2

8.4K 666 31
                                    

Jaemin berjalan, lebih tepatnya setengah berlari, dengan satu — satunya pelayan yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi.

Aturannya tidak boleh. Seorang anggota kerajaan tidak boleh berlari dalam situasi apapun kecuali yang mengancam nyawanya. Sebuah aturan yang Jaemin pelajari dikelas 'etiket dan etika', ditulis dengan tebal sebagai salah satu point ke'anggunan'.

Jaemin selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan dirinya tidak melanggar aturan. Karenanya, ia begitu menahan dirinya untuk tidak berlari. Tapi sebagai gantinya ia berjalan dengan cepat.

Karena bagi Jaemin, ini genting, tidak. lebih tepatnya terlampau genting. pokoknya kali ini dia tidak boleh terlambat.

Jaemin menghentikan langkahnya tepat didepan sebuah pintu besar setelah perjalan panjangnya.
Pintu besar berlapis emas dan permata dengan corak bunga Gladiol yang menjadi lambang kerajaan dipahat tebal ditengah — tengahnya.

Nafasnya sedikit memburu, menunjukkan seberapa kencang ia berjalan. Butuh beberapa waktu untuk menetralkan nafasnya, dan itu cukup untuk membuat para dayang dan pengawal melirik sinis padanya.

Imagenya sudah cukup buruk, sepertinya itu akan lebih buruk karena ia tampak kacau didepan orang — orang ini.

Tapi, haruskah Jaemin peduli itu sekarang? Jaemin menggeleng sebelum menghembuskan nafas pelan.

"Yena, apa aku terlihat terlalu kacau?" tanyanya mengoreksi penampilannya pada Yena.

Yena melangkah mendekat, memperbaiki manik pada baju Jaemin yang sedikit berantakan, kemudian mengelurkan sapu tangan dari jubahnya untuk menghapus keringat sebesar biji jagung dari wajah manis pangerannya.

"sekarang, sempurna." Jawab Yena sebelum mengganti mimik khawatirnya dengan senyum lembut untuk pangerannya yang dibalas Jaemin dengan senyum tak kalah lebar.

"mereka didalam?" tanya Jaemin pada kasim yang berdiri disana.

dan kasim yang berjaga hanya mengangguk dengan wajah datar.

"anda siap yang mulia?" tanya Yena memastikan tuannya.

Dibalas Jaemin dengan anggukan yakin.

"umukan kedatangan pangeran." Perintah Yena kemudian.

"Pangeran Jaemin tiba." ucap kasim mengumumkan dengan suara lantang.

Dan pintu besar yang selama ini hanya selalu Jaemin lihat dari jauh, untuk pertama kalinya setelah sekian tahun kembali terbuka untuknya.

_Flashback Beberapa Waktu Lalu_

Jaemin masih sedang bersama Jisung waktu itu. Mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang menjadi lebih ramai dari malammalam biasanya.

Matahari sudah terbenam beberapa saat yang lalu, hanya sisa jingganya yang masih mencetak diawan ufuk barat. tapi karena acara Haula dirayakan disana, jalan yang biasanya cukup tenang, menjadi lebih ramai dengan banyaknya lalu lalang pendatang, ditambah banyak pedagang daerah kecil yang datang untuk berjualan diibukota kerajaan, jalan itu berubah menjadi pasar malam dalam sekejap.

"aku membacanya dibuku." kata Jaemin.

"kali ini apa?" tanya Illard tampak penasaran.

"tentang pedagang dari daerah kecil yang akan datang kala Haula dirayakan di ibukota kerajaan. dari pada rasa senangku, mereka pasti jauh lebih senang."

"tidak juga."

Jaemin menaikkan sebelah alisnya merasa sedikit kesal karena Illard begitu mudah tidak setuju dengannya.

EMPIRE | Nomin {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang