Indudewi di Istana Trowulan menjelang Rajawiwaha antara Maharaja Majapahit dan Putri Sunda Galuh. Namun, karena Peristiwa Bubat yang merenggut nyawa Pitaloka dan rombongan dari kerajaan itu, membuat Bhre Lasem membatalkan perjalanannya ke ibu kota Majapahit tersebut.

Tangan Sudewi terulur, sehingga menyentuh dagu kakaknya. "Tataplah mataku, Yunda. Apakah kau tak melihat kegundahan ini?" Gadis bersurai hitam itu melempar pertanyaan, bukan jawaban.

APSARA MAJA : SANG PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang